Laporkan Masalah

Perilaku seksual PSK di bekas lokalisasi "yang tahu" Kota Bengkulu setelah Peraturan Daerah No.24 Tahun 2000

DAUD, A. Tarmizi, dr. H. Sunardi Radiono, SpKK(K)

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan Promosi

Latar Belakang: PSK merupakan individu-individu yang mempunyai masalah sosial. Perilaku kelompok ini mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS yang disebabkan oleh praktek prostitusi. PSK sangat rentan terhadap IMS dan HIV/AIDS, diantaranya disebabkan karena tidak/kurang menawarkan kondom kepada pelanggan, selalu berganti-ganti pasangan, perilaku seks oral atau anal dan tidak memeriksakan kesehatan secara rutin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku seksual PSK yang berisiko terhadap penularan IMS dan HIV/AIDS di bekas lokalisasi “Yang Tahu” Kota Bengkulu setelah Perda No. 24 Tahun 2000. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross-sectional, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan panduan Diskusi Kelompok Terarah (DKT). Data dianalisis dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. Hasil : Sebagian besar PSK berpendidikan rendah dan kelompok umur sangat bervariasi. Perilaku dalam pemakaian kondom masih buruk (58,9%) dan memiliki kelemahan dalam bargaining position. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara umur, pendidikan dan lama kerja terhadap perilaku pemakaian kondom, pola hubungan seks dan pemeriksaan kesehatan oleh PSK. Kesimpulan : Semau PSK di bekas lokalisasi berisiko terinfeksi IMS dan HIV/AIDS, karena tidak menggunakan kondom, berganti-ganti pasangan, tidak periksa kesehatan secara rutin, tidak punya kekuatan dan lemah dalam hal posisi tawar untuk pemakaian kondom. Sehingga condom policy tidak bisa dicapai 100%. Perlu penanganan khusus dari pihak-pihak terkait untuk pembinaan PSK.

Background: PSK (Prostitute) is individual who has social problems. The behavior of this gorup has hight risk toward sexual transmitted disease (STD) and HIV/AIDS wich is caused by prostitution practice. Prostitute is greatly risky toward STD and HIV/AIDS. This is because they did not offer their customer to use condom, always changing partner, oral or anal sexual behavior and did not check up their health routine. Objective: This research was aimed to find out the behavior of prostitute who is risky toward STD and HIV/AIDS in former localization “Yang Tahu” Bengkulu municipality after Perda (regional regulation) No.24 Year 2000. Method: This was a descriptive research that used cross-sectional design with research instrument of questionair and Focus Group Discussion (FGD). Data was analyzed with quantitative and qualitative. Result: Most of the prostitute were low educated and in various age groups. Behavior and using condom was still poor (58,9%) and weak in bargaining position. The statistic analysis showed that there was insignificant difference between age, education and length of word toward behavior of using condom, sexual relationship method and health check up of the prostitute. Conclusion: All prostitutes in the former localization were risky to be infected by STD and HIV/AIDS because of not using condom, changing partner, did not check up their health routine, did not have power and weak in bargaining position for using condom. Hence, condom policy could not be achieved 100%. Therefore, special treatment from related parties for prostitute supervision is necessary to be implemented.

Kata Kunci : Perilaku Sehat,PSK,Peraturan Daerah, Behavior, Prostitute, STD risk and HIV/ AIDS


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.