Transformasi Lengser dari Pantun ke dalam Mapag Panganten di Bandung Jawa Barat
SURYAWAN, Ace Iwan, Prof.Dr. R.M. Soedarsono
2006 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Transformasi lengser dari Pantun ke dalam Mapag Panganten di Bandung, Jawa Barat, ditinjau dari perspektif asal-usul, penampilan, fungsi, dan makna serta faktor-faktor yang menyebabkan adanya lengser, ketertarikan masyarakat, kesinambungan, dan perubahannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif, dengan pendekatan multidisiplin, yang lebih difokuskan pada Pendekatan etnokoreologi, dengan dibantu ilmu-ilmu lain yakni Pengkajian Penampilan (Performance Studies), Sejarah, dan Antropologi. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. Lengser yang ada dalam seni pertunjukan Sandiwara Sunda, Gending Karesmen, dan Upacara Khusus Mapag Panganten, terinspirasi dan bentuk transpormasi dari seni pertunjukan Pantun, yang penampilannya disesuaikan dengan masing-masing seni pertunjukan tersebut, khususnya perilaku penampilan yang penuh humor. Bentuk dan segala perilaku lengser, berupa tuturan dan dikisahkan oleh juru pantun yang juga memilki peranan penting dalam membentuk ‘citra’ lengser dalam pandangan masyarakat. Dalam seni pertunjukan Sandiwara Sunda, Gending Karesmen, dan Upacara Khusus Mapag Panganten, penampilan lengser divisualisasikan pemeranannya sehingga lengser wujudnya dapat dilihat tidaka hanya didengar. Unsur dialog adalah bahan penting dalam sandiwara Sunda, dialog yang dinyayikan dalam Gending Karesmen dan visualisasi gerak tari dalam Upacara Khusus Mapag Panganten. Gerak tari, busana dan rias, serta iringan musik yang menonjolkan karakteristik lincah, lucu, dan penuh variatif adalah unsur pokok yang menjadi daya tarik bagi penonton Upacara Khusus Mapag Panganten. Melalui interpretasi, kreativitas, dan inovasi seniman konseptor dan pelaku, lengser telah memperkaya alam pikiran manusia Sunda. Tokoh lengser senantiasa hadir berbicara atas nama imajinasi yang mewakili angan-angan dan hati nurani ‘idealnya’ manusia Sunda, yang diwujudkan dalam seni pertunjukan.
This reseach aims to describe transformation of lengser from Pantun in Mapag Panganten in Bandung, West Java, in viewed of origin, appearance, function, meaning and factors causing existence of lengser, peoples interest, continuity and change. Method used in this reseach is qualitative with multidiscipline approaches focusing on ethnocoreology, combined with other theory such as performance studies, history and anthropology. The result of this reseach is as follow. Lengser in performing arts such as Sundanese drama, Gending Karesmen, and special ceremony of Mapag Panganten, is inspired and transformation form of performing art of Pantun, where its appearance in adjusted to each performing art, especially one with full of humor behavior. All form and behavior of lengser, in kind of story, is told by story narrator having important role in shaping ‘image’ of lengser in societal point of view. In performing art of Sunda drama, Gending Karesmen and special ceremony of Mapag Panganten, performance of lengser is visualized so lengser is not only listened to but it is also wached. Dialog element is essential material in Sunda drama, the dialogue in sung in Gending Karesmen and visualized in dance movement in special ceremony of Mapag Panganten. Dance movement, clothing, and make-up as well as music accompaniment emphasizing energetic, funny and variative characteristic is main element that become appeal for viewer in special ceremony of Mapag Panganten Through interpretation, creativity, and innovation of conceptor and performer artists, lengser have enriched though of Sundanese people. Figure of lengser is always present in the name of imagination, representing idea and conscience of Sundanese people, Manifested in performing art.
Kata Kunci : Transformasi, Lengser, Pantun, Mapag Panganten, Transformation