Hubungan faktor dan temuan klinis dengan terjadinya perforasi pada apendisitis akut anak di RS Dr. Sardjito
ARONGGEAR, Donald Willem, dr. Rochadi, SpB.,SpBA(K)
2006 | Tesis | PPDS I Ilmu BedahLatar Belakang : Insiden apendisitis akut anak adalah ± 25 % dari seluruh kasus pada semua kelompok umur, dan umumnya pada umur 6-10 tahun. Diagnosisnya lebih sulit dibandingkan pada orang dewasa, hingga 50% kasus sudah mengalami perforasi saat datang berobat. Dengan berdasarkan data tersebut, maka perlu dilakukan penilaian hubungan faktor dan temuan klinis dengan terjadinya perforasi. Bahan dan Cara : Sumber data adalah rekam medik penderita apendisitis akut anak berumur ? 14 tahun dan yang menjalani operasi di RS Dr. Sardjito selama kurun waktu Januari 2002 sampai dengan Desember 2005, kemudian ditelusuri data jenis kelamin, umur, berat badan, lama gejala, gejala muntah, riwayat apendisitis sebelumnya, riwayat pengobatan sebelumnya, temperatur badan, defans muskular lokal pada kuadran kanan bawah, jumlah lekosit dan ada tidaknya perforasi, kemudian dilakukan uji analisa. Uji analisa yang dipakai adalah korelasi regresi logistik, yang bertujuan untuk mencari faktor resiko dan protektif yang bermakna antara beberapa faktor dan temuan klinis dengan terjadinya perforasi pada apendisitis akut, sesuai durante operasi. Hasil : Dari 81 kasus, didapatkan 45(55,6%) kasus telah mengalami perforasi. Pada analisa univariat uji Chi square dan uji t, didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada rentang umur 2-14 tahun,mean 10,73 tahun dan SD 2,16 tahun; (p=0,03). Rentan lama gejala 1-7 hari, mean 3,74 hari, SD 1,46 hari; (p=0,00). Rentang jumlah lekosit 8.000-30.100/mm3 , mean 17.101/mm3, SD 5.742/mm3; (p=0,01). Rentang temperatur 36,8-40,0 °C, mean 37,84 °C dan SD 0,86 °C ; (p=0,01). Gejala muntah (p=0,00), defans muskular lokal (p=0,00). Tidak didapatkan perbedaan bermakna (p?0,05) terhadap terjadinya perforasi pada kelompok jenis kelamin (p=1,00), riwayat penyakit yang sama sebelumnya (p=0,72), riwayat pengobatan sebelumnya (p=0,72), kelompok status gizi (p=0,22). Faktor-faktor yang bermakna diuji secara statistik menggunakan analisis multivariat regresi logistik, didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada defans muskular lokal (p=0,01) dan onset gejala (p=0,00). merupakan faktor risiko untuk terjadinya perforasi pada apendisitis anak. Kesimpulan : Temuan klinis defans muskular lokal dan onset gejala pada apendisitis akut anak terbukti merupakan faktor risiko. Kata Kunci: Faktor dan temuan klinis, perforasi , apendisitis anak , faktor risiko.
Background. Incidence of acute appendicitis in children is ± 25% of all group of age, and usually on 6-10 years old. The diagnosis is more difficult compared to adult, almost 50% of case already perforated when came to clinic. The purpose of this study is to determine association between factors and clinical finding of perforated appendicitis. Method. Data obtain from medical record of acute appendicitis in children (age ?14 years old) and appendectomy was performed in Sardjito general hospital between January 2002 and December 2005, variable observed is sex, age, body weight, duration of symptom, vomitus, history of appendicitis, body temperature, local muscle guarding on right lower quadrant, leucocyte count, and if wheather perforation. From the univariate analyses, variables with p value < 0,05, as well as established factors and clinical finding are considered for entry into a logistic regression model to predict perforated acute appendicitis in children, at found in surgery. Result. Of 81 patients examined, 45 cases (55,6%) are perforated acute appendicitis. Analyzed by Chi square test and t-test, with p value < 0,05 on ages 2-14 years old, mean 10,73 years old and SD 2,16 years; (p=0,03). Range of duration of symptom 1-7 days, mean 3,74 days, SD 1,46 days; (p=0,00). Range of leucocyte count 8.000-30.100/mm3, mean 17.101/mm3, SD 5.742/mm3;(p=0,01).Range of body temperature 36,8-40,00C, mean 37,840C, SD 0,860C; (P=0,01). Vomitus (P=0,00), local muscle guarding (p=0,00). There is no significance difference (p?0,05) on sex (p=1,00), history of similar disease (p=0,72), history of treatment before (p=0,72), and nutritional status group (p=0,22). After adjustment for covariates, it is found that local muscle guarding and symptom onset were risk factor associated with perforated appendicitis in children. Conclusion. Factors significantly related with occurence of acute appendicitis in children were local muscle guarding and symptom onset. Keyword. Factors and clinical finding, perforated, appendicitis in children, risk factors.
Kata Kunci : Apendisitis Akut,Perforasi,Temuan Klinis