Laporkan Masalah

Faktor prognostik yang berpengaruh terhadap angka kemampuan hidup pasien ikterus obstruktif akibat keganasan yang dilakukan pintasan biliodigestif di RS Dr. Sardjito Yogyakarta

BASUKI, Suka, dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD

2005 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Latar Belakang : Ikterus obstruktif yang disebabkan proses keganasan berhubungan dengan prognosis yang buruk. Manajemen pasien adalah sulit bagi ahli bedah karena pasien datang dalam keadaan stadium lanjut dari penyakit. Tindakan operasi yang dapat dilakukan pada keadaan ini adalah prosedur paliatif pintasan biliodigestif. Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui angka kemampuan hidup pasien setelah dilakukan operasi paliatif dan faktor prognostik yang berpengaruh terhadap angka kemampuan hidup tersebut. Bahan dan Cara : Subyek penelitian adalah pasien ikterus obstruktif akibat keganasan yang dirawat di RS Dr. Sardjito pada periode 1999 – 2004. Diagnosis keganasan ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang dan temuan makroskopis pada saat dilakukan operasi. Kriteria inklusi adalah pasien ikterus obstruktif akibat keganasan. Kriteria eksklusi adalah pasien yang meninggal oleh karena penyakit lain. Kemampuan hidup pasien dihitung sejak hari pertama pasien pulang dari rumah sakit. Selanjutnya dilakukan evaluasi kemampuan hidup 1 tahun. Faktor prognostik yang dinilai adalah angka lekosit, suhu, umur, albumin, GOT/GPT, ALP, bilirubin. Desain penelitian dengan kohort retrospektif. Analisis data dengan mengukur angka kemampuan hidup menggunakan metode product limit dari Kaplan Meier. Untuk menentukan kemaknaan hubungan faktor prognostik dengan kemampuan hidup dilakukan analisis multivariat (regresi logistik). Hasil : Didapatkan 61 kasus ikterus obstruktif akibat keganasan selama periode 1999- 2004. Satu kasus dieksklusi karena alamat tidak lengkap. Dilakukan operasi paliatif sebanyak 27 kasus dan tidak operasi 33 kasus. Rata-rata angka kemampuan hidup yang operasi 212 hari dan tidak operasi 89,2 hari. Angka kemampuan hidup 1 tahun setelah dilakukan operasi paliatif sebesar 22,22 % sedangkan yang tidak operasi 12,12 %. Kemampuan hidup 1 tahun berdasarkan faktor prognostik : angka lekosit (p=0,9584), suhu (p=0,0809), umur (p=0,7188), albumin (p=0,1826), GOT/GPT (p=0,2047), ALP (p=0,4527), bilirubin (p=0,8549). Analisis multivariat menunjukkan tidak ada faktor prognostik yang secara statistik bermakna mempengaruhi kemampuan hidup (p>0,05). Kesimpulan : Angka kemampuan hidup 1 tahun pasien ikterus obstruktif akibat keganasan setelah dilakukan pintasan biliodigestif sebesar 22,22 %. Tidak ada faktor prognostik yang diteliti yang berpengaruh terhadap angka kemampuan hidup 1 tahun.

Latar Belakang : Ikterus obstruktif yang disebabkan proses keganasan berhubungan dengan prognosis yang buruk. Manajemen pasien adalah sulit bagi ahli bedah karena pasien datang dalam keadaan stadium lanjut dari penyakit. Tindakan operasi yang dapat dilakukan pada keadaan ini adalah prosedur paliatif pintasan biliodigestif. Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui angka kemampuan hidup pasien setelah dilakukan operasi paliatif dan faktor prognostik yang berpengaruh terhadap angka kemampuan hidup tersebut. Bahan dan Cara : Subyek penelitian adalah pasien ikterus obstruktif akibat keganasan yang dirawat di RS Dr. Sardjito pada periode 1999 – 2004. Diagnosis keganasan ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang dan temuan makroskopis pada saat dilakukan operasi. Kriteria inklusi adalah pasien ikterus obstruktif akibat keganasan. Kriteria eksklusi adalah pasien yang meninggal oleh karena penyakit lain. Kemampuan hidup pasien dihitung sejak hari pertama pasien pulang dari rumah sakit. Selanjutnya dilakukan evaluasi kemampuan hidup 1 tahun. Faktor prognostik yang dinilai adalah angka lekosit, suhu, umur, albumin, GOT/GPT, ALP, bilirubin. Desain penelitian dengan kohort retrospektif. Analisis data dengan mengukur angka kemampuan hidup menggunakan metode product limit dari Kaplan Meier. Untuk menentukan kemaknaan hubungan faktor prognostik dengan kemampuan hidup dilakukan analisis multivariat (regresi logistik). Hasil : Didapatkan 61 kasus ikterus obstruktif akibat keganasan selama periode 1999- 2004. Satu kasus dieksklusi karena alamat tidak lengkap. Dilakukan operasi paliatif sebanyak 27 kasus dan tidak operasi 33 kasus. Rata-rata angka kemampuan hidup yang operasi 212 hari dan tidak operasi 89,2 hari. Angka kemampuan hidup 1 tahun setelah dilakukan operasi paliatif sebesar 22,22 % sedangkan yang tidak operasi 12,12 %. Kemampuan hidup 1 tahun berdasarkan faktor prognostik : angka lekosit (p=0,9584), suhu (p=0,0809), umur (p=0,7188), albumin (p=0,1826), GOT/GPT (p=0,2047), ALP (p=0,4527), bilirubin (p=0,8549). Analisis multivariat menunjukkan tidak ada faktor prognostik yang secara statistik bermakna mempengaruhi kemampuan hidup (p>0,05). Kesimpulan : Angka kemampuan hidup 1 tahun pasien ikterus obstruktif akibat keganasan setelah dilakukan pintasan biliodigestif sebesar 22,22 %. Tidak ada faktor prognostik yang diteliti yang berpengaruh terhadap angka kemampuan hidup 1 tahun.

Kata Kunci : ikterus obstruktif akibat keganasan, kemampuan hidup 1 tahun, faktor prognostik, malignant obstructive jaundice, one-year survival rate, prognostic factors


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.