Ketepatan (Troubleshooting) seleksi embrio berdasar morfologi pronukleus pada fertilisasi in vitro

FITRIYATI, Yasmini, Prof.dr. Djaswadi Dasuki, MPH.,PhD.,SpOG

2006 | Tesis | PPDS I Obstetri dan Ginekologi

Latar belakang: Keberhasilan program bayi tabung dinilai dengan dicapainya kehamilan yang viabel dan dilahirkannya bayi tunggal hidup. Pemilihan embrio masih merupakan tantangan dalam fertilisasi buatan. Evaluasi morfologi embrio sebagai salah satu teknik noninvasif yang selama ini banyak digunakan masih memberikan angka implantasi relatif rendah. Evaluasi morfologi pronukleus merupakan suatu penelitian yang telah mencapai tahap seluler, yakni pronukleus. Evaluasi morfologi pronukleus memiliki nilai prediktif yang lebih baik untuk menilai keberhasilan implantasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan (troubleshooting) seleksi embrio berdasar morfologi pronukleus pada teknik fertilisasi in vitro. Rancangan penelitian: Kohort prospektif Hasil: Dari 51 siklus tersebut didapatkan 187 zigot. Sebagian besar zigot adalah zigot Z2 yakni sebanyak 109 zigot (58,30%), diikuti oleh 46 zigot Z1 (24,60%), 21 zigot Z3 (11,20%) dan 11 zigot Z4 (5,90%). Prosedur fertilisasi in vitro yang dikerjakan adalah secara IVF sebanyak 108 zigot (57,75%) dan ICSI sebanyak 79 zigot (42,25%). Dari 116 embrio yang ditransfer, sebagian besar transfer dilakukan pada hari ke-3 yakni sebanyak 62 embrio (54,45%) dan hari ke-5 sebanyak 46 embrio (39,66%). Jumlah transfer blastosis yang dikerjakan sebanyak 34 blastosis (29,31%) yakni 13 blastosis 4AA (38,24%), 6 blastosis 4BB (17,65%), 9 blastosis 3AA (26,47%), 3 blastosis 2AA (8,83%), dan 1 blastosis 1AA (2,94%), keseluruhannya transfer dikerjakan pada hari ke-5. Pada evaluasi hari ke-2 dan hari ke-3, terdapat hubungan yang bermakna antara morfologi zigot dengan morfologi embrio (p<0,05). Makin baik kualitas zigot maka kesempatan berkembang menjadi embrio dengan kualitas yang makin baik adalah sebesar 2,57 kali pada hari ke-2 dan 2,03 kali pada hari ke-3 (hari ke-2 OR=2,57; 95%CI=1,77-3,74, hari ke-3 OR=2,03; 95%CI=1,39-2,95). Pada evaluasi hari ke-5, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara morfologi zigot dengan perkembangan embrio (p>0,05; OR=1,09; 95%CI=0,59-2,00). Makin baik kualitas embrio pada hari ke-3 maka makin besar kemungkinan untuk berkembang menjadi embrio dengan kualitas yang makin baik pada hari ke-5 (OR=2,07; 95%CI=1,05-4,09). IVF memberikan kemungkinan perkembangan embrio yang lebih baik 3,73 kali daripada ICSI tetapi secara statistik tidak bermakna (OR=3,73; 95%CI=0,74-18,91). Simpulan: Semakin baik kualitas zigot maka semakin besar kesempatan untuk berkembang menjadi embrio kualitas baik pada hari ke-2 dan ke-3, tetapi tidak pada hari ke-5 diduga karena sebagian besar embrio telah ditransfer sebelumnya pada hari ke-3.

Background: Selection of the most viable embryo for a transfer remains the most challenging problem in assisted reproductive technology (ART). Evaluation of embryo morphology as one of the non-invasive methods gives an unsatisfactory results, remains relatively a low implantation rate. In order to find viable embryo with high implantation potential, pronucleus morphology evaluation as an examination at cellulare level (pronucleus) has been proposed as a better predictive value for the implantation viability. Pronuclear morphology evaluation is needed as a guidance in embryo selection. Methods: This study design was prospective cohort. This study involved couples with ART (IVF or ICSI) management in Permata hati Infertility Clinic RS Dr Sardjito Yogyakarta since December 2003 until Juli 2005. Result: There were 187 zygotes resulted from either IVF or ICSI procedure, fertilized zygotes from IVF were 108 (57,75%) and 79 (42,25%) were from ICSI procedure. Most of the zygotes are Z2 (58,30%) with 109 zygotes, 46 Z1 zygotes (26,40%), 21 Z3 zygotes (11,20%) and 11 Z4 zygotes (5,90%). Total number of embryos transferred were 116 embryos. Most of them were transferred in day 3 (62 embryos (54,45%) and day 5 (46 embryos (39,66%). Total number of blastocyst transferred were 34 blastocysts (29,31%), consist of 13 blastocysts 4AA (38,24%), 6 blastocysts 4BB (17,65%), 9 blastocysts 3AA (26,47%), 3 blastocysts 2AA (8,83%), and 1 blastocyst 1AA (2,94%), all were in day 5. On day 2 and day 3 evaluation, there are significant relationship between zygotes morphology with embryo morphology (p<0,05). The higher quality of the zygote, the better embryo will result (day 2 OR=2,58; 95%CI=1,81-3,67, day 3 OR=2,08; 95%CI=1,46-2,97). On day 5 evaluation, there are no significant relationship between zygote morphology with embryo morphology in day 5 (p>0,05; OR=1,01; 95%CI=0,59-1,72). IVF gives a better result for good quality zygotesto develop into good quality embryo, but unsignificant statistically (OR=3,89; 95%CI=0,71-21,34). Caused of infertility, ovarian stimulation given and female age have no statistical significant between zygotes morphology and embryo morphology. Conclusions: The higher quality of the zygote, the better embryo will result in day 2 and day 3, but not in day 5 supposed that most of the embryos had been transferred in day 3.

Kata Kunci : Bayi Tabung, Morfologi Embrio, Fertilisasi in Vitro, pronucleus - nucleolus precursor bodies (NPBs) - ART - IVF - ICSI.