Laporkan Masalah

Biaya pencegahan dan terapi obesitas di Sanggar Senam di Yogyakarta

HERLINA, Prof.dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc.,Ph.D

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Gizi dan Kesehatan)

Latar Belakang : Obesitas merupakan salah satu akibat gizi salah yang erat hubungannya dengan kesehatan yaitu kondisi kelebihan berat badan yang disebabkan oleh peningkatan akumulasi lemak tubuh. Prevalensi obesitas dibanyak negara, baik negara industri maupun negara miskin meningkat dari tahun ke tahun (Gill, 1999). Surve nasional yang dilakukan pada tahun 1996/1997 di ibukota seluruh propinsi Indonesia menunjukkan bahwa 8,1% penduduk laki-laki dewasa (>=18 tahun) mengalami overweight 6,8% mengalami obesitas, sedangkan penduduk wanita dewasa mengalami overweight sebesar 10,5% dan yang mengalami obesitas sebesar 13,5%. Obesitas merupakan salah satu komponen terbesar dari budget nasional dibidang kesehatan, hal ini disebabkan biaya terapi obesitas di negara-negara berkembang lebih besar dibandingkan di negara-negara maju. Oleh karena adanya beban tambahan akibat impor peralatan-peralatan, obat-obatan, dan untuk keperluan tenaga kesehatan (WHO, 2000). Nilai ekonomi dari penderita obesitas dewasa terdiri dari biaya yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost), biaya kesempatan (Opportunity cost). Tujuan : Untuk mengetahui besar total biaya yang dikeluarkan dalam pencegahan dan terapi obesitas di Sanggar Senam Kartika Dewi dan Puspita. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional dengan metode analisis Cross-sectional yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek yang digunakan adalah semua dewasa yang berumur 20-54 tahun yang ada di Sanggar Senam Kartika Dewi dan Puspita di kota Yogyakarta. Jumlah sampel 96 orang, ditentukan dengan metode Simple Random Sampling. Data biaya dikumpulkan dengan wawancara dan kuesioner. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode Real Cost dengan menggunakan komputer. Hasil analisis tersebut dideskripsikan. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian ini menunjukkan total biaya langsung untuk pencegahan obesitas adalah sebesar Rp.7.194.350 perbulan, sedangkan biaya langsung untuk terapi obesitas sebesar Rp.17.333.875 perbulan. Total biaya tidak langsung untuk pencegahan Rp.7.586.166,5 dan terapi obesitas sebesar Rp. 11.115.266,5. Total biaya langsung Kartika Dewi Rp.38.090.000, puspita Rp.7.650.000, biaya tidak langsung Kartika Dewi Rp.12.325.000, Puspita Rp.3.010.000. Total biaya untuk sampel yang melakukan pencegahan obesitas Rp. 17.780.516,5 dan total biaya terapi Rp.28.449.141,5, total biaya sanggar senam Kartika Dewi Rp.50.415.000, Puspita Rp.10.660.000. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tujuan responden datang kesanggar senam untuk pencegahan dan terapi obesitas supaya mencapai tubuh yang sehat dan segar walaupun besar biaya yang dikeluarkan. Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih baik melakukan pencegahan obesitas dibandingkan dengan terapi obesitas karena biaya pencegahan lebih kecil secara signifikan.

Background: Obesity is a consequence of malnutrition which is closely related to health, i.e. overweight condition caused by increase of fat accummulation in the body. Prevalence of obesity in many countries, either industrialized or poor countries, increases every year. National survey conducted in 1996/1997 in all capital cities of Indonesia showed that 8.1% of male adults (≥18 years old) were overweight, 6.8% were obese, whereas 10.5% of female adults were overweight and 13.5% were obese. Obesity is one big component of national budget in health. This is caused by the fact that the cost of obesity therapy in developing countries is greater than in developed countries due to extra changes for imported equipments, medicines and health staff. Economic values of the obese consist of the following: direct cost, indirect cost and opportunity cost. Objective: To find out the amount of total cost that has to be paid in the prevention and therapy of obesity at Kartika Dewi and Puspita gymnastics center. Method: The study was observational with cross sectional analysis design which used both quantitative and qualitative approaches. Subject consisted of all adults aged 20-54 years old at Kartika Dewi and Puspita gymnastics center in Yogyakarta. Samples were as many as 96 people taken using simple random sampling technique. Data of cost were collected through interview and questionnaire and then analyzed with real cost method using computer. Result of analysis was presented descriptively. Result: The result of the study showed that total direct cost of obesity prevention was as much as Rp 7.194.350 per month, whereas total direct cost of obesity therapy was as much as Rp 17.333.875 per month. Total indirect cost of prevention was Rp 7.586.166,5 and of therapy was Rp 11.115.266,5. Total direct cost at Kartika Dewi was Rp 38.090.000, at Puspita was Rp 7,650,000; total indirect cost at Kartika Dewi was Rp 12.325.000 at Puspita was Rp 3.010.000. Total cost of respondents who take obesity prevention Rp. 17.780.516,5 and total cost therapy was Rp 28.449.414,5 and total cost at Kartika Dewi was Rp 50,415,000, Puspita was Rp 10,660,000. The result of interview indicated that the objective of respondents coming to gymnastics center was for obesity prevention and therapy in order to achieve health and stay fit in spite of the high cost. Conclusion: The result of the study showed that do beter obesity prevention than obesity therapy, because cost obesity prevention smaller as significant.

Kata Kunci : Gizi,Terapi Obesitas,Sanggar Senam


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.