Evaluasi Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) di Daerah Istimewa Yogyakarta
JULIANTO, Muhammad Anto, Dr. Samodra Wibawa
2005 | Tesis | Magister Administrasi PublikProgram Pendayagunaan TKS merupakan penggabungan antara model pendampingan dengan dana bergulir. Diharapkan dengan penggabungan tersebut, maka kelemahan tiap model dapat dieliminir sehingga tujuan program untuk mengembangkan usaha ekonomi masyarakat secara berkelanjutan dapat tercapai. Untuk itu program dirancang dengan tiga kegiatan yaitu pemberian bantuan usaha, pembinaan oleh Penyuluh Lapangan dan pendampingan dalam kelompok. Masalah permodalan yang umumnya dihadapi usaha kecil, dicoba diatasi dengan pemberian bantuan usaha berupa dana bergulir. Dengan demikian, dana akan selalu tersedia di kelompok asalkan dipelihara dengan baik. Masalah pembinaan teknis terhadap usaha kecil dicoba untuk diatasi dengan pemberian pembinaan oleh Penyuluh Lapangan ataupun disediakan kegiatan pendampingan dalam kelompok usaha. Kedua kegiatan tersebut secara teoritis mampu memberi jalan keluar terhadap permasalahan yang timbul selama kelompok sasaran menjalankan usahanya. Penelitian terhadap program ini bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sehubungan dengan implementasi program dan kendala-kendala yang dihadapi berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan program dan melakukan evaluasi dengan menggunakan empat kriteria yaitu efektivitas, responsivitas, akseptabilitas dan dukungan organisasi. Data dikumpulkan melalui observasi langsung atas kegiatan program, telaah pustaka dan pengisian kuesioner oleh 203 warga binaan. Selain itu dilakukan wawancara dengan pelaku kunci yang meliputi Pejabat Disnakertrans Provinsi DIY, Penyuluh Lapangan dan TKS untuk melakukan ricek terhadap informasi yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa program ini efektif mencapai tujuannya yaitu adanya peningkatan baik dalam jumlah kelompok sasaran maupun jumlah dana bergulir. Selain itu, tugas pendampingan TKS dinilai berhasil oleh binaannya. Meski demikian, program ini masih memerlukan perbaikan-perbaikan. Pertama, menyangkut pembinaan yang seharusnya dilakukan secara berkesinambungan kepada warga binaan. Kedua, menyangkut kegiatan rekrutmen dan pelatihan dalam program yang seharusnya dapat menunjang tugas pendampingan TKS. Ketiga, aturan yang belum memadai sebagai pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Keempat, terkait kegiatan dalam kelompok yang seharusnya dapat menunjang pengembangan usaha warga binaan. Terhadap hasil evaluasi diatas, disarankan kepada Disnakertrans Provinsi DIY untuk melakukan penyempurnaan yang meliputi pembinaan kepada warga binaan secara berkesinambungan dan melibatkan instansi lain yang terkait dengan kondisi usaha warga binaan. Perbaikan sistem rekrutmen untuk mendapatkan TKS yang memiliki komitmen dengan tugas pendampingan. Perbaikan metode pelatihan yang mampu memberi bekal bagi TKS dalam menjalankan tugas pendampingan. Selain itu, penyempurnaan aturan yang dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan program. Bagi TKS, hendaknya masuk menjadi anggota kelompok agar dapat terus berkecimpung dalam kegiatan kelompok meski program telah berakhir.
The empowerment Program of Voluntary Workers is the combination of assistance and revolving fund model. It is expected that such a combination will enable us to eliminate the weaknesses of the model in order to achieve the targeted objectives of the program to sustainable develop people’s economic enterprises. Therefore the program is designed to have three activities that include the provision of business subsidy, cultivation by the Field Extension Workers, and group assistance. Capital problem which is one of the most common problems that small scale enterprises face up will be dealt by providing revolving fund. Therefore, the fund will always be available in the group as long as it is managed wisely. Technical cultivation for small scale enterprises will be dealt by providing assistance from the Field Extension Workers or by providing assistance in the business groups. Both activities theoretically can solve the problems that arise when the target groups run their enterprises. This study is intended to identify the activities that the program has been implemented and the obstacles that may arise on the basis of the specified evaluation criteria. This descriptive study is intended to obtain a description of the implementation of the program and to make evaluation on the basis of four criteria that include effectiveness, responsiveness, acceptability, and organizational support. The data were collected through direct observation, literary study, and questionnaires of 203 assisted people. In addition, an interview was made with the key actors that include the officials of The Labor and Transmigration of Yogyakarta Province, Field Extension Workers, and voluntary workers to recheck the obtained information. Based on the result of evaluation, it can be concluded that this program is effective in achieving the objectives of greater number of target groups and amount of revolving fund. Beside that, the success of voluntary workers assistance is evaluated by the assisted groups. First, the assisted groups should be cultivated sustainably. Second, recruitment and training should be able to support the assistance duties of the voluntary workers. Third, there are not any adequate guidelines for field implementation. Fourth, group activities should be able to support the development of the assisted people. It is suggested that The Labor and Transmigration Office of Yogyakarta Province to make some improvement such as sustainable cultivation for the assisted groups that involves relevant institutions related with the business of the assisted groups. Improvement of recruitment system should be made in order to obtain the voluntary workers that have commitment to assistance. Improved method of training will enable the voluntary workers to provide assistance. In addition, the guidelines of the programs have to be revised and new regulations have to be enacted. Voluntary workers are expected to become the member in order to be involved in the group activities although the program has been terminated.
Kata Kunci : Tenaga Kerja Sukarela,DIY