Resistensi terhadap proyek :: STudi pada kasus Proyek Sudetan Merapi di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman

PRAMULANI, Noor Hidayati Zakiyah, Dr. Muhadjir Darwin

2005 | Tesis | Magister Administrasi Publik

Proyek menentukan realisasi sebuah kebijakan. Rumusan masalahnya diawali ketika proyek Sudetan Merapi yang dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bahaya letusan Gunung Merapi mendapatkan perlawanan dari sekelompok masyarakat. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa terjadi perlawanan atau resistensi terhadap proyek Sudetan tersebut? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor penyebab resistensi, aktor dan bentuk resistensi yang terjadi. Grindle menyatakan efektivitas implementasi kebijakan dipengaruhi oleh isi (content) dan konteks (contex)nya. Resistensi terjadi antara lain oleh kepentingan, tipe manfaat dan pendekatan yang dilakukan. Disamping itu dipengaruhi karakter, pemenuhan dan responsivitas pelaksana. Resistensi merupakan salah satu kriteria kelayakan proyek dari aspek sosial politik. Data diperoleh melalui wawancara mendalam. Penelitian menggunakan strategi studi kasus, dan uraian jawaban disajikan secara eksplanatif. Hasil penelitian menunjukkan kepentingan Pemerintah melindungi masyarakat dari ancaman bahaya Gunung Merapi melalui Sudetan mengancam kepentingan masyarakat di sekitar lokasi proyek. Kepentingan tersebut menyangkut kepentingan untuk tetap hidup dan tinggal di tempat tinggalnya sekarang, kepentingan terhadap hutan sebagai sumber pemenuhan pakan ternak, mata pencaharian masyarakat setempat dan kepentingan terhadap Umbul Wadon sebagai sumber pemenuhan air bersih. Selain kepentingan, proyek tersebut memiliki tipe manfaat terbagi dengan proporsi yang tidak seimbang antara manfaat bagi masyarakat yang jauh dari lokasi proyek dan manfaat yang diterima masyarakat setempat. Kompensasi sebagai cara untuk memperluas dukungan terhadap proyek tidak dapat diterapkan mengingat tidak terdapat hak milik perseorangan yang dilibatkan dalam proyek. Sementara mekanisme partisipatory tidak dilaksanakan secara efektif. Aktor resistensi tidak terbatas dari wilayah Desa Umbulharjo tetapi juga masyarakat diluar Desa tersebut yang dilatarbelakangi oleh persamaan kepentingan. Bentuk resistensi menurut kontinum Judson merupakan resistensi pasif sebagai reaksi terhadap ancaman yang masih bersifat imajiner. Hal tersebut karena proyek masih dalam tahap studi kelayakan. Saran yang dapat direkomendasikan adalah perlunya mempertimbangkan kembali secara cermat mengenai kelangsungan proyek. Upaya mitigasi bencana tidak saja didukung pembangunan infrastruktur tetapi perlu dibarengi dengan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rentan bencana baik prabencana, tindakan penyelamatan diri maupun tindakan pasca bencana. Selain menata fasilitas penanggulangan bencana di daerah hulu diikuti pula dengan pengaturan tata ruang utamanya pemukiman dan pembangunan fasilitas umum daerah hilir pada daerah aliran sungai yang rentan terhadap ancaman bencana.

The project determines realization of a policy. Formulation of its problem is initiated when a project called as Boyong river to Kuning river Sudetan (waterway diversion) intended to protect the community from the danger of Mount Merapi eruption get resistance from the community group. Question rise then is why resistance toward incision project occurs? The research is aimed to observe some causing factors of resistance, actors and forms of resistance. Grindle state that implementation efectiveness of policy is influenced by content and context. The resistance occurs among others of interests, type of benefit and approach conducted. In addition it is influenced by character, fullfillment and responsiveness of the implementor. Resistance is one proper criteria of project feasibility from social political aspects. Data is obtained through in-depth interview. The research uses strategy of case study, and the response presented explanatively. Results show that goverment interest to protect the community from dangerous Mount Merapi eruption through Sudetan has threatened the community interest surrounding project sites. They involve interest of living and inhabiting existing residence, interest to the forest as source for fullfilling the livestock woof and interest to Umbul Wadon as source of. Aside the interest factors, the project has type of benefit that divided imbalanced proportion between the benefit for the community far away from the project location and the benefit received by local community. Compensation as the way to obtain more extensive support could not be applied considering that no personal property involved in the project. While participatory mechanism was not applied effectively. Resistance actors is not limited from the area of Umbulharjo village, but also from outside villagers with similar interests. According to Judson’ continuum, the form of resistance is regarded as passive due to imaginary threats. This is due that the project is still in feasibility stage. Based on results, it is recommended to reconsider accurately about the project continuity. The effort to mitigate the calamity was not only supported by infrastucture development but must be accompanied by increasing the community preparedness in the calamity susceptible area wheter precalamity, self salvage or post calamity action. In addition to arrange the disaster prevention in upper-stream area, lay-out arrangement, especially, settlement and public facilities development in lower-stream along river basin susceptible to disaster threat should be performed.

Kata Kunci : Proyek Sudetan Merapi,Resistensi, Resistance, Project