Faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan menggunakan sepeda motor :: Studi kasus di Kabupaten Sleman, Yogyakarta
JULIASTUTI, Aristika, Dr.Ir. Sigit Priyanto, M.Sc
2005 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiYogyakarta sebagai kota pelajar menjadi daya tarik tersendiri bagi pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia untuk datang dan menetap di Yogyakarta. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk yang berakibat pada peningkatan kebutuhan sarana transportasi yang digunakan untuk menunjang dan memperlancar aktifitas. Sepeda motor banyak dipilih masyarakat sebagai moda angkutan karena selain kemudahan aksesnya, harganya lebih terjangkau. Hal ini menyebabkan jumlah pengguna sepada motor di Yogyakarta meningkat yang menimbulkan dampak negatif seperti kemacetan lalulintas kecelakaan dan penurunan kualitas lingkungan. Penelitian ini mengangkat masalah faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan menggunakan sepeda motor dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS, untuk mengetahui hubungan antara jumlah perjalanan menggunakan sepeda motor dengan faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhinya. Data diperoleh dari survai wawancara dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada lokasi penelitian yaitu wilayah aglomerasi Kota Yogyakarta bagian Utara dengan cara pengambilan sampel secara acak sejumlah 282 rumah tangga yang tersebar di 8 dusun. Data yang diperoleh terdiri dari data sosial ekonomi seperti jumlah anggota rumah tangga, pendapatan rumah tangga serta jumlah kepemilikan kendaraan dan karakteristik perjalanan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik bangkitan perjalanan sepeda motor diketahui bahwa mayoritas usia pengguna sepeda motor antara 16 – 40 tahun (66%), jumlah perjalanan dengan menggunakan sepeda motor sebanyak 2852 perjalanan per hari (80%), dengan maksud perjalanan sekolah/kuliah dan bekerja sebesar 60% sehingga potensi untuk rutin melakukan perjalanan setiap hari relatif besar. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa bangkitan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor adalah sebanding dengan jumlah pekerja, jumlah pelajar, rata-rata pendapatan keluarga dan jumlah kepemilikan sepeda motor (model Y1) dan sebanding dengan jumlah kepemilikan sepeda motor secara bekas, kredit dan tunai serta jumlah kepemilikan sepeda motor non AB (model Y2). Dari hasil tersebut, diharapkan dapat menjadi masukan kepada pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor.
Jogjakarta as an education city becomes a particular attraction for students and collegians from various province in Indonesia to come and live. This fact can affect the population growth and influence the increase of required transport facility. Meanwhile, this increasing demand has not been balanced by improvement in public transport service thus it encouraged people to select motorcycle as popular alternative mode because its accessibility and economical advantage. This causes the abundance in motorcycle riders with some negative effects such as traffic jam, accident and environmental defect. This research analyzed some affecting factors on number of trip with motorcycle by applying multivariate linear regression method using SPSS software. It aimed to identify the relationship between the number of trip and the affecting considered factors. Survey was carried out with interview method using questionnaire to 282 households of 8 villages in northern agglomerated area of Jogjakarta city. The obtained data consisted of socio-economic information such as number of householders, family income, vehicle ownership and trip characteristics. The results of the research showed that the majority of motorcycle riders were mostly between 16 to 40 years old which, number of trip using motorcycle was 2.852 trips per day and trip was used for educational and working purpose thus there would be an abundant daily trip. Based on analysis, trip generation by using motorcycle is influenced proportionally by the number of workers, the number of students, income of family and the number of the ownership of motorcycles ( model Y1) and proportionally by the number of the ownership of seconhand motorcycles, methods of payment cash and credit and also the number of the ownership of motorcycles which were not registered in Jogjakarta ( model Y2). This result could be valuable consideration for local government to develop a policy in decreasing number of private vehicles, particularly motorcycles.
Kata Kunci : Sarana Transportasi,Sepeda Motor,Bangkitan Perjalanan, motorcycle, trip generation, multiple linear regression