Kajian kerusakan terumbu karang akibat limbah PLTU Suralaya di Banten dengan memanfaatkan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
SARIRATRI, Diah Wening, Prof.Dr. H. Sutikno
2005 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPLTU Suralaya terletak di bagian utara Propinsi Banten. Kegiatan di PLTU ini menghasilkan limbah, diantaranya air panas. Limbah air panas yang berasal dari PLTU ini meningkatkan suhu perairan sekitarnya. Peningkatan suhu perairan ini mengakibatkan coral bleaching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah air panas (suhu pada kualitas ekosistem terumbu karang disekitarnya. Penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis, dan analisis spasial ekologis. Metode survei digunakan dalam penelitian ini. Parameter kimia-fisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu perairan, salinitas, kecerahan, arus, gelombang, angin dan sedimentasi; parameter biologi yang digunakan adalah tutupan karang; serta menggunakan citra Landsat TM. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik menggunakan regresi berganda, analisis deskriptif dan analisis digital. Untuk mendapatkan upaya metode konservasi yang sesuai digunakan analisis spasial ekologis. Penurunan kualitas ekosistem terumbu karang terjadi dalam 9 tahun terakhir (1997- 2005), karena adanya pengaruh aktivitas pembangkit listrik. Di salah satu titik pengamatan, terumbu karang mengalami pemutihan (coral bleaching). Berdasarkan parameter kimia-fisika suhu dan kecerahan perairan, kondisi perairan tidak memungkinkan untuk kehidupan ekosistem terumbu karang; berdasarkan parameter biologi, kondisi ekosistem terumbu karang terus mengalami penurunan kualitas. Untuk mempertahankan ekosistem terumbu karang sangat penting untuk menerapkan manajemen lingkungan dan konservasi sumberdaya alam pada ekosistem terumbu karang
Suralaya power plant in the Province of Banten is located in the north west part of Java. Thermal water come out from the plant increased the temperature of seawater. Rising of the temperature caused coral bleaching. This research aimed to discover thermal pollution affecting the quality of coral reef in Suralaya, using remote sensing and GIS technologies, and detecting ecosystem conservation based on spatial ecological analysis. The method of survey particularly used in this research to collect chemical-physical parameters of the water examined encompass temperature, salinity, light penetration, currents, waves, and winds; biological parameters comprises percentage of coral covering; Landsat TM images to find out coral reef. Data analysis were approached with multiple regression and descriptive analysis and image data analisys are processed using remote sensing and GIS technologies. To attain considerably accurate ecosystem conservation, a spatial ecological analysis, therefore, is prerequisite. The result were showed that there has been decreased of the coral reef ecosystem for the last nine years (1997-2005), under the effect of the power plant activities. In one of the sampling location, the coral ecosystem is found to be bleaching. Considering the chemical-physical condition of temperature and clear water, the condition is not favorable to the coral reefs; biological condition, in this case, indicates that the coral is no longer sufficiently supporting to the ecosystem. It is necessary, then, to accurately establish an appropriate environmental management and resource conservation on this coral.
Kata Kunci : Lingkungan Hidup,Kerusakan Terumbu Karang,Limbah PLTU,SIG, coral reef ecosystem, warm waste water and conservation