Modal sosial dan pengembangan Civil Society :: Studi tentang dinamika kelompok "Bonio Ehowu" dalam pengembangan Civil Society di Desa Iraono Geba Kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Nias

ZEBUA, Herman Syukur, Dr. Pratikno, M.Soc.Sc

2005 | Tesis | S2 Ilmu Politik (Politik Lokal dan Otonomi Daerah)

Sekalipun isu yang diangkat disini hanya merupakan salah satu dinamika institusi di aras lokal yang didasarkan pada marginalisasi posisi masyarakat desa dihampir seluruh wilayah kehidupan bernegara, namun tesis yang berjudul “Modal Sosial dan Pengembangan Civil Society” ini merupakan satu potret dinamika civil society di Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan penelitian yakni mengidentifikasi, memahami modal sosial (social capital) yang ada dalam dinamika institusi lokal melalui dimensi nilai, institusi dan praktek sosial kemasyarakatan serta mengetahui relevansinya bagi pengembangan civil society, maka pendekatan kualitatif yang dilakukan secara deskriptif dengan strategi studi kasus dipilih sebagai metode penelitian. Data-data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian sebagai unit kajian ditentukan pada Kelompok Bonio Ehowu di Desa Iraonogeba, Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias. Pembentukan Kelompok Bonio Ehowu pada tahun 1986 dilatarbelakangi respon masyarakat Iraonogeba terhadap lunturnya budaya dan adat istiadat sebagai identitas masyarakat Nias. Gerakan kultural yang diusung oleh Kelompok Bonio Ehowu tidak menjadi siasia, hal ini terlihat dengan adanya respon positif dari masyarakat Iraonogeba dengan ikut terlibat sebagai anggota kelompok. Hingga tahun 2004, anggota kelompok ini telah berjumlah 60 orang (7,75 % dari jumlah penduduk Desa Iraonogeba). Sejumlah kegiatan di bidang pelestarian budaya dan adat istiadat telah diikuti oleh kelompok ini, mulai dari tingkat desa, hingga tingkat kabupaten. Pengakuan keberadaan kelompok ini kemudian memperkuat bargaining power mereka dengan negara. Sejalan dengan perkembangan waktu dan situasi setelah beraktivitas di bidang seni budaya dengan sanggar budaya Bonio Ehowu selama kurang lebih empatbelas tahun, terjadi penajaman dan peningkatan aktivitas untuk menjawab tantangan yang semakin kompleks dan keinginan untuk menjangkau kalangan yang lebih luas dari kelompok ini. Penataan organisasi kelompok dengan penambahan bidang kegiatan yang meliputi pendampingan dibidang advokasi dan bantuan hukum serta kegiatan arisan. Dalam konteks ini, terjadi pergeseran gerak aktivitas kelompok dari sebuah kelompok dengan sasaran kegiatan yang cenderung spesifik kearah komunitas yang lebih luas dan plural, dalam artian aktivitas kelompok ini tidak lagi didefenisikan semata-mata sebagai komunitas yang berbasis pada kegiatan budaya dan adat istiadat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Bonio Ehowu melakukan upaya membentuk kemandirian masyarakat melalui serangkaian fungsi kelompok bagi dasar perkembangan civil society. Beberapa fungsi KBE bagi warga Desa Iraonogeba, Pertama, Fungsi ekonomi, sekalipun aset belum besar, namun KBE telah mampu menarik warga desa, terutama dalam kegiatan arisan. Kedua, Fungsi sosial, karena pertemuan kelompok ini adalah rutin setiap hari minggu, maka forum ini dapat mempererat tali kekeluargaan diantara warga desa. Disamping itu secara sosial forum ini kemudian dijadikan forum musyawarah anggota kelompok dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dimasyarakat. Aktualisasi modal sosial yang diwujudkan melalui nilai-nilai trust, solidaritas persaudaraan, kerjasama, kebersamaan dan kesetaraan dalam kelompok merupakan suasana yang kondusif bagi social learning (proses saling tolong menolong) untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Ketiga, Fungsi politik, kelompok ini menjadi arena partisipasi dan penanaman nilai-nilai demokratis bagi anggota kelompok. Proses institusionalisasi modal sosial yang dilakukan kepada setiap anggota kelompok mempunyai relasi yang sinergis dengan pengembangan civil society di Desa Iraonogeba.

Although the issue promoted here is only one of the institutional dynamics at the local level based on the marginal position of the village society in almost all aspects of life living in this country, however, this thesis entitled “The Social Capital and Development of the Civil Society” might be one of the portraits on the dynamic of the civil society in Indonesia. In order to meet the purpose of the study which are to identify, to understand the social capital within the local institutional dynamic through the dimension of value, institution and the social practice, to know its relevance for the development of civil society, a case study strategy with the descriptive qualitative approach as its method was used. Data were compiled using the interview, observation and documentation. The location of the study was determined to be the Bonio Ehowu Group at Iraonogeba village, Gunungsitoli District, Nias Regency. The formation of Bonio Ehowu Group in 1986 was underlain by the response of the Iraonogeba society towards the paleness of the culture and custom as an identity of the Nias society. The cultural movement performed by Bonio Ehowu Group is not futile since the response of the Iraonogeba society to involve as members of the group. Till 2004, the group members were 60 persons (7,75% of the whole population of the Iraonogeba village). A number of activities in culture and custom preservation area has been followed by this group from the village to regency levels. The acknowledgement of existence of this group was then strengthening the bargaining power between the villagers and the government. The situation of the group over time in which the activities in cultural arts with its Bonio Ehowu cultural studio is getting developed for more or less fourteen years, and so are the sharpening and increasing of activities, as an answer to the complex challenge and desire to reach larger target of this group. The arrangement of the organization of the group with the addition of activities includes the escorting in the area of advocacy and the aid of law as well as the garden club. In this respect, there is a shift of activities from the specific group target to the larger and more pluralistic target, which means that the activities are not simply and merely based on the culture and custom or tradition. The result of the study shows that Bonio Ehowu Group performs the effort to shape the self-help among the society through the function of the group as a basis of the civil society development. Several function of Bonio Ehowu Group for the Iraonogeba villagers, are the first, the economic function, even though the modal is not yet large but still small, Bonio Ehowu Group has been able to attract the villagers, especially in the activity of garden club, the second, the social function, for the meeting of this group is a routine activity every Sunday, this forum is able to tighten the family relationship among the villagers. Besides, sociologically, this forum has evolved to be the village consultative forum in trying to overcome every problem occurring in the social life. The actualization of social capital which is embodied through the value of trust, the solidarity of friendship, togetherness, and equality among the members of the group is a conducive situation for the sake of social learning (a mutual help process) to solve the problem collectively. The third, the political function, this item becomes a means of democratic life of each member of the group. The process of institutionalization of social capital which is appl ied to each group member is synergically related to the development of the civil society at Iraonogeba village.

Kata Kunci : Demokrasi,Civil Society,Modal Sosial, social capital, local institution and civil society