Tingkat bahaya erosi dan pengaruhnya terhadap kualitas air (TSS dan TDS), indeks diversitas Plankton dan Bentos DAS Sejorong Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
SOEPENA, Rd. Indah Nirtha Nilawati Nugraha Putri, Dr. Suratman Worosuprodjo, MSc
2006 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat bahaya erosi di DAS Sejorong hulu setelah terjadi perubahan penggunaan lahan dari kawasan hutan menjadi kawasan penambangan dan pengaruhnya terhadap kualitas air serta kehidupan plankton dan bentos di Sungai Sejorong. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei. Contoh tanah diambil di 9 titik yang ada di lokasi yang masih alami dan lokasi yang telah terganggu aktivitas penambangan, sedangkan contoh air, plankton dan bentos diambil di 5 lokasi yang mewakili daerah hulu, tengah dan hilir Sungai Sejorong. Besar erosi permukaan dihitung menggunakan rumus USLE dari Wischmeier dan Smith yang kemudian dikombinasikan dengan kedalaman tanah untuk diketahui tingkat bahaya erosinya. Indeks diversitas plankton dan bentos dihitung menggunakan indeks Shannon-Wiener. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa besar erosi permukaan yang terjadi di DAS Sejorong hulu berkisar antara 0,99 – 6.916,3 ton/ha/thn dengan tingkat bahaya erosi adalah sangat ringan, ringan dan sangat berat. Tingkat bahaya erosi sangat ringan terjadi di lokasi yang masih alami, yaitu Hulu, Nangka dan Cut 21, sementara tingkat bahaya erosi ringan terjadi di lokasi Hulu dan Kokar dan tingkat bahaya erosi sangat berat terjadi di lokasi yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan karena aktivitas penambangan, yaitu East Dump, Jalit I dan Jalit II. Tingkat bahaya erosi di Jalit I dan Jalit II mempengaruhi kualitas air sungai Sejorong yang ada dibawahnya, yaitu lokasi Jalit WI dengan kandungan nilai TDS paling tinggi diantara lokasi lainnya, yaitu 2500 mg/l. Indeks diversitas plankton di semua lokasi berkisar antara 0,845319 – 1,185794. Berdasarkan indeks diversitas plankton, lokasi Hulu dan Hilir tergolong tercemar berat sementara lokasi SD3, Jalit WI dan Jembatan Tongo tergolong tercemar sedang. Diversitas bentos tertinggi berada di Hulu yaitu 10 dengan densitas 2.375 ind/m3 dan yang terendah berada di Hilir dengan diversitas 5 dan densitas 875 ind/m3.
The purposes of this research are to study the degree of erosional hazard and its influence on water quality, and the existence of plankton and benthos in Sejorong watershed. Survey method was used in this research. The locations of soil sampling were devided into 2 locations, that is native and disturbed areas. Soil samples were taken from 9 locations. Water, plankton dan benthos samples were taken from 5 locations which lying from upstream and downstream. The degree of erosional hazard known by combining the surface erosion estimated using USLE from Wischmeier and Smith (1978) and the depth of the soil. Diversity index of plankton and benthos is determined by the Shannon-Wiener index. The results of this research shown that the surface erosion ranging from 0.99 to 6,916.3 t/hectare/year. The most of surface erosion occurred in East Dump, Jalit I and Jalit II which had disturbed by mining activities. The degree of erosional hazard is the most in these locations. The analyze of water quality showed that Jalit WI has the highest TDS, that is 2500 mg/l. Diversity index of plankton ranging from 0,845319 – 1,185794. According to the value of diversity index, Hulu and Hilir have heavy pollution and SD3, Jalit WI and Jembatan Tongo have moderate pollution. The diversity and density of benthos also decrease from Hulu to Hilir. Hulu has 10 diversity with density 2,375 ind/m3 and Hilir has 5 with density is 875 ind/m3.
Kata Kunci : Lingkungan Hidup,Kualitas Air,Erosi,Plankton dan Bentos, the degree of erosional hazard, water quality, plankton, benthos