The Comparison of bank capital requirements toward credit risk using Basel 1 and Basel 2 :: a Study of 22 Go Public Banks in 2004
SETIAWAN, Iman Budi, Erni Ekawati, Dr.,MBA
2005 | Tesis | Magister ManajemenBank-bank menghadapi beberapa resiko dalam mencapai tujuannya dan juga untuk bertahan. Salah satu dari resiko tersebut yang dapat membuat bank jatuh adalah resiko ketidakmampuan untuk menutupi kerugian yang berasal dari resikoresiko lainnya, dan salah satu sumber dari resiko tersebut adalah resiko kredit yang menjadi focus dalam penelitian ini. Pengertian utama dari perlindungan terhadap resiko ketidakmampuan untuk menutupi kerugian dan bankrut adalah perlindungan modal institusi keuangan. Salah satu dari peraturan mengenai persyaratan modal yang telah diaplikasikan penuh di beberapa negara termasuk Indonesia sejak tahun 1993 adalah yang dikenal dengan Basel 1, namun terdapat beberapa masalah dan kelemahan mengenai Basel 1 yaitu kurang peka terhadap resiko. Mengenai beberapa kelamahan dalam Basel 1, di tahun 2001 telah diterbitkan kesepakan Basel baru atau dikenal dengan Basel 2 oleh Bank International Settlement (BIS), dan akan diimplementasikan pada tahun 2006. Di Indonesia, proposal Basel 2 disusun dalam Arsitektur Perbankan Indonesia yang akan diimplementasikan pada thaun 2008. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kerangka dan peraturan dalam Basel 1 dan Basel 2. Hasi dari pengukuran antara metode Basel 1 dan Basel 2 mengenai kebutuhan modal bank terhadap resiko kredit menunjukkan kinerja Capital Adequacy Ratio (CAR) and tier 1 capital ratio sangat jauh berbeda. Kinerja bank capital requirements dalam metode Basel 2 adalah meningkat, yang berarti lebih aman dari minimum capital requirement (8%). Perbedaan yang sangat besar ini memberikan beberapa keuntungan bagi bank-bank yang memiliki permodalan yang baik. Sementara itu, jika pengukuran bank capital requirements tidak hanya focus terhadap resiko kredit tetapi juga fokus terhadap resiko pasar dan resiko operasional, kinerja bank capital requirements menjadi menurun ketika bank capital requirements disesuaikan penuh terhadap ketiga resiko tersebut. Penelitian ini juga menggunakan sensitivity analysis dengan hypothetical assumptions (optimism, fair, and conservative) dari peringkat kredit, dikarenakan data untuk peringkat kredit yang dimiliki tidak dapat menjelaskan secara jelas mengenai peringkat kredit sesungguhnya. Penurunan dari kinerja bank capital requirements akan menjadi halangan bagi bank yang memiliki permodalan sedikit dan juga bank yang kinerjanya buruk, karena mereka harus menyediakan modal lagi untuk meningkatkan kinerja CAR dan tier 1 capital ratio dari minimum capital requirements.
Banks faced some risks in achieving its objective and to survive. One of the risk which can make the bank to fail is insolvency risk which emanate from the other risks, and one of the sources of insolvency risk is credit which will be the focus of this research. The primary means of protection against the risk insolvency and failure is an financial institution’s capital. One of the regulation regarding capital requirements which had fully implemented in several countries including Indonesia since 1993 has become known as Basel Agreement (Basel I), but there are some problems and weaknesses with Basel 1 which lack of risk sensitivity. Regarding some weaknesses in Basel 1, in 2001 Bank International Settlement (BIS) issued a consultative document, “The New Basel Capital Accord†or it is called Basel 2 and the implementation will be applied in 2006. In Indonesia, Basel 2 proposal is designed in Arsitektur Perbankan Indonesia which will be implemented in 2008. The research method which used in this research is based on the framework and regulation in Basel 1 and Basel 2. The result in the measurement of bank capital requirements toward credit risk between Basel 1 and Basel 2 shows big different in the performance of Capital Adequacy Ratio (CAR) and tier 1 capital ratio. The performances of bank capital requirements under Basel 2 are increase which more save from minimum capital requirement (8%). This big difference can give some advantages for well-capitalized banks. Meanwhile, if the measurement of bank capital requirements not only concern with credit risk but also with market risk and operational risk, the performances of bank capital requirements are decrease when bank capital requirements full adjusted those three risks. This research also use sensitivity analysis using hypothetical assumptions (optimism, fair, and conservative) of credit rating because data for credit rating can not explain explicitly the real credit rating that the loans have. The degradation of the performances of bank capital requirements will be a burden for small-capitalized and bad performance banks because they should provide more capital to enhance the performance of CAR and tier 1 capital ratio from the minimum capital requirements.
Kata Kunci : Bank Capital Requirements, Arsitektur Perbankan Indonesia, Capital Adequacy Ratio, Minimum Capital Requirement, Risiko Pasar, Basel 1, Basel 2, bank capital requirements, Arsitektur Perbankan Indonesia, Capital Adequacy Ratio (CAR), tier 1 capital ratio,