Aplikasi metode akuisisi data Rapid Static dengan data fase untuk evaluasi luas bidang obyek pajak bumi bangunan :: Studi kasus Kawasan Bukit Semarang Baru, Kec. Mijen, Kota Semarang
ADIATMA, Lambang, Leni Sophia Heliani, M.Sc.,D.Sc
2006 | Tesis | S2 Teknik GeomatikaBegitu pentingnya penetapan luas bidang obyek pajak bagi kepentingan pajak, menyebabkan KPPBB perlu mengevaluasi penggunaan data luas bidang yang berasal dari beberapa data sekunder yang tingkat validitas datanya masih belum teruji. Sebagai salah satu alternatif penyediaan basis data spasial PBB adalah melalui aplikasi pemanfaatan teknologi GPS dengan menggunakan metode akuisi data rapid static untuk penentuan luas bidang obyek. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi luas bidang obyek pajak pada SPPT PBB yang berasal dari berbagai sumber data sekunder menggunakan luas hasil pengukuran GPS yang telah teruji keakurasian datanya. Diharapkan pemanfaatan GPS yang lebih akurat dalam penentuan luas bidang obyek pajak dapat menggantikan data sekunder yang selama ini dipakai dalam menentukan luas bidang untuk kepentingan PBB (fiscal cadaster). Studi kasus dilakukan di Kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) Kecamatan Mijen Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada 39 (tiga puluh sembilan) bidang obyek PBB dengan area luas berkisar antara 500 m2 sampai 4 hektar dengan jenis peruntukan lahan obyek pajak untuk perumahan mewah, kawasan industri dan obyek individu. Evaluasi dilakukan terhadap beda luas bidang obyek PBB baik dari data sekunder basis data PBB maupun data sekunder berupa peta digital sesudah transformasi, dengan cara membandingkannya dengan hasil pengukuran luas bidang obyek PBB secara langsung menggunakan receiver GPS Leica GS20 PDM metode rapid static. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % diperoleh thitung (2,6555) > ttabel pada derajat kebebasan (df) 37 dan tingkat signifikansi 5 % (1,697) sehingga beda luas antara luas bidang dari data sekunder basis data PBB terhadap luas bidang hasil pengukuran langsung menggunakan GPS melalui metode akuisisi data rapid static akan lebih besar dari 0,12% atau mempunyai perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada perhitungan uji hipotesis berikutnya diperoleh thitung (3,4190) > ttabel pada derajat kebebasan (df) 38 dan tingkat signifikansi 5 % (1,697) untuk beda luas antara luas bidang dari data sekunder peta digital dengan luas bidang hasil pengukuran langsung menggunakan GPS melalui metode akuisisi data rapid static akan lebih besar dari 0,12% atau mempunyai perbedaan yang signifikan.
The determination of tax objects area specified for fiscal cadastre is so important that the Local Land and Building Tax Service Office (KPPBB) requires to evaluate use of area data obtained from secondary data sources but the data validity level had not been tested yet. One of the spatial database support alternatives of Land and Building Tax (PBB) data is through exploiting the GPS technology application by using rapid static method for area determination of PBB objects. This research objective is to evaluate tax objects area in SPPT PBB obtained from various secondary data sources by comparing the area obtained from GPS measurement had been tested on its data accuracy. It is expected that by exploiting more accurate GPS measurement in area determination of PBB objects, this will substitute those secondary data sources currently used for fiscal cadaster. The case study was done in Bukit Semarang Baru (BSB) area, District of Mijen, Semarang City. This research used 39 ( thirty nine) land parcels with their areas ranging from 500 m sq to 4 hectare and the allotment types include luxurious housing, industrial area and individual objects. An evaluation was conducted to the area difference of PBB objects either from the secondary data of available in the PBB data bases and the secondary data of obtained from digital maps. This was done by comparing the area obtained from GPS Leica GS20 PDM applying rapid static method. The result of the hypothesis test result indicates that within 95 % from the confident level, the area of the secondary data of PBB data bases differ significantly from the area measured directly using GPS with a rapid static method and it is larger than 0,12 %, as shown by taccount (2,6555) > ttable at degree of freedom of 37 and the significant level of 5 % (1,697). In the subsequent hypothesis test to area of the secondary data of digital map differ significantly from area measured directly using GPS with a rapid static method and it is larger than 0,12 %, as shown by taccount (3,4190) > ttable at degree of freedom of 38 and the significant level of 5 % (1,697).
Kata Kunci : Aplikasi akuisisi data rapid static, data sekunder basis data PBB, beda luas, Application of rapid static method, secondary data sources, area differences.