Evaluasi manajemen obat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah
AFRIADI, Drg. Dibyo Pramono, SU.,MDSc
2005 | Tesis | Ilmu Farmasi (Magister Manajemen Farmasi)Perubahan struktur dan kewenangan organisasi di daerah akibat diterapkannya undang-undang otonomi daerah membawa implikasi kepada perubahan struktur organisasi pada Gudang Farmasi Kabupaten yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah. Akibat dari perubahan ini menyebabkan bertambahnya beban tugas dan kewenangan yang dilaksanakan, dimana seluruh manajemen pengelolaan obat dilaksanakan sepenuhnya oleh Gudang Farmasi. Atas dasar tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi manajemen obat yang meliputi :1) perencanaan obat, 2) pengadaan obat, 3) penyimpanan obat, 4) pendistribusian obat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif, dari data sekunder tahun anggaran 2001, 2002, 2003, dan data primer tahun 2004 yang diperoleh dari Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah. Untuk memperkuat analisis terhadap data sekunder tersebut, juga dilakukan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dalam pengelolaan obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) perencanaan obat yang dilakukan belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari anggaran yang disediakan untuk pengadaan obat jauh lebih besar dari anggaran pemakaian obat pada tahun sebelumnya, menurunnya persentase obat yang masuk dalam DOEN dan ketepatan perencanaan yang melebihi indikator yang ditetapkan,. 2) pengadaan obat sudah berjalan dengan baik yang ditandai dengan adanya tender pengadaan obat, dukungan dari beberapa sumber anggaran dan tepatnya jadwal kedatangan obat. 3) penyimpanan obat sudah berjalan dengan cukup baik yang terlihat dari metode penyusunan obat, sistem penyimpanan FIFO dan FEFO, hampir tidak ada obat yang kadaluwarsa dan rusak, kecuali beberapa obat yang disimpan tidak sesuai ketentuan akibat keterbatasan prasarana yang ada, 4) pendistribusian obat belum dilaksanakan dengan baik karena sistem pendistribusian obat tidak berdasarkan permintaan puskesmas, tapi ditentukan berdasarkan jumlah kunjungan dari masing-masing puskesmas. Hal ini dapat menimbulkan penumpukan stok obat di puskesmas terutama untuk obat yang tidak dibutuhkan oleh puskesmas bersangkutan.
The applied regional autonomy legislation to result in a change of organization stucture at Regenc ial Pharmaceutical Storehouse as Technical Implementation Unit of Lampung Tengah Health Department. Due to this change caused the increasing work force and authority to carry out, whereby drug management wholly was held by Pharmaceutical Storehouse. Based on it, a research was conducted to evaluate the drug management, namely: 1) planning, 2) procurement, 3) storage and 4) drug distribution in Lampung Tengah Regencial Health Office. This was descriptive research by collecting secondary data in 2001-2003, and primary data in 2004 from Pharmaceutical Storehouse of Lampung Tengah Regencial Health Office. In depth interviews with direct-involved parties in drug management were also done to support the analysis of secondary data. The result showed that: 1) planning has not yet done well. It presented by provided budgeting to drug procurement was extremely bigger than drug usage in the previous years, the decreasing drug precentage which was in DOEN and the planning accuracy which was greater than stated indicator. 2) procurement has done well that indicated by available tenders, supporting funds from many sources and on-time drug shipment. There was inconsistency of regional government in providing drug budget that always decrease annually. 3) storage has quite done well. It could be seen from the drug arrangement method, FIFO/FEFO storage system, almost no expired and decayed drugs (except some drugs which were stored inappropriate). 4) distribution has not yet done well. It because of the distribution system not based on the Primary Health Care demand, but based on the number of meeting of each. This could create overloaded-stock, especially for unused drugs by related Primary Health Care.
Kata Kunci : Gudang Farmasi,Dinkes,Manajemen Obat,Evaluation, Drug management, Pharmaceutical Storehouse