Laporkan Masalah

Demokrasi di Bantul :: Studi kasus tentang Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bantul 2005

SYAFRUDDIN, Prof.Dr. Riswandha Imawan, MA

2006 | Tesis | S2 Ilmu Politik (Politik Lokal dan Otonomi Daerah)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan demokrasi di tingkat lokal khususnya dalam proses pemilihan kepala daerah di Bantul. Di dalam proses pemilihan kepala daerah secara demokratis, semua masyarakat di tuntut/diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya tanpa terkecuali, untuk memilih pasangan yang dianggap mampu mewujudkan perubahan dalam konteks sosial, politik ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu, dalam memilih, masyarakat harus jeli dalam melihat program kerja dan Visi-Misi yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat. Dalam pemilihan kepala daerah di kabupaten Bantul, ternyata mengalahkan pasangan yang datang dari keluarga besar Keraton. Dengan demikian, tulisan ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi sikap dan perilaku mereka dalam proses pemilihan yang demokratis. Termasuk juga penyebap dari kekalahan tokoh Keraton dalam pencalonannya sebagai kepala daerah di Bantul. Penelitian adalah masuk dalam dalam kategori grounded research yang bersifat explorative-descriptive sehingga untuk mencapai tujuan itu pengukuran yang digunakan adalah dengan metode deskriftif kualitatif. Untuk itu pertama-tama dilakukan analisa yang bersifat prosedural terhadap data-data sekunder ( mengidentifikasi partai politik yang menang pada pemilu Legeslatif 2004 dan menyisir perolehan suara masing-masing kandidat pada pilkada Bantul 2005). Analisa ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan perolehan suara dari masing-masing calon di TPS-TPS yang sudah ditentukan oleh KPUD. Sehingga apakah hasil yang sudah terhimpun dalam data perolehan suara sesuai dengan hasil di masingmasing TPS. Kesimpulan diambil dengan cara mengelaborasi, menginterpretasikan serta membuat tafsiran atas tampilan data baik primer maupun sekunder (dari jawaban responden dan informen, serta data-data perolehan suara dari masing-masing kandidat) dengan landasan/acuan teoritis tentang nilai- nilai demokrasi yang bersifat normatif Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa seiring derasnya arus demokrasi dan semakin terbukanya wawasan berpolitik, masyarakat tidak lagi terpaku dan terbelenggu oleh permasalahan-permasalahan yang bersifat klasik dalam menentukan pilihan, seperti memilih karena keturunan, memilih karena tokoh kultur dan memilih karena punya silsilah kerajaan, akan tetapi khususnya masyarakat Bantul memilih cendrung karena prestasi kerja dan kemampuan calon dalam melogikakan kebijakan yang akan dijalankan ketika ia terpilih. Hasil penelitian ini juga melihat bahwa kekalahan Yudhaningrat sebagai calon bupati Bantul yang berasal dari keluarga besar Keraton, mengindikasin adanya keinginan masyarakat untuk memisah Keraton sebagai sentrum kultur dan Keraton sebagai entitas politik artinya tidak selamanya tokoh-tokoh keraton harus menjadi pioner dalam struktur pemerintahan formal kalau memang tidak memenuhi kualifiakasi.

The present research aims to identify democratic development at local level, particularly during the Bantul district head election. In this democratic process of district head election, all citizen is required/expected to use their votes in electing pairs with proficiencies of bringing social, political, economic, and cultural changes. Hence, during election, citizens should have sharp observations on their working program and Vision- Mission that individual candidate offer. During the Bantul district head election, in fact the elected pair has defeated the candidate coming from Keraton (royal) big family. Hence, this research specifically aims to identify how and what factors influencing their attitudes and behaviors during the democratic process, including the causes for the failure of Keraton figure during his participation as the prospective Bantul district head. It was an explorative-descriptive grounded research; hence, measurement to use involved descriptive-qualitative method. To this end, first of all, procedural analysis was performed on secondary data (identifying political parties winning at the 2004 Legislative election and exploring votes of individual candidate during the 2005 Bantul district head direct election/ pilkada). This analysis aimed at identifying votes that individual candidate won at the TPS the KPUD had determined yet. Hence, did results gathered in the data of votes obtained match with the results in individual TPS?. Conclusion was taken by elaborating, interpreting presented, both primary and secondary data (respondents and informants responses, and votes data gathered from individual candidate) based theories on normative values of democracy. Results showed that with the faster flow of democracy and the wider of political perspectives, people has not stuck and shackled by classical issues in deciding options, such as giving votes due to heritage reason, culture figures and royal heritage. However, in particular, Bantul people did give their votes due to working achievement and proficiency of candidates in logically defining policies to do when they were elected. Results of this research also observed that the failure of Yudhaningrat as a candidate of Bantul district head coming from Keraton big family, indicated people trend to divide Keraton as culture center and as political entity, meaning that not all the times, the Keraton should become pioneers within formal administration if they did not fulfill qualification

Kata Kunci : Pilkada dan Demokrasi, democracy, district head election, local politic and administration .


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.