Faktor risiko kematian neonatus dengan sindrom aspirasi mekonium di Instalasi Maternal-Perinatal RS Dr. Sardjito Yogyakarta
NURRAHMANTO, M. Yanuar Adjie, dr. Setya Wandita, M.Kes.,Sp.A
2006 | Tesis | PPDS I Ilmu Kesehatan AnakLatar belakang : Aspirasi mekonium merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Sekitar 5-15% bayi lahir dengan meconium stained akan berkembang menjadi distres pernapasan. Paling tidak 3-5% bayi dengan sindroma aspirasi mekonium tidak dapat bertahan hidup pada periode neonatus. Beratnya penyakit ini tentu bergantung banyak sedikit jumlah mekonium yang teraspirasi. Dalam prakteknya, akan ditemui kesulitan untuk mengetahui secara pasti berapa banyak mekonium yang telah teraspirasi. Yang dapat dilihat oleh petugas kesehatan adalah gejala klinis penderita, serta tambahan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologi, pemeriksaan darah seperti gas darah, dan lain-lain. Tujuan : mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kejadian kematian bayi-bayi yang menderita sindroma aspirasi mekonium di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr. Sardjito dan besar kontribusi masing-masing faktor tersebut. Desain penelitian : kasus-kontrol Bahan dan cara : data dikumpulkan dari catatan rekam medis bayi yang dirawat di Instalasi Maternal-Perinatal RS Dr Sardjito mulai tahun 2003 sampai Juni 2006. Variabel-variabel yang diduga menjadi faktor risiko kematian diidentifikasi dan dicatat. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis univariat dan analisis multivariat. Hasil : Jumlah subyek yang didapat berjumlah 117 bayi, 35 bayi mengalami kematian (kasus) dan 76 bayi bertahan hidup (kontrol). Sebanyak 6 bayi dieksklusi karena keluar rumah sakit atas permintaan sendiri. Berdasar dari analisis univariat, faktor-faktor risiko terhadap kejadian kematian yang bermakna pada bayi-bayi dengan sindroma aspirasi mekonium di RS Dr Sardjito adalah bayi lahir luar RS Dr Sardjito, penolong persalinan bukan dokter spesialis, skor APGAR 1 – 3 pada menit kelima, suhu badan bayi yang rendah (< 36,5°C) saat awal masuk RS, pH darah yang rendah (< 7,25) dan angka leukosit yang abnormal (< 12.000/mm3 atau > 26.000/mm3). Setelah dianalisis secara multivariat, faktor risiko yang bermakna mempengaruhi kejadian kematian adalah skor APGAR rendah (1 – 3) pada menit kelima (OR = 6,65 IK 95% 1,03 – 43,12), pH darah yang rendah (< 7,25) pada saat awal (OR = 4,71 IK 95% 1,51 – 14,69), bayi lahir luar RS Sardjito (OR 4,48 IK 95% 1,03 – 19,47) dan angka leukosit yang abnormal (OR = 4,31 IK 95% 1,26 – 14,73) Kesimpulan : skor APGAR rendah (1 – 3) pada menit kelima, pH darah rendah (<7,25) pada saat awal, bayi yang dilahirkan di luar RS Sardjito dan angka leukosit abnormal akan meningkatkan risiko kematian bayi-bayi dengan sindroma aspirasi mekonium.
Background : Meconium aspiration still become big problem to newborn babies. Around 5-15% newborn babies with meconium-stained amniotic fluid will develop respiratory distress. At least 3-5% babies with meconium aspiration syndrome can not survive. The severity of the disease depends on the aspirated meconium quantity. We only can see the clinical symptoms and results from other examination, i.e. chest radiograph and blood gas analysis. Objectives : determine factors that can influence mortality of meconium aspiration syndrome patient that hospitalized at Maternal-Perinatal Installation Dr Sardjito Hospital and calculate the contribution of each factor. Study design : case-control Material and method : data was collected from medical records from 2003 to June 2006. Variables that assumed as risk factor of death will be identified and recorded. Data was analyzed with univariate and multivariate statistic analysis. Result : Total number subject was 117 babies, 35 babies were death case (case) and 76 babies could survive (control). Six babies were excluded because discharged from hospital againts medical advice. Based on univariate analysis, variable that identified as risk factor were outborn baby, non-specialist delivery attendent, low APGAR score minute 5 at first admission, low body temperature (<36,5°C), low pH (<7,25) and abnormal leucocyte count (<12.000/CL or > 26.000/CL). After adjusment with multivariate analysis from all variables, the remaining risk factor were low APGAR score (1-3) at 5 minute (OR = 6,65 IK 95% 1,03 – 43,12), low pH (<7,25) at first admission (OR = 4,71 IK 95% 1,51 – 14,69), outborn baby (OR 4,48 IK 95% 1,03 – 19,47) and abnormal leucocyte count (OR = 4,31 IK 95% 1,26 – 14,73). Conclusion : low APGAR score (1-3) at 5 minute, low pH (<7,25) at first admission, outborn babies and abnormal leucocyte count will increase risk for death among babies suffered from meconium aspiration syndrome.
Kata Kunci : sindroma aspirasi mekonium, faktor risiko, kematian, meconium aspiration syndrome, risk factor, death