Evaluasi kemampuan lahan dan tingkat bahaya erosi untuk penentuan prioritas konservasi lahan di Daerah ALiran Sungai Cangkring Kabupaten Pacitas Propinsi Jawa Timur
MUSTOFA, Imam, Dr. H. Suratman Woro, M.Sc
2006 | Tesis | S2 GeografiDas Cangkring didominasi oleh lahan kering dan lahan kritis, dengan topografi bergelombang, berbukit, dan bergunung dengan kemiringan lereng rata hingga curam. Pada lahan tersebut terjadi perubahan bentuk penggunaan lahan tanpa memperhatikan nilai ekologi lahan. Tujuan penelitian ini : 1) menentukan persebaran kelas kemampuan lahan, 2) menentukan tingkat bahaya erosi dan erosi terbolehkan, 3) mengetahui perbedaan tingkat bahaya erosi antara satuan lahan yang penggunaannya tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan dibandingkan dengan tingkat bahaya erosi pada satuan lahan yang penggunaannya sesuai dengan kelas kemampuan lahan, 4) menetapkan satuan lahan yang perlu diprioritaskan untuk dikonservasi. Klasifikasi kemampuan lahan daerah penelitian dengan menggunakan software LCLP (Land Classification and Land Use Planning), sedang perhitungan erosi menggunakan metode USLE. Metode penelitian ini menggunakan metode survei lapangan, pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified purposive sampling, strata yang digunakan adalah satuan lahan yang terdiri dari 30 satuan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kemampuan di Das Cangkring meliputi kelas III, IV, VI dan VII. Kelas kemampuan lahan III dan IV sebanyak 17 satuan lahan dengan luas 2878,08 ha (64,49%), dan kelas kemampuan VI dan VII sebanyak 13 satuan lahan dengan luas 1583,93 Ha (35,49%). Sebagian besar satuan lahan dengan kemiringan > 8 % seluas 4206,91 ha (95 %) dari luas DAS Cangkring, memiliki bahaya erosi yang telah melebihi ambang batas erosi yang terbolehkan dengan IBEa > 1. Dari 30 satuan lahan terdapat 18 satuan lahan yang bentuk penggunaan lahannya sesuai dengan kelas kemampuan lahan, dengan skor tingkat bahaya erosi rata-rata 340/18 = 18,88, dan ada 12 satuan lahan yang bentuk penggunaannya tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan dengan skor tingkat bahaya erosi rata-rata 130/12 = 10,83. Satuan lahan yang menjadi wilayah prioritas konservasi lahan sebanyak 26 satuan lahan dengan luas 4206,91 ha ( 94,28 %).
Cangkring’s watershed is dominated by dry land and waste land, and has wavy, hilly, mountainous topography in level or steep slope. Change shape of land utilizing are occurranced without observing ecology value. These research aims are : 1) to determine class spreading of land capability, 2) to determine degree of erosion and permissible erosion, 3) to know the hazardous erosion degree difference between land unit which utilize unppropriate land capability class compared on land unit of which utilizing conform to land capability class, 4) to determine prominent land unit that need conserving. Classifying land capability of this research object, we use software LCLP, whereas erosion calculation is used USLE method. Its research method use dfieldwork, and sampling is done by SPS method which use strata consist of 30 land units. Result of the research show that capability class of Cangkring’s watershed comprise III, IV, VI and VII classes. Land capability of III and IV classes have as many as 17 land units in 2878,08 ha wide, while VI and VII capability classes amount 13 land units in 1583,93 ha (35,49 %) wide. Most of those land units, by > 8 % slope in 4206,91 ha (95 % of Cangkring’s watershed vastness), have hazardous erosion which exceeded borderline of permissible erosion with IBEa > 1, 18 out of 30 land units have land utilizing shape conform to land capability class, in hazardous erosion degree score 340/18 = 18,88 and the utilizing shape from 12 land units left are not suited for land capability class, in hazardous erosion degree score 130/12 = 10,83 on an average. Land units observed, as land conservation priority area, are 26 land units in 4209,91 ha (94,28 %).
Kata Kunci : Geografi Fisik,Konservasi Lahan,DAS,Erosi,Land capability, erosion hazard degree and land conservation