Interaksi Kabupaten Pesisir Selatan dengan wilayah sekitarnya
NUZIRWAN N, Prof.Dr. Yeremias T. Keban, MURP
2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan DaerahInteraksi antar wilayah dipengaruhi oleh jarak, aksesibilitas dan kondisi geografis. Kabupaten Pesisir Selatan memiliki kondisi geografis spesifik, baik luas maupun letaknya di sepanjang pantai barat Pulau Sumatera. Batas kabupaten ini sekaligus menjadi batas Propinsi Sumatera Barat dengan Propinsi Jambi dan Propinsi Bengkulu. Dalam kaitannya dengan kondisi geografis, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola interaksi antara Kabupaten Pesisir Selatan dengan wilayah sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deduktif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini hanya memilih interaksi keruangan, interaksi bidang ekonomi dan pergerakan penduduk. Lokasi penelitiannya berada di Kabupaten Pesisir Selatan dan wilayah sekitarnya khususnya Kota Padang, Kota Sei Penuh, Kota Muko-muko dan Kota Solok. Pendataan yang dilakukan meliputi distribusi komoditi ekonomi, pergerakan penduduk dan aktivitas pasar. Analisis kuantitatif hanya dilakukan untuk interaksi keruangan dengan menggunakan model gravitasi dan interaksi spasial. Analisis kuantitatif dan kualitatif dilakukan untuk interaksi bidang ekonomi dan pergerakan penduduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi keruangan Tarusan dengan Kota Padang dan Kambang dengan Kota Padang lebih besar daripada interaksi Tapan dengan Kota Padang dan Lunang dengan Kota Padang. Interaksi Tapan dengan Kota Sei Penuh lebih besar daripada interaksi Kambang dengan Kota Sei Penuh, Lunang dengan Kota Sei Penuh dan Tarusan dengan Kota Sei Penuh. Interaksi Lunang dengan Kota Muko-muko lebih besar daripada interaksi Tapan dengan Kota Muko-muko, Kambang dengan Kota Muko-muko dan Tarusan dengan Kota Muko-muko. Interaksi bidang ekonomi menunjukkan seluruh wilayah Kabupaten Pesisir Selatan berinteraksi lebih besar dengan Kota Padang. Interaksi Tarusan dengan Kota Padang dan Kambang dengan Kota Padang lebih besar dari interaksi Tapan dengan Kota Padang dan Lunang dengan Kota Padang. Interaksi ini dipengaruhi jarak, sumber daya alam dan jumlah penduduk. Interaksi pergerakan penduduk yang kuat terjadi antara wilayah Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kota Padang, dibanding wilayah lainnya. Interaksi bidang ekonomi dan pergerakan penduduk Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kota Padang didukung besarnya permintaan dan penawaran, besarnya komplementaritas, tidak adanya penghalang antara dan kemudahan transferabilitas. Interaksi Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kota Sei Penuh lebih kecil, karena terdapat halangan antara kedua wilayah sehingga menyulitkan transferabilitas. Interaksi Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kota Muko-muko lebih kecil dibanding dengan Kota Padang dan Kota Sei Penuh, karena keterbatasan sarana prasarana di Kota Muko-muko. Interaksi dengan Kota Solok dipengaruhi keberadaan Kota Padang dan Kota Sei Penuh diantara kedua wilayah. Interaksi bidang ekonomi dan pergerakan penduduk Tapan dan Lunang tidak berkorelasi dengan interaksi keruangan. Pola interaksi yang terjadi lebih cenderung interaksi generatif dibanding interaksi eksploitatif, karena pengaruh positif lebih besar dibanding pengaruh negatifnya.
Interaction between two or more regions is influenced by space, accessibility and geographic condition. Pesisir Selatan District have specific geographic condition, in terms of its width and its location along the western coast of Sumatra Island. Its border is also the border of Sumatra Barat Province, Jambi Province, and Bengkulu Province. In relation to the geographic condition, the research aims to draw patterns of interaction among Pesisir Selatan Regency and its surrounding regions. The research uses qualitative, deductive and quantitative method. It focuses only on spatial interaction, economic interaction, and population movement. It locates in Pesisir Selatan regency and surrounding regions especially Padang City, Sei Penuh City, Muko-muko City and Solok City. Data include economic commodity distribution, population movement and market activity. The qualitative and quantitative analysis applies only for spatial interaction, economics interaction and population movement. The qualitative analysis applies for economic interaction, and population movement. The result showed that Tarusan – Padang City and Kambang – Padang City have stronger spatial interaction than that of Tapan – Padang City and Lunang – Padang City. Tapan – Sei Penuh City has a stronger interaction than of Kambang – Sei Penuh City, Lunang - Sei Penuh City and Tarusan – Sei Penuh City. Interaction between Lunang – Muko-muko City is stronger than between Tapan – Muko-muko City, Kambang – Muko-muko City and Tarusan - Mukomuko City. Economic interaction shows that the entire Pesisir Selatan regency has stronger than in Padang City. Interaction among Tarusan – Padang City and Kambang – Padang City is stronger than that of Tapan – Padang City and Lunang – Padang City. This interaction is influenced by distance, natural resources and total population. A stronger population movement interaction occurs between Pesisir Selatan District and Padang City than among other regions. Economic interaction and population movement between Pesisir Selatan District and Padang City are supported by demand and supply, complementarities, non-intervening opportunity and easy transferability. Interaction between Pesisir Selatan regency and Sei Penuh City is the weakest because there is a barrier between these regions resulting in difficult transferability. Interaction between Pesisir Selatan regency and Muko-muko City is weaker that in Padang City and Sei Penuh City because of poor infrastructure in Muko-muko City. Interaction with Solok City is influenced by the existence of Padang City and Sei Penuh City in the middle. Economic interaction and population movement between Tapan and Lunang do not have any correlation with spatial analysis. The Interaction pattern tends to be generative interaction rather than exploitative interaction because positive influence is more than negative one.
Kata Kunci : Interaksi Wilayah,Distribusi Komoditi Pertanian, interaction