Laporkan Masalah

Pola spasial layanan pasar di kawasan Kabupaten Sleman Bagian Barat

WAHYUNINGSIH, Triana, Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP.,MSc.,Ph.D

2005 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Pasar merupakan tempat pelayanan yang tercipta oleh adanya kebutuhan manusia yang tidak mampu memproduksi kebutuhannya sendiri. Pasar merupakan salah satu lembaga ekonomi yang penting dalam kehidupan masyarakat karena pasar merupakan bagian yang menggerakkan dinamika kehidupan suatu negara. Perkembangan pasar tidak dapat dilepaskan dari pola spasial layanan perpasaran yang berkaitan erat dengan skala pelayanan/ luas area layanan dari pasar tersebut. Perkembangan pasar memerlukan faktor-faktor pendorong untuk membuat pasar tersebut dapat hidup dan berperan memberikan pelayanan yang optimal, untuk itu sebagai daya tarik pasar harus memiliki location advantage dibandingkan dengan fasilitas lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola spasial layanan pasar, dengan studi kasus meliputi pasar tradisional yang ada di Kecamatan Gamping, Godean dan Mlati, dimana merupakan daerah pinggiran wilayah aglomerasi kota Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan mengkategorikan kasus-kasus komoditas tertentu dan memberikan gambaran makna dibalik data yang ada, serta analisis spasial dengan menggunakan teknik tumpang susun peta untuk mengetahui aspek keruangan dari layanan pasar. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa jangkauan pelayanan pasar terhadap konsumen sangat tidak beraturan, kondisi ini memperlihatkan keberadaan lokasi pasar disuatu kawasan tidak hanya melayani konsumen disekitar pasar tersebut, tetapi juga melayani konsumen-konsumen yang jauh dari kawasan pasar. Jangkauan layanan pasarnya sangat jauh tetapi threshold population nya tidak memenuhi standar yang ada. Radius layanan dan jumlah penduduk yang dilayani oleh pasar lokal, lingkungan, komunitas dan pasar regional menunjukkan adanya perbedaan dari beberapa klasifikasi yang telah ada. Pasar lokal melayani 7.000–9.000 penduduk dengan radius layanan 2,1–2,4 km, pasar lingkungan melayani 31.000–85.000 penduduk dengan radius layanan 2,5– 2,7 km, pasar komunitas melayani 120.000–170.000 penduduk dengan radius layanan 5,8–8,1 km, sedangkan pasar regional tidak ditemukan. Faktor-faktor luas jangkauan pelayanan, kelengkapan komoditi serta banyaknya pedagang yang ada mempunyai pengaruh timbal balik, makin lengkap komoditi dan banyaknya pedagang di pasar menyebabkan luasnya jangkauan pelayanan, dan besar luas pelayanan mengharuskan adanya variasi komoditi serta banyaknya jumlah pedagang. Dari hasil analisis distribusi komoditas terlihat bahwa pasar-pasar yang ada sebagian besar merupakan pasar yang sifatnya layanan konsumsi, sedangkan pasar sebagai layanan produksi tidak terlihat aktivitas yang besar. Hal ini dikarenakan letak pasar yang ada pada daerah pinggiran kota dimana karakteristik penduduknya sebagian besar juga merupakan penduduk urban. Penelitian ini merekomendasikan adanya peningkatan layanan perpasaran baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, serta memfasilitasi keduanya.

Marketplace is a service centre and initiated by human powerless in producing their needs. It has essential economic function on community livelihood concerning it’s role in affecting the dynamic of such country. Marketplace development cannot be detached from spatial pattern of it’s services especially in line with the service area. Marketplace development require encouraging factors to empower it’s optimum contribution. It means the marketplace should have better location advantages rather than other facilities. The aim of this research is to identify spatial pattern of tradisional marketplace services within Gamping, Godean and Mlati sub districts as sub urban areas of Yogyakarta city. Descriptive qualitative is used on this research. Data analysis are done categorizing similar cases and it reflects signifficant means of the behind of these data. It also uses spatial analysis to asses spatial aspect of marketplace services by applying maps overlay technique. Results of this research prove that the range of marketplace services for customers shows irregulary pattern. It shows that the marketplace doesn’t serve community at surrounding of it’s location only, but also many customers at far distance from it. The range of the marketplace services is quite far but the threshold population doesn’t meet with the prevailing standard. It also verified that there are variation of service range and amount of customers on local, neighbourhood, community and regional marketplaces. Local marketplace serves 7,000–9,000 people within radius of area between 2.1–2.4 km, neighbourhood marketplace serves 31,000-85,000 people within radius of area between 2.5–2.7 km and community marketplace factually serves 120,000-170,000 people within radius of area between 5.8–8.1 km, while it could not identified on regional marketplace. These research found causality relationship among the width of service area, commodity completeness, and number of merchants. There are signifficant positive correlation between them. The rise of commodity variability and number of merchants sequentially imply on increment of service area. Regarding to the result of commodity distribution analysis, it shows that most of these marketplace can be categorized into consumption service centre and they don’t have signifficant functions as production service centre. These markets are located at sub urban areas with most of the population can be classified into urban society and it leads to the situation above. This research recommends the need to improve marketplace services both quality and quantity.

Kata Kunci : pola spasial, jangkauan layanan, pasar tradisional, komoditas, spatial pattern, service range, traditional market, commodity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.