Laporkan Masalah

Pengaruh dimensi bilah, jenis perekat dan tekanan kempa terhadap keruntuhan lentur balok laminasi bambu peting

BUDI, Agus Setiya, Ir. Morisco, Ph.D

2006 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Kebutuhan kayu meningkat pesat seiring pertumbuhan perumahan dan jumlah penduduk. Untuk menjaga kelestarian hutan perlu dicari alternatif lain pengganti kayu, diantaranya adalah bambu, karena selain mudah tumbuh juga memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Agar supaya diperoleh ukuran balok yang sesuai dengan kebutuhan struktural, diperlukan teknik pengolahan bambu yaitu teknik bambu laminasi. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dimensi bilah, jenis perekat dan tekanan kempa terhadap keruntuhan lentur balok laminasi bambu Peting. Balok laminasi dibuat dari bambu Peting dengan dimensi 60x120x2600 mm. Dimensi bilah yang digunakan 15x5 mm dan 25x5 mm; jenis perekat yang digunakan Urea Formaldehyde (UF) dan Melamine Formaldehyde (MF); dan tekanan pengempaan yang digunakan 1,5 MPa dan 2,5 MPa. Pengujian balok laminasi dilakukan diatas dua tumpuan sederhana pada jarak 2400 mm, dengan sistem pembebanan four point loading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemakaian dimensi bilah 15x5 mm, beban dan tegangan lentur maksimum yang dicapai masing-masing 11,8% dan 19,8% lebih besar daripada pemakaian dimensi 25x5 mm. Pada pemakaian jenis perekat MF, beban dan tegangan lentur maksimum yang dicapai masing-masing 11,9% dan 13,9% lebih besar dari jenis perekat UF. Pada pemakaian tekanan kempa 2,5 MPa, beban dan tegangan lentur maksimum yang dicapai masingmasing 6,9% dan 7,4% lebih besar daripada tekanan kempa 1,5 MPa.

Requirement of wood mount fast along the growth of resident amount and housing. To take care continuity of forest require, to be searched by other alternative of wood substitution, among others is bamboo, because besides easy to grow also have a high tensile strength. In order to obtained log size measure matching with structural requirement, needed technique processing of bamboo that is lamination bamboo technique. This research is aimed at finding out the influence of split bamboo dimension, adhesive type and clamp pressure towards the flexural failure of the glulam Peting bamboo beam. Glulam beam made of Peting bamboo with beam size 60x120x2600 mm. The used of split bamboo dimension was 15x5 mm and 25x5 mm; used adhesive type was Urea Formaldehyde (UF) and Melamine Formaldehyde (MF); and used clamps pressure was 1,5 MPa and 2,5 MPa. The test of glulam beam was conducted above two simple support at distance 2400 mm with four point loading. The result showed that a usage of split bamboo dimension 15x5 mm, the maximum load and flexural strength reached each 11,8% and 19,8% bigger than usage of dimension 25x5 mm. At usage of MF adhesive type, the maximum load and flexural strength reached each 11,9% and 13,9% bigger than UF adhesive type. At usage of clamp pressure 2,5 MPa, the maximum load and flexural strength reached each 6,9% and 7,4% bigger than clamp pressure 1,5 MPa.

Kata Kunci : Balok Laminasi Bambu Petung,Keruntuhan Lentur, bamboo glulam beam, flexural failure, beam strength


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.