Perubahan spasial permukiman Kampung Karang Malang Yogyakarta
TISNAWATI, Endah, Ir. Sudaryono, M.Eng.,Ph.D
2005 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturKampung Karangmalang merupakan bagian dari Pedukuhan Karangmalang. Kampung ini terletak di daerah perbatasan antara kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Awal dekade 80an, Kampung Karangmalang masih merupakan kawasan pedesaan di pinggiran kota Yogyakarta. Seiring dengan pembangunan kampus UGM dan UNY pada pertengahan dekade 80an, terjadi perubahan yang signifikan pada kondisi ekonomi dan fisik kampung. Terjadi pemadatan ruang, penyempitan luas tanah dan perubahan kegiatan ekonomi. Fenomena yang terjadi di dalam Kampung Karangmalang menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran konsep mengenai proses perubahan spasial kawasan permukiman sekitar kampus Karangmalang Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian naturalistik fenomenologis. Beberapa tema awal yang telah ditemukan pada survey awal (mini tour), dikembangkan dalam survey lanjutan. Tema-tema tersebut kemudian diperdalam dan dikembangkan melalui serangkaian survey yang dilakukan berulang kali. Hingga dapat disusun suatu ‘konstruksi’ teori lokal yang relatif utuh dan stabil. Proses analisis merupakan bagian yang menyatu dengan proses observasi data. Dari proses ini dibangun konstruksi teori dari lapangan. Beberapa tema yang muncul yaitu : sistem warisan dan alih kepemilikan tanah, perubahan rumah, sumur dan sistem sosio-spasial yang terbentuk, kegiatan ekonomi dalam konteks permukiman, dan jalan dan sistem sosio-spasial. Tema-tema ini didialogkan hingga muncul teori mengenai proses perubahan spasial dan sistem nilai yang mendasari perubahan spasial dalam Kampung Karangmalang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses perubahan spasial dalam kampung pada awalnya dipengaruhi oleh rombakan tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pada cara pandang masyarakat dalam melihat lingkungan sekitarnya. Setiap jengkal tanah dan rumah miliknya dipandang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Di sisi lain, sebagian penduduk asli kampung masih memegang nilai-nilai budaya tradisional dalam memandang lingkungannya. Hal ini dijumpai pada pandangan mereka tentang sumur dan sumber air bersih. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari kejadian di luar kampung, seperti : peristiwa rombakan tanah, pembangunan kampus dan jalan lingkar kampung yang baru. Sementara, faktor internal adalah faktor-faktor yang sumbernya berasal dari dalam kampung, yaitu masalah warisan dan jual beli tanah. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dilandasi oleh beberapa sistem nilai, seperti cara pandang masyarakat terhadap masalah kepemilikan tanah, cara pandang terhadap sistem waris, sistem sumber air bersih, dan cara pandang masyarakat tentang kegiatan ekonomi
Lied in the border area of the Gajah Mada university campus, kampong Karang malang is part of the “pedukuhan†Karangmalang. In the early 80’s this area was only a common village in the outskirt of Yogyakarta city. As the Gajah mada university and the Yogyakarta State University extended their complex, this area also changed in its physical appearance and economic activity. Considering the rapid change from village into the crowded area in the outskirt of town, this phenomenon is interesting to be investigated. The aim of this research is to understand the spatial changes in the area near the university campus. Using the naturalistic phenomenologist method, this research has found several themes such as land inheritance and ownership, house changes, wail and sosio-spatial formation, economic activity in the inhabitant context and the kampong path. These themes were analyzed through thematic dialogue in order to get the theoretical concept of the spatial changes and the value system, which explain what the spatial changes was based on. The findings of this research suggest that the change of the land use was the initial trigger of the spatial changes in this area. The change of the land use made people realize of its economic benefit. On the other hand, they still hold their traditional value firmly which can be seen trough the existence of the wail. Two factors have been identified as the cause of the change. The first one is the external factor such as the development of the two campuses near the kampong and the new ring road around the kampong. The internal factors were land inharitance, and the changes of land ownership. These factors was based on value system such as how the land ownership was seen by the people and what they think about the land inheritance system, as well as the water supply and their economic activity.
Kata Kunci : Permukiman,Spasial Kampung, Spatial Changes, External and Internal Factors, Value System.