Analisis ekonomis atas pembelian tenaga listrik swasta :: STudi kasus PPA (Power Purchase Agrement) antara PT. PLN (Persero) dengan PT. Energi Sengkang

SETIADI, Mokhamad, Dr.Ir. Hamzah Berahim, MT

2006 | Tesis | S2 Teknik Elektro (Magister Sistem Energi Elektrik

Listrik merupakan utiliti primer yang dapat meningkatkan derajat hidup manusia, bangsa dan Negara. Sekarang listrik sudah merupakan komoditi yang kebutuhannya dari tahun ke tahun semakin besar sehingga pasokan yang dibutuhkan juga semakin besar. Pembangunan pembangkit baru diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan tenaga listrik yang besar. Pemerintah tidak mempunyai cukup dana untuk membangun pembangkit baru yang membutuhkan dana sekitar USD 1 juta untuk 1 MW. Pemerintah mengundang investor luar untuk membangun infrastruktur pembangkit baru melalui Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang usaha penyediaan tenaga listrik oleh swasta. Dari sinilah awal mula timbulnya listrik swasta yang dikenal dengan IPP (Independent Power Producers). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecukupan pasokan tenaga listrik di Sistem Sulawesi Selatan dan menganalisis komponen biaya serta besarnya beban biaya dari pembangkit swasta yaitu PT. Energi Sengkang. Setelah dilakukan studi kelayakan baik secara teknis dan ekonomis dapat diperoleh hasil bahwa pembangkit PLTGU Sengkang telah memenuhi kelayakan secara teknis untuk memenuhi kecukupan pasokan tenaga listrik Sistem Sulawesi Selatan. Untuk analisis ekonomis diperoleh bahwa struktur biaya pembelian tenaga listrik meliputi : komponen A dengan besar rata-rata Rp 203,61/kWh, komponen B Rp 40,87/kWh, komponen C Rp 164,12/kWh, komponen D Rp 20,71/kWh, dan komponen E Rp 6,81/kWh. Kemudian Payback period diperoleh antara 6,96 tahun s/d 12,52 tahun dengan rata-rata 8 tahun, Average return on book value sebesar 14,29% s/d 25,71%, IRR (Internal Rate of Return) 11,14% s/d 13,43% dengan WACC (Weighted Average Cost of Capital) 4,66% sehingga faktor resiko yang dibebankan sebesar 6,48% dan bisa mencapai 8,77%. Rata-rata harga beli tenaga listrik PT. Energi Sengkang Rp 436,12/kWh masih di bawah rata-rata harga jual PT. PLN (Persero) sebesar Rp 574,52/kWh sehingga masih menguntungkan.

Electricity represent primary utility that will able to improve degree of human life, State and Nation. Now, electricity have represented commodity, which it’s ever greater requirement from year to year. Generation development needed to fulfill the requirement of electric power demand. Government didn't have enough fund to build new generation which require fund around USD 1 million to 1 MW. Government invited external investor to build new generation infrastructure through the Decision of President No. 37 Year 1992. It’s about an effort of electric power by private sector (IPP - Independent Power Producers). This research aims to analyze sufficiency of electric power demand in South Sulawesi System. The analysis component consist of expenses and the level of charges from private sector generation (PT. Energy Sengkang). After feasibility study, either through economic and technical can be obtained that PLTGU Sengkang fulfilled elegibility technically for fulfill sufficiency of South Sulawesi System. The economic analysis obtained that structure is expense of purchasing electric power covering : component A is average Rp 203,61/kWh, component B Rp 40,87/kWh, component C Rp 164,12/kWh, component D Rp 20,71/kWh, and component E Rp 6,81/kWh. The Payback period was obtained between 6,96 to 12,52 year with average 8,00 year. The Average return on book value equal 14,29% to 25,71%, IRR (Internal Rate of Return) 11,14% to 13,43% with WACC (Weighted Average Cost of Capital) 4,66% so that burden some risk factor equal to 6,48% and can reach 8,77%. The average price bought from PT. Energy Sengkang Rp 436,12/kWh still under average price that sold by PT. PLN (Persero) Rp 574,52/kWh, so that still profit.

Kata Kunci : Listrik, IPP, pasokan, analisis ekonomis, Electricity, demand, economic analysis