Fenomena kemiskinan desa terpencil :: Studi Desa Ongulero dan Wiyapore Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
WARDANI, Linggo Pandit, Dr. Erwan Agus Purwanto
2005 | Tesis | Magister Administrasi PublikBerbagai macam program bantuan kemiskinan sudah diturunkan ke desa, akan tetapi sampai saat ini belum terlihat keberhasilan dari program tersebut secara nyata di masyarakat. Justru bantuan dan program kemiskinan tersebut membuat masyarakat menjadi manja dan tergantung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan memahami faktorfaktor yang dapat menjelaskan fenomena kemiskinan yang terjadi di dalam masyarakat, untuk kemudian mendeskripsikan langkah-langkah strategis yang sesuai dengan situasi dan kondisi wilayahnya. Unit analisis penelitian ini adalah desa Ongulero dan desa Wiyapore Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diolah dari hasil pengamatan dan wawancara mendalam dengan masyarakat desa Ongulero dan Wiyapore, Tokoh masyarakat, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat daerah Sulawesi Tengah, serta pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan daerah. Sedangkan data sekunder diolah dari kepustakaan, juklak dan juknis program pengentasan kemiskinan, serta hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program dan bantuan kemiskinan yang selama ini diturunkan, masih menggunakan stategi pendekatan Top-down, yang menggunakan penyeragaman dari pusat. Pemerintah menganggap bahwa masalah kemiskinan yang dihadapi masyarakat adalah sama tanpa mempertimbangkan kebutuhan, serta situasi dan kondisi masyarakat lokal. Sehingga program bantuan yang diturunkan diseragamkan. Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya pemberdayaan masyarakat desa dengan strategi pendekatan Mix model merupakan alternatif untuk program penanggulangan kemiskinan. Optimalisasi peran serta masyarakat lokal sebagai subyek dalam penanggulangan kemiskinan serta pendampingan dari pemerintah merupakan kunci keberhasilan program penanggulangan kemiskinan yang berkesinambungan.
Several efforts in order to give poverty assistance for rural population have been made, but the fact is that thus program not too close to makes a concrete and significant yields. Instead, it has made thus communities become attached and dependent. The study aimed to overviews and recognizes underlying factors within poverty occurrence of this community, as then could be described strategic step consistence with current situation and condition. Village of Ongulero and Wiyapore Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala were chosen as study unit analysis. Moreover, primary and secondary data were used. Primary data derived and processed from field observation and in-depth interview of Ongulero and Wiyapore’s community, prominent figure, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Sulawesi Tengah (Chief of Community Empowerment Body of Center Sulawesi), as well as other stakeholder in term of poverty raising. Otherwise secondary data derived from literature, technical guideline of poverty raising program, and previous study result. The result show that the poverty assistance and program still using a top-down approach strategy, i.e. centrally uniformed. The government regards that current poverty problems facing by communities considered as the same despite of the needs, situation, and condition of local communities. Therefore, the programs made uniform. The study also shows the importance of rural community empowerment using a mix model approaches strategy as alternative for poverty raising program. The involvement optimisation of local communities as the subject of poverty raising program as well as provision/guidance of the government is a key for a sustainable program success.
Kata Kunci : Program Bantuan Kemiskinan,Kemiskinan Desa Terpencil,Fenomena