Laporkan Masalah

Pengambilan keputusan dan potensi risiko Klinik Bedah Sesar pada Badan RSD Anuntaloko Kabupaten Perigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah

KAMALUDIN, Dr. Iwan Dwiprahasto, M.MedSc.,PhD

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Manajemen Rumah Saki

Latar Belakang: Kasus bedah sesar RSD Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2002 sampai 2004 menimbulkan fenomena tersendiri dan berbagai pertanyaan, walaupun dalam 3 (tiga) tahun tersebut angka ini cenderung mengalami penurunan akan tetapi bila dibandingkan dengan yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 10 –15% maka kasus bedah sesar pada Badan RSD Anuntaloko masih sangat tinggi. Disamping itu penurunan tersebut diasumsikan karena rendahnya mutu klinik bedah sesar yang akan berpotensi menimbulkan risiko klinik yang dapat menimbulkan tuntutan hukum bagi rumah sakit. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui alasan pengambilan keputusan bedah sesar dan memperoleh informasi tentang potensi risiko klinik dalam penatalaksanaan bedah sesar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara prospektif. Pengamatan dilakukan pada pasien bedah sesar yang menjalani operasi dari tanggal 1 Juli sampai dengan 30 September 2005 dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit untuk persiapan operasi, selama proses pembedahan sampai pasien dinyatakan boleh pulang (discharge). Hasil: Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa pengambilan keputusan bedah sesar karena indikasi medis 70% dan indikasi lain 30%. Indikasi terbanyak adalah disproporsi fetopelvik (22,5%), malpresentasi (12,5%), bedah sesar ulangan (12,5%), plasenta previa, inersia uterin, dan kehamilan lewat bulan dengan skor pelvis rendah masing-masing 7,5%. Potensi risiko klinik yang teridentifikasi selama pengamatan adalah 1) tidaknya adanya prosedur tertulis ”nursing care” dari pre-durante-post operasi, 2) tidak dilakukannya pemeriksaan laboratorium, 3) pemberian antibiotibitoka profilaksis yang tidak tepat, 4) kebersihan umum pasien kurang terjaga dan 5) sistem yang tidak mendukung terlaksananya penatalaksanaan klinik yang baik. Kesimpulan: Keputusan bedah sesar yang berdasarkan indikasi medis hanya 70%. Indikasi terbanyak adalah disproporsi fetopelvik, bedah sesar ulangan, malpresentasi, plasenta previa, inersia uterin, dan kehamilan lewat bulan dengan skor pelvis rendah. Risiko klinik yang berpotensi terjadi dalam penatalaksanaan bedah sesar adalah Infeksi luka operasi, error of commission, error of omission dan edverse event

Backgrounds: Caesarean section cases in Anuntaloko district hospital, Parigi Moutong district in 2002 to 2004 caused new phenomena and lot of questions, although in the last 3 years those grades tended to decreased but it was still high compared to the WHO’s recommendation (10 – 15%). Beside that, those decreasing were assumed because low clinical quality of caesarean section that had a potential in arousing clinical risk will cause law indictment for hospital. Objectives: The study aimed to find out the reason to decide caesarean section activities and to get information regarding to the implementation of clinical risk potential in caesarean section. Methods: This study was descriptive study. Data were collected prospectively. On Patients undergo caesarean section from July 1 to September 30, 2005. Observation was started since patients admitted to hospital until they were discharged. Results: The result of the study showed that decide caesarean section cause medical indication (70%) and another indication (30%). The most dominant reason to decide caesarean section, i.e. feto pelvic disproportion (22.5%), malpresentation (12.5%), Re-caesarean section (12.5%), placenta praevia, inertia uterine, and post date pregnancy with low pelvic score (7.5%). Potential risk identified during treatment is 1) no nursing care standard of pre-durante- post operation, 2) no laboratory checking, 3) inappropriate use of prophylactic antibiotic, 4) improper patients hygiene and, 5) unsupported system toward good clinical implementation. Conclusions: Decision making of caesarean section cause medical indication only 70%. The most indication was feto pelvic disproportion, Recaesarean section, malpresentation, placenta praevia, inertia uterine, and post date pregnancy with low pelvic score. Potential clinical risk was occurred in implementing caesarean section, i.e. surgical site infection, error of commission, error of omission and adverse event

Kata Kunci : Manajemen Rumah Sakit,Pengambilan Keputusan,Resiko Klinik


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.