Budaya organisasi di lingkungan Bappeda Kota Dumai
AGUSTINA, Effa, Prof.Dr. Miftah Thoha
2005 | Tesis | Magister Administrasi PublikOrganisasi publik belum memiliki nilai-nilai budaya organisasi yang dapat dikembangkan karena organisasi pemerintah tidak mempunyai karakter budaya yang dapat dikembangkan seperti layaknya perusahaan. Sedangkan perusahaan-perusahaan mempunyai karakteristik yang dapat dikembangkan melalui nilai-nilai yang mereka anut. Ketika kita membicarakan budaya organisasi, maka karakteristik budaya organisasi yang dikenalkan oleh Stephen P. Robbins [2003,305], sangat relevan untuk diterapkan pada setiap organisasi publik terutama Bappeda Kota Dumai. Karakteristik budaya organisasi menjadi satu hal yang perlu dikembangkan karena untuk meneliti suatu budaya dibutuh karakteristik yang tertanam dalam diri anggota organisasi dan pimpinan. Penelitian yang dilakukan adalah melihat mengapa budaya organisasi berkembang di Bappeda Kota Dumai dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi budaya organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara kepada Kepala Bappeda dan anggota organisasi, dan untuk memperkuat hasil wawancara pada penelitian ini juga dilakukan penyebaran kuiseoner yang ditujukan kepada anggota organisasi. Dari hasil penelitian ditemukan kenyataan bahwa tidak ada karakteristik budaya organisasi yang dianut dan dikembangkan di Bappeda karena dilihat dari rendahnya tanggung jawab dan independensi pegawai dalam melaksanakan tugas/pekerjaan rutin. Sementara itu, pegawai Bappeda yang mayoritas bersuku melayu lebih senang menghindari konflik karena hal tersebut merupakan salah satu karakteristik orang melayu. Tidak adanya budaya organisasi yang menonjol di Bappeda Kota Dumai disebabkan oleh beberapa hal antara lain : dilihat dari gaya kepemimpinan transformasional belum dapat terwakili karena kurangnya motivasi atau dukungan yang diberikan pimpinan kepada anggota organisasi baik itu berupa pengalaman maupun pengetahuan. Selanjutnya sumber daya manusia, apabila dilihat dari volume tugas masih kurang optimal namun bila dilihat dari aspek penempatan dan distribusi pegawai maka SDM yang dibutuhkan bukan berdasarkan kemampuan teknis yang dimilikinya namun tergantunng pada kebutuhan bidang Selain itu juga sebagai lembaga perencanaan, Bappeda belum memiliki pegawai yang mempunyai kemampuan teknis di bidang perencanaan. Dan faktor yang tak kalah pentingnya adalah sistem insentif yang belum tersedia sedangkan penghargaan yang diberikan kepada pegawai hanya dilihat dari masa kerja bukan berdasarkan kualitas pegawai. Sedangkan pengakuan berupa pujian jarang diterima pegawai belum menjadi suatu kebiasaan dalam organisasi publik. Padahal, insentif psikologis ini memberi dampak baik untuk meningkatkan rasa percaya diri pegawai.
Public organizations do not have organizational culture values that can be developed because governmental organizations do not have cultural characteristics that can be developed like what companies have. The companies have the characteristics that can be developed through the values that they follow. When discussing about organization culture, the characteristics of organization culture which have been proposed by Stephen P. Robbins [1994,480], are relevant to be applied to all public organization especially The Regional Planning and Development Board [Bappeda] of Dumai Municipality. Organizational cultural characteristics become something need in developing because we need internalized the characteristics in the members and the leader of organization when we research a culture. This research is aimed at examining the developing of organization culture in The Regional Planning and Development Board and the factors influencing the organization culture. Research method used is descriptive with the observation and interview the head of Bappeda and the organization members, and to strengthen the result the questionnaires were also distributed members of Bappeda Dumai Municipality. The result of the research revealed there were no organizational culture characteristics that were followed and developed in Bappeda. That could be notice from the lower of responsibility and independency of the employees in doing their routine tasks. Besides, most of Bappeda officers were Malaya tribe who preferred to avoid conflict as one of their characteristics. The absence of organizational culture in Bappeda of Dumai Municipality was determined by some factors, in regard to transformational leader did not give sufficient support and motivation to the organization members neither in terms of experience nor knowledge. Furthermore, the human resource that in terms of volume did not do the jobs optimally and the placement as well the distribution of the officers were not based on technical competence that they had but on the needs of the department. Being a planning institution, on the other hand, Bappeda of Dumai Municipality did not have competent officers in the field of planning. The other factor that was not less important was the absence of incentive system. Rewards were given based on working period not on the quality of the employees. Acknowledge in the form of rewards was rarely given to the officers. It had not become a habit in public organization. Where as, this psychological incentive would give good impact on increasing officers’ self confident.
Kata Kunci : Budaya Organisasi,Bappeda Kota Dumai