Laporkan Masalah

Kajian pengembangan kawasan usaha ternak kerbau rawa di Kecamatan Jenamas Kabupaten Barito Selatan

MUDIANTO, Ir. Gunung Radjiman, MSc

2005 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Ternak kerbau rawa merupakan komoditi ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat di Kecamatan Jenamas Kabupaten Barito Selatan. Ternak ini pada mulanya telah berkembang dan beradaptasi dengan baik serta terbukti telah banyak membantu peningkatan kesejahteraan dan perkembangan perekonomian masyarakat wilayah setempat, namun dalam perkembangan selanjutnya pemeliharaan ternak ini terkendala pada semakin rendahnya produktivitas, yang berakibat semakin menurunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Selatan memandang perlu untuk membantu pemecahan masalah ini, yaitu dengan membuat suatu kebijakan berupa program yang sekaligus menjadikan ternak kerbau rawa sebagai komoditi unggulan wilayah. Kebijakan dimaksud yaitu berupa Program Pengembangan Kawasan Usaha Ternak (KUNAK) Kerbau Rawa di Kecamatan Jenamas yang kemudian ditetapkan dan tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten (RUTRK) Barito Selatan sejak tahun 1996. Setelah 8 tahun berjalan (1996-2004), pelaksanaan program KUNAK ini dirasakan masih belum optimal, seperti masih rendahnya produktivitas ternak dan kurang berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian masyarakat. Disamping itu dalam pemeliharaannya sering terjadinya konflik pemanfaatan lahan, akibat merambahnya ternak-ternak ke lahan pertanian dan perkebunan masyarakat yang berada disekitar areal kawasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Usaha Ternak (KUNAK) Kerbau Rawa di Kecamatan Jenamas tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan deduktif rasionalistis. Sedangkan tipe penelitian ini adalah merupakan suatu studi evaluasi (evaluation research) khususnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program dengan melihat tingkat pencapaian masing-masing kegiatan program. Parameter normatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkembangnya komoditi unggulan wilayah, tersosialisasikannya program, terlaksananya kegiatan kemitraan usaha, meningkatnya produktivitas ternak melalui perbaikan teknis budidaya dan optimalisasi pemanfaatan, pengamanan dan perlindungan sumberdaya alam lokal. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan program KUNAK Kerbau Rawa tidak berhasil dengan baik, yang ditunjukkan dari tidak terjadinya peningkatan produktivitas ternak seperti yang diharapkan.

Swamp buffalo is a cattle commodity that many people of Jamanas Sub-District of South Barito Regency community breed. These cattle used to grow and adapt well and proved to be supportive of increasing the welfare and economy growth of the community in the area. In the next development, however, this cattle breeding is restricted by low productivity that results in decreasing income and prosperity of the community. For the reason, the Local Government of South Barito Regency sees the importance of helping to solve this problem, namely by setting a policy that makes this swamp buffalo breeding a local superior commodity. The policy is the Program of Swamp Buffalo Farming Area (KUNAK) Development in Jenamas Sub-District, which is then contained in the General Plan of South Barito Regency Space Arrangement since the year 1996. After 8 years (1996-2004) of its implementation, this program is considered not optimal because the cattle productivity is low and it does not give positive impact on the economy growth of the community. Besides, there are often land use conflicts with the expansion of the cattle farm to the farming land and community plantation that are located around the area. The aim of this research is to review the success level of the implementation of Swamp Buffalo Farming Area Development in Jenamas Sub-District. Descriptive-qualitative method is used with deductive-rationalistic approach. This is an evaluation research that primarily intends to know the success level of the program implementation by looking at the achievement level of each program activity. Normative parameters that are employed in this research are the development of area superior commodity, program socialization, business partnership execution, cattle productivity increase through cultivation technique improvement and optimal use, reservation and protection of local natural resource. This research shows that the implementation of the program is not successful with the proof that there is no cattle productivity increase as it is expected.

Kata Kunci : Kawasan Usaha Peternakan,Konflik Usaha, Swamp Buffalo Cattle, KUNAK Program


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.