Program pemberdayaan ekonomi keluarga pra sejahtera dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Desa Bunutin Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli
JELANTIK, I Gusti Lanang, Drs. Soetomo, M.Si
2005 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)Masalah kemiskinan merupakan tantangan utama pembangunan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari angka kemiskinan pada tahun 1976 mencapai 54,2 juta jiwa menurun menjadi 22,5 juta jiwa pada tahun 1996 namun meningkat kembali sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 1997 dan sampai mencapai 38,4 juta jiwa pada tahun 2002. Berbagai upaya telah dilaksanakan sejak tahun 1970-an untuk menanggulanginya, namun belum mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Demikian juga di Kabupaten Bangli tahun 2004 masih dijumpai Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 3.948 KK. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Bangli melalui berbagai program, salah satunya adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pra Sejahtera berupa bantuan Pemerintah untuk usaha-usaha ekonomi produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga terhadap tahapan Keluarga Pra Sejahtera di Desa Bunutin. Analisis tingkat dampak Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ini memakai Informan data primer dari keluarga pra sejahtera yang mendapat bantuan modal fisik dari pemerintah tahun 2002 sebanyak 20 KK di Desa Bunutin. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap 20 informan peserta program pemberdayaan ekonomi keluarga pra sejahtera. Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif dan temuan-temuannya lebih banyak dilukiskan dalam kata-kata dari pada angka-angka. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan antara lain : 1) Terjadi perkembangan tahapan Keluarga Pra Sejahtera antara sebelum dan setelah memperoleh bantuan program pemberdayaan ekonomi keluarga pra sejahtera, dimana tahapan keluarganya setelah mendapatkan bantuan meningkat dari Keluarga Pra Sejahtera menjadi Keluarga Sejahtera Tahap I sebanyak 55% dan Keluarga Sejahtera Tahap II sebanyak 10 %. 2) Terdapat peningkatan pendapatan antara pendapatan yang diperoleh oleh Keluarga Pra Sejahtera sebelum dan sesudah menerima bantuan program pemberdayaan ekonomi keluarga sejahtera, namun demikian peningkatan pendapatan tersebut belum mampu sepenuhnya mengentaskan keluarga pra sejahtera, dimana masih ada sebanyak 35 % Keluarga Pra Sejahtera di Desa Bunutin, Kabupaten Bangli yang belum dapat ditingkatkan status keluarganya. 3) Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pra Sejahtera Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan di Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli mempunyai dampak yang positip terhadap tahapan dan pendapatan Keluarga Pra Sejahtera.
Poverty is currently the main challenging problem in Indonesia. This is indicated by the poverty rte in 1976 which shows 54.2 million. This figure decreases to 22.5 million in 1996, nevertheless, it significantly increases again since the economic crises knocked Indonesia down in 1997. This number shows an increase of 38.4 million in 2002. Various efforts have seriously been implemented since 1970-s to overcome this problem, but these efforts has not yet been able to minimize the number of poverty. Neither has in the Regency of Bangli, that in 2004 there were still found 3.948 pre-prosperous families. There are some programs implemented to alleviate poverty in Bangli Regency, one of which is the program of economic empowerment for the pre-prosperous families through governmental aids for the purpose of productive economic efforts. The aim of this research is to analyses the program impact of the family economic empowerment program to the stages of pre-prosperous families in the Village of Bunutin. This analysis uses primary data obtained from interviewees of pre-prosperous families, of which 20 households out of them got governmental aids in 2002. The method of analyses implied here is through a descriptive -qualitative approach. The technique for data collection uses a method of an in-depth interview of the 20 interviewees, who take part in the program of pre-prosperous family economic empowerment. This research result a descriptive data and findings which is further depicted more deeply in words than in figures. From the result of this research, some conclusions can be drawn as follows: 1. An up-grade stage from pre-prosperous families occurs between the period of before and after obtaining the programs of pre-prosperous family economic empowerment. From which, 55% of pre-prosperous families to be prosperous families stage I, and 10% prosperous families stage II. 2. There is an enhancement of family income to the pre-prosperous families between before and after receiving governmental assistance of prosperous families’ economic empowerment program. Whereas, the enhancement of income has not yet been able to alleviate the poverty of pre-prosperous families, of which 35 % out of them are still at the same level of economic status. 3. The program of pre-prosperous family economic empowerment in Bunutin Village, Bangli Sub-District, the Regency of Bangli, has a positive impact to increase the family income of pre-prosperous families.
Kata Kunci : Kemiskinan,Program Pemberdayaan Ekonomi,Keluarga Prasejahtera, Poverty, Family economic empowerment, Family stages development