Model kerjasama antar Kabupaten dalam E-Government :: Studi implementasi pengelolaan Web Site Barlingmascakeb.com
INDIAHONO, Dwiyanto, Dr. Erwan Agus Purwanto
2005 | Tesis | Magister Administrasi PublikKabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen bersepakat membuat sebuah forum kerjasama regional dengan nama Barlingmascakeb. Menarik investasi dan memasarkan potensi kabupaten secara efektif dan efisien adalah kepentingan bersama yang diakomodasikan oleh lembaga ini. Barlingmascakeb.Com pun lahir dari sebuah cita-cita yang tak jauh beda, yaitu untuk memperluas jaringan pasar dan menarik investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memberikan gambaran dan menjelaskan interaksi antar aktor dan model kerjasama antar kabupaten dalam pengelolaan situs resmi Barlingmascakeb.com, serta masa depan web site dimasa yang akan datang. Secara teoritis, kerjasama antar kabupaten hadir ketika kabupaten merasa memiliki keterbatasan dalam mengelola daerahnya pasca penerapan otonomi daerah. Banyak hal yang dapat mempengaruhi implementasi, termasuk interaksi para aktor didalamnya. Dukungan sumber daya baik berupa dukungan politik, sumber daya manusia dan infrastruktur dapat ditunjuk sebagai hal yang mempengaruhi tercapainya tujuan program. Negosiasi dan koordinasi antar aktor pun menjadi hal yang patut dilihat. Negosiasi kepentingan dan koordinasi yang baik akan menunjang tercapainya tujuan program secara baik. Penelitian dengan metode kualitatif telah dilakukan di lima kabupaten, dengan memusatkan perhatian kepada aktor-aktor yang terlibat dalam Barlingmascakeb, seperti: Kepala BAPEDA, KABID Ekonomi BAPEDA, Kasubbid PDE, Anggota DPRD, Administrator dan User Barlingmascakeb.Com. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kerjasama antar kabupaten ternyata bukanlah hal yang mudah untuk diaplikasikan dalam suatu kegiatan. Komitmen daerah dalam memasarkan potensi kabupaten dan menarik investasi patut digugat. Disatu sisi Regional Management Barlingmascakeb siap menjual potensi kabupaten, dan disisi yang lain kabupaten sendiri belum siap untuk menampilkan potensi yang hendak dijualnya. Ini pulalah yang menjadikan Barlingmascakeb kesulitan dalam menampilkan data dan informasi yang berkualitas untuk memperluas jaringan pasar dan menarik investasi. Hal yang sama pun terjadi manakala pengelola/ admin Barlingmascakeb kabupaten tidak mendapatkan data dan informasi yang memadai dari BAPEDA atau instansi daerah yang lain. Tampilan data dan informasi kabupaten diperparah dengan adanya konflik antara admin kabupaten dengan Regional Management perihal honor yang tidak mereka terima, padahal mereka telah bekerja diluar tugas pokok di kabupaten. Koordinasi pun lemah, secara fisik admin dan superadmin jarang bertemu sehingga menimbulkan kinerja yang tidak terkontrol. Tampilan data dan informasi kabupaten di Barlingmascakeb ternyata amat bergantung dari back office masing-masing PDE kabupaten. Kabupaten yang telah mapan teknologi informasinya tidak mengalami kesulitan dalam menginput data ke barlingmascakeb.com. Kondisi teknologi informasi di masing-masing kabupaten diketahui amat dipengaruhi oleh tiga hal: komitmen elit untuk mengembangkan TI, sumber daya manusia menunjuk seberapa besar kemampuan pegawai pemerintah mampu mendesain program dan merencanakan pengembangan TI di kabupaten, ketersediaan teknologi yang dapat mempercepat perkembangan TI di kabupaten. Model Rekomendasi Kerjasama Antar Kabupaten dalam Pengelolaan Barlingmascakeb.Com yang lebih sesuai yang ditulis dalam bagian akhir tesis ini, harus diimbangi dengan komitmen elit yang tinggi dan keinginan untuk memanfaatkan teknologi informasi yang lebih luas, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di kabupaten secara terus menerus.
Regencies of Banjarnegera, Purbalingga, Banyumas, Cilacap and Kebumen made regional relationship, the forum was given name: Barlingmascakeb. Inviting investment and selling local resources are two matters that urgent for regencies that hope can accommodate by Barlingmascakeb. Barlingmacakeb.com was born for develops linkages of markets and investment. The aim of this research is to know and explain interaction of actors and intergovernmental relationship between regencies on Barlingmascakeb.Com management, also web site future for the next. Intergovernmental relationship comes when regencies have limited resources to manage their territory after local autonomy. There are a lot of things that can influence the implementation. Resources support like: political support, human resources, and infrastructure can define as factor can influence out put of program. Negotiation and good coordinating make accelerating to get better out put of program. Qualitative research has been done on five regencies with concentrating on the actors whom active in Barlingmascakeb, the actors are BAPEDA Leaders (Leader of Local Development Bodies), Leaders of Economic Sector on BAPEDA, Leaders of Centre of Electronic Data, Persons of Local Legislative/ DPRD, Administrators and User of Barlingmascakeb.Com This research found, intergovernmental relationship in fact is not easy to apply on one activity. For example on Barlingmascakeb.com management: commitment regencies to sell the regencies resources and invite investment can be demanded. Regional Management Barlingmascakeb ready sells resources but on one side: regencies aren’t ready gives resources that will be sold. The matter also makes Barlingmascakeb having difficulties to display data and information that better to develop the markets and invites infestation. The same matter also found when regency administrators on Barlingmascakeb can’t find data and information that enough from BAPEDA or other regency institutions. Display data and information problems for Barlingmascakeb have been crowded with conflict between regency administrators and Regional Management about salary that wasn’t accepted, although they have worked on exclude time from main job on regencies. Weak coordination, physically coordination between regency administrator and super admin not every time do, this situation can caused weakness controlling. Display of data and information from regencies on Barlingmascakeb was dependent from back office on Centre Electronic Data office regencies. Regencies that have good performance on information technology not found difficulties to input data to barlingmascakeb.com. Performance of information technology on regencies was influenced with third matter: first, commitment from elite for developing IT, second, human resources was defined with how big capabilities of officer to design program and plan of IT development, third is technology that can accelerated development of IT regencies. Recommendation of model intergovernmental relationship on Barlingmascakeb.Com that more suitable, have to supported by high commitment, needs for get more advantages from IT , also sustainability from achievement human resource development regencies.
Kata Kunci : Kerjasama Antar Kabupaten, E,Government,Komitmen Elit dan Sumberdaya Manusia,intergovermental relationship, e-government, invesment, commitment and human resources