Laporkan Masalah

Kebijakan pendidikan luar sekolah dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin :: Studi implementasi Program Life Skills di Kota Yogyakarta

WULANDARI, Mukti, Dr. Partini

2006 | Tesis | S2 Magister Studi Kebijakan

Kemiskinan telah menjadi akar berbagai persoalan yang muncul di perkotaan. Kemiskinan itu sendiri bersumber dari rendahnya kualitas sumber daya manusia sebagian penduduk perkotaan, terutama segi pendidikannya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, melalui kebijakan Pendidikan Luar Sekolah, pemerintah berupaya memberdayakan masyarakat miskin dengan Program Life Skills. Berbagai macam keterampilan diberikan dalam program tersebut seperti, menjahit, membordir, dan mengoperasikan mesin fotokopi. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui secara lebih dalam bagaimanakah Kebijakan Pendidikan Luar Sekolah dapat memberdayakan masyarakat miskin di Kota Yogyakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Observasi dan wawancara mendalam merupakan alat pengumpulan data utama. Data yang digunakan untuk menganalisis program bersumber dari data primer yang diperoleh dari informan dan data sekunder dari PKBM, laporan, buku panduan, dan data yang tersedia di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan apabila dilihat dari desain program, program tersebut sangat bagus, namun dalam implementasinya mengalami beberapa kendala sehingga secara keseluruhan program tersebut dapat dianggap gagal. Ukuran yang bisa dipakai mengukur dampak program bagi warga belajar adalah peningkatan dan pemanfaatan keterampilan setelah mengikuti program tersebut. Hanya ada beberapa orang yang berani merintis usaha atau bekerja sesuai dengan keterampilan yang sudah diperolehnya. Dilihat dari jenis keterampilan yang dianggap bermanfaat bagi warga belajar, menjahit lebih bermanfaat bagi warga belajar dibandingkan dengan mengoperasikan mesin fotokopi. Tidak ada satu pun warga belajar yang memanfaatkan hasil pelatihan fotokopi tersebut. Keberhasilan beberapa warga belajar dalam memanfaatkan hasil pelatihan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, motivasi yang tinggi; kedua, tingkat pendidikan; dan ketiga, jenis keterampilan yang sesuai dengan keinginan warga belajar untuk merintis usaha. Sedangkan kegagalan Program Life Skills dalam meningkatkan keterampilan peserta dipengaruhi hal-hal berikut. Pertama, ketidaksesuaian program pelatihan; kedua, implementasi program tidak sesuai dengan desain program; dan ketiga, tidak adanya sanksi maupun pendampingan dan pengawasan pelaksanaan program dari penanggung jawab program, baik tingkat kota, provinsi maupun pusat.

Poverty has become the root of various problems in urban areas. One of the causal factors of the urban poverty is the low quality of human resources of the urban population. Concerning to the point, the government tries to empower people in poverty through the policy of the non-schooling education in life skills program. Various skills are taught in the program such as sewing, embroidering and photocopy operating. The study aims to investigate how the policy of the non-formal education is able to empower the people in poverty in Yogyakarta City. The results of study indicate that when we take a look at the design of the program, it is a very good program, but its implementation faces some obstacles that the whole program may be considered to fail. The measurements that can be used to measure the effect of the program on the training participants are the increase and the making use of the skills after involving the program. There is only less than 20% of them who dare to pioneer a business or to work using the skills they have obtained. The skills considered to be useful for the participants of the program is sewing which is more useful than photocopy operating. None of them make use of the photocopy operating training. Some participants of the program have successful in making use of the training. A few factors involving in this, such as high motivation of the participants, the level of education, and the kind of skill that is appropriate to the willingness of the participants in order to pioneering the business. The failure of the life skills program in increasing the skill of the participants of the program is caused by: first, the inappropriateness of the training program; second, the implementation of the program is not match to the design of the program itself; and third, there is no punishment or surveillance in the implementation of the program by those who are responsible to the program, either from city level, province or the government.

Kata Kunci : Kebijakan Publik,Pendidikan Luar Sekolah,Masyarakat Miskin


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.