Laporkan Masalah

Konstruksi pengetahuan dalam perlawanan masyarakat desa sekitar hutan terhadap Perum Perhutani :: Studi kasus Desa Temulus, Randublatung, Blora

HOELMAN, Mickael Bobby, Drs. Haryanto, MA

2005 | Tesis | S2 Ilmu Politik

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana suatu pengetahuan lahir dan dikandung dalam perlawanan masyarakat desa sekitar hutan. Penelitian dilakukan terhadap warga Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Lebih kurang lima puluh persen wilayah administrasi desa Temulus merupakan kawasan hutan negara yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Perum Perhutani. Bagi petugas Perhutani, Desa Temulus dikenal sebagai desa yang rawan, memiliki intensitas konflik yang tinggi dan sulit untuk dikendalikan. Secara khusus, peristiwa–peristiwa perlawanan oleh masyarakat Desa Temulus kerap dihubungkan dengan pemantik bagi kerusakan hutan berskala besar di wilayah kelola Perhutani KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Randublatung. Studi bermula dari sebuah upaya memahami lebih mendalam bagaimana pengetahuan di dalam perlawanan masyarakat desa sekitar hutan negara di pulau Jawa, muncul sebagai tanggapan terhadap suatu sistem pengurusan hutan serba negara yang tertutup bagi masyarakat, serta hanya berorientasi ke pemerintah pusat melalui model korporasi badan usaha milik negara. Studi dilaksanakan dari Desember 2003 hingga Desember 2004, melalui tiga serial kunjungan lapangan langsung dan tinggal di salah satu rumah warga desa. Metode yang dipilih adalah Deskripsi Mendalam. Data–data empirik didapat melalui proses wawancara bersifat partisipatif dan tidak tersruktur. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik strukturasi. Hasil studi menunjukkan pengetahuan perlawanan masyarakat desa sekitar hutan tidak dapat dilepaskan dari sejarah desa, budaya masyarakat, interaksi kelompok–kelompok di dalam desa serta peluang struktur politik yang menemani pengurusan hutan negara secara tunggal di Jawa. Perum Perhutani melalui KPH Randublatung pada akhirnya berupaya menyelesaikan perlawanan–perlawanan masyarakat Desa Temulus dengan jalan pendekatan pembagian ruang kelola melalui suatu kerjasama pengelolaan hutan bernama Management Regime.

This study aim to understand how knowledge arises and wombs by villagers’ surrounding state forest resistance. The study conducted to Temulus villagers, Randublatung sub–district, Blora district. More than fifty percent of village administration area is a state forest which it’s management conducted by Perum Perhutani. Among Perhutani officials, Temulus village known as a village having many cases of forestry conflicts, resistances and rebellions. Particularly, resistances’ by Temulus villagers often related to forest mass destruction trigger in Perhutani area, especially KPH (forestry district unit) Randublatung. Based on the above condition, the research is aimed to deeply understand how knowledge in villagers’ surrounding state forest resistance, arises as a respond to state–self forestry management which closed to villagers participation, and mainly only for central government benefits through state forestry corporation. The study was conducted for one year, from December 2003 to December 2004, through three serial field visit and stay in one of villagers’ house. Method used in this research is Thick Description. The empiric data were collected through free and participatory interview, with no structure questioner. The data were then analyzed using structural technique. The results of study show that the villagers’ surrounding state forest resistance knowledge related to village historical background, villagers culture, village groups interaction and political opportunity structure that followed state–self forest management. Perum Perhutani through KPH Randublatung effort at last, tried to solve those Temulus villagers’ resistances with a management space sharing through a joint forest management called as Management Regime.

Kata Kunci : Hutan Negara,Perum Perhutani,Perlawanan Masyarakat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.