Laporkan Masalah

Perbandingan nyeri, efek samping/komplikasi, dan waktu pemulihan antara anestesi lokal dengan sedasi dan anestesi intravena total dalam tindakan laparoskopi sterilisasi metode cincin falope di BRSD Wonosobo

AGUSTIANI, Juwita ELva, Dr.dr. H. Ibnu Pranoto, SpOG.,SpAnd

2006 | Tesis | PPDS I Obstetri dan Ginekologi

Latar Belakang: Anestesi lokal (AL) dengan sedasi, telah digunakan sejak 25 tahun yang lalu pada tindakan laparoskopi sterilisasi. Walaupun demikian, tindakan ini biasanya dilakukan dengan anestesi intravena total (AIT). AL dengan sedasi aman digunakan, efektif, murah, dan mempunyai risiko yang rendah untuk terjadinya komplikasi dibandingkan dengan anestesi umum atau anestesi regional. Teknik anestesi ini memungkinkan dilakukan pada tindakan laparoskopi sterilisasi dengan aman di tempat yang mempunyai fasilitas terbatas. Tujuan: Membandingkan anestesi lokal dengan anestesi intravena total pada tindakan laparoskopi sterilisasi oklusi tuba, berkaitan dengan derajat rasa nyeri yang dirasakan, efek samping/komplikasi, dan masa pemulihan pasca tindakan. Metode: Rancangan uji klinik acak (randomized controlled clinical trial). Cara Kerja: Populasi adalah wanita yang akan dilakukan sterilisasi. Kriteria inklusi adalah pasien secara sukarela dan mantap ingin melakukan sterilisasi, masa interval, cukup anak dan dalam keadaan sehat. Sedangkan kriteria eksklusi adalah adanya penyakit kronis dan sistemik (hipertensi, gangguan kardiovaskuler, dan diabetes melitus, asma, epilepsi), dengan riwayat operasi sebelumnya, infeksi rongga panggul, dan alergi (terhadap obat-obat anestesi yang diberikan). Subyek dibagi dalam 2 kelompok secara random, yaitu kelompok anestesi lokal (AL) (Lidokain 1% 15 ml dan Diazepam 10 mg IV), dan kelompok anestesi intravena total (AIT) (Atropin Sulfas 0,25 mg, Diazepam 10 mg, dan Petidin 75 mg IV). Didapatkan 70 pasien, 35 pasien kelompok AL dan 35 pasien kelompok AIT. Penelitian dilakukan di BRSD Wonosobo dari bulan Maret 2005 sampai dengan sampel terpenuhi. Dibandingkan derajat rasa nyeri yang dirasakan, efek samping/komplikasi, dan masa pemulihan pasca tindakan. Rasa nyeri saat tindakan dinilai dengan skor, sedangkan 30 menit dan 60 menit sesudah tindakan dinilai dengan Visual Analog Scale. Data disajikan dalam bentuk tabel serta dianalisis dengan metode Chi Square dan t test. HASIL: Derajat rasa nyeri kedua kelompok tidak ada perbedaan bermakna baik pada saat tindakan (p>0,05), 30 menit pasca tindakan (p>0,05) maupun 60 menit pasca tindakan (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna lama pemulihan dalam hal pencapaian kesadaran (p<0,05), tetapi dalam pencapaian kemampuan duduk dan berdiri/jalan (pemulihan penuh) terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna pada efek samping/komplikasi yang terjadi antara kedua kelompok (p>0,05). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam rasa sakit, dan efek samping/komplikasi yang terjadi, dan terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal pencapaian sadar dengan anestesi lokal dan anestesi intravena total pada tindakan laparoskopi sterilisasi oklusi tuba.

Background: Local anaesthesia (LA), with intravenous sedation, has been used in the last 25 years in laparoscopic sterilization. However, this intervention is usually made under total intravenous anesthesia (TIVA). Local anesthesia with sedation is safe, costeffective, and it’s associate with a significantly lower risk for complications than general or regional anesthesia. This technique has allowed health institutions to provide sterilization services safely in many settings, including those with limited resources. Objective: To evaluate and compare the pain sensation, the side effect or complication, and time of recovery between local anaesthesia with sedation and total intravenous anaesthesia in the procedure of laparoscopic sterilization tubal occlution. Study design: Randomized controlled clinical trial. Methods: Subject was women who underwent laparoscopic sterilization tubal occlution in Wonosobo General Hospital, Central Java, Indonesia from March 2005 until sufficient data was achieved. The inclusion criteria were enough children, and healthy patient. The exclusion criteria were patient with chronic and systemic disease (such as hypertension, cardiovascular disease, diabetic, asthma, epilepsy), history of surgery, pelvic inflammatory disease, and allergy with anesthetic agent. Subjects were 70 and random assigned into two groups: 35 with local anesthesia (Lidocain 1% 15ml + Diazepam 10 mg IV) and 35 with TIVA (Sulfas Atropine 0,25 mg, Diazepam 10 mg, and Petidine 75 mg IV). Pain sensation during the procedure was measured by score, while 30 and 60 minutes post operation pain measured by Visual Analoque Scale (VAS). The side effect or complication and recovery time were observed. The data analyzed by Chi Square and t test. Results: There were no significantly different between the two groups in pain sensation during operation, 30 and 60 minute post operation (p>0,05). There were significantly different in time of consciousness (p<0,05), but full recovery time were no significantly different (p>0,05). The side effect or complications were no significantly different between the two groups (p>0,05). Conclusion: There were no significantly different in pain sensation, side effect or complications. There were significantly different in time of consciousness between the two groups.

Kata Kunci : anestesi lokal, anestesi intravena total, laparoskopi sterilisasi, local anesthesia, total intravenous anesthesia, laparoscopic sterilization


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.