Laporkan Masalah

Evaluasi pelaksanaan standar pelayanan farmasi di Rumah Sakir Tipe C di daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005

AULIA, Nuniek, Dra. Dwi Pudjaningsih, M.Kes.,Apt

2006 | Tesis | Ilmu Farmasi (Magister Manajemen Farmasi)

Instalasi farmasi merupakan salah satu unit dari rumah sakit yang dituntut mampu memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, salah satu caranya dengan menerapkan standar pelayanan farmasi yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rumah sakit tipe C di Daerah Istimewa Yogyakarta telah sesuai dengan standar tersebut. Jika telah sesuai apa yang menjadi faktor-faktor pendukung dan jika belum sesuai faktor-faktor apa yang menjadi hambatan untuk bisa menerapkan standar tersebut. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriftif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang dibuat berdasarkan Self Assesment Pelayanan Farmasi kemudian dikembangkan sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit. Penilaian meliputi tujuh standar yang terbagi dalam dua puluh empat parameter. Suatu IFRS dikatakan telah sesuai standar jika nilai persentase rata-rata pencapaian standar lebih dari 75%, sebaliknya jika kurang dari 75% dikatakan tidak sesuai standar. Data mengenai faktor penghambat dan pendukung diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala IFRS dan direktur rumah sakit. Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan setiap standar digunakan uji nilai ratarata (uji mean) pencapaian skor dalam persen (%), nilai perolehan rata-rata kemudian dibandingkan dengan nilai prosentase standar (75%). Ada delapan rumah sakit tipe C di Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi hanya enam rumah sakit yang dijadikan tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instalasi farmasi rumah sakit tipe C di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sesuai standar pelayanan farmasi rumah sakit adalah RS A (76,67%) dan RS B (80,33 %), sedangkan yang belum sesuai standar adalah RS C (58,33%), RS D (30,83%), RS E (49,17%) dan RS F (47,50%). Rata-rata perolehan skor seluruh rumah sakit tipe C di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 57,22% yang berarti belum sesuai dengan standar pelayanan farmasi rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa faktor pendukung pelaksanaan standar adalah dukungan dari jajaran direksi berupa dukungan moral, kebijakan tertulis atau surat keputusan dan dukungan financial, komunikasi yang intensif dengan tenaga kesehatan dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan praktek kefarmasian sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala bagi rumah sakit dalam menerapkan standar bermacam-macam karena tiap rumah sakit menghadapi masalah yang berbeda-beda, antara lain jumlah tenaga farmasi yang masih kurang, jumlah sarana dan prasarana yang belum memadai dan sistem informasi yang masih manual.

Pharmacy department is a part of hospital department that must able to give good and quality service, one way is implement the standard of pharmacy hospital services within the decree of health minister of Indonesia republic number 1197/MENKES/ SK/X/2004. The purpose of this research is to know do pharmacy services in hospitals type C in Daerah Istimewa Yogyakarta according to the standard. If the hospital according to the standard what supporting factors and if the hospital does not according to the standard what pursuing factors to implementing it . The research is descriptive research. Data collected by questioner that make based on self assessment pharmacy services and then it was developed based on the standard, there are seven standards devide twenty four parameters. A pharmacy department called according to the standard if mean of score (in percentage) more than 75%, in the other hand it called not according to the standard if mean of score less than 75%. Information about pursuing and supporting factors get from interview with pharmacy department manager and hospital director. To know how implementation each standard is used mean test. Mean score of each standard (in percentage) that get each hospital compared with standard score (75%). There are eight hospitals type C in Daerah Istimewa Yogyakarta but only six hospitals as place of research. The result of this research shows pharmacy department of hospital type C in Daerah Istimewa Yogyakarta that according to the standard are RS A (76,66%) and RS B (80,83 %), they do not according to the standard are RS C (58,33%), RS D (30,83%), RS E (49,17%) and RS F (47,50%). Mean of score hospitals type C in Yogyakarta is 57,22% means that they do not according to the standard. Based on interview knew that supporting factors for implementation the standards are support from managers regarding moral support, decision letter and financial support, intensive communication among pharmacist and paramedics and pharmacists have high commitment to execute pharmacy practice. The pursuing factors each hospitals are different because each hospital have different problems. Generally, the pursuing factors are lack of human resource, lack of facilities and manual information system.

Kata Kunci : Farmasi Rumah Sakit,Tipe C,Standar Layanan Apotek,Evaluation, Hospital Pharmacy, Standard of Service


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.