Program promosi pencegahan HIV/AIDS menurut KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) dan PSK (Pekerja Seks Komersial) di Kabupaten Mimika

RUMASEUW, Rosaline Irene, Dra. Ira Paramastri, M.Si

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan Promosi

Latar belakang: Penyakit infeksi HIV/AIDS merupakan masalah terbesar di dunia termasuk di Indonesia. Masalah HIV/AIDS di Kota Timika, Kabupaten Mimika sangatlah serius karena telah mencapai 543 kasus HIV/AIDS. Faktor-faktor risiko penularan yang terjadi di Papua khususnya di Kabupaten Mimika adalah hubungan seks 97,5% (hetero seks), penularan vertikal dari ibu hamil penderita HIV/AIDS ke bayinya sebesar 2,1%, dan transfusi darah sebesar 0,2%. Belum ditemukan adanya kasus penularan injection drugs user (IDU). Berdasarkan faktor risiko terbesar penularan HIV/AIDS di Kabupaten Mimika maka kelompok yang paling memiliki risiko besar tertular penyakit ini adalah PSK (pekerja seks komersial). Tahun 1999 telah dibentuk Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Mimika. Tujuan utama pembentukan komisi adalah untuk mengkoordinir upaya-upaya pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS Tujuan Penelitian: Mengkaji pemahaman dan penilaian KPAD dan PSK terhadap sasaran, pelaku dan penerima promosi, materi, media serta umpan balik terkait program promosi pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Mimika. Metodelogi: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subjek penelitiannya adalah pekerja seks komersial (PSK) perempuan di Kota Timika, Kabupaten Mimika dan anggota tim Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD). Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan DKT berupa daftar pertanyaan-pertanyaan terbuka yang berkenaan dengan pertanyaan penelitian, dibantu alat dukumentasi seperti tape recorder, kamera foto dan buku catatan lapangan. Analisa data menggunakan analisis data kualitatif dari langkah pengumpulan data sampai terbentuk suatu penjelasan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil Penelitian: Pada umumnya PSK menyatakan mengetahui semua orang termasuk dirinya berisiko tertular IMS dan HIV/AIDS. Sebagian besar PSK belum mengenal KPAD, karena jarang memberi penyuluhan kepada PSK di Bar atau Lokalisasi. Pada bulan April 2005 KPAD Mimika baru menjalankan program dengan pemeriksaan kesehatan, konseling, penyuluhan, memberi brosur dan poster. Sebagian besar PSK mengatakan lebih senang menonton film tentang HIV/AIDS karena lebih mudah mengingatnya dari pada membaca brosur atau poster, karena sebagian besar PSK tidak dapat membaca. Kesimpulan : Penilaian dan pemahaman PSK terhadap program yang diberikan KPAD belum berjalan diindikasikan dari angka HIV/AIDS yang x semakin meningkat di Kabupaten Mimika. Sebagian PSK memahami tentang penyakit IMS atau HIV/AIDS dan PSK lebih tertarik pada media elektronik (film), karena sebagian PSK tidak dapat membaca. Program KPAD yang saat ini berjalan dengan baik adalah dengan promosi kondom.

Background: The HIV/AIDS infection disease is the biggest health problem in the world included in Indonesia. The problem of HIV/AIDS in Timika, district of Mimika is very serious because it has reached up to 543 HIV/AIDS cases. The infection risk factors in Papua especially in the district of Mimika is sexual intercourse with 97,5% (hetero sexual), vertical infection from pregnant mothers who suffered from HIV/AIDS to their babies with 2,1%, and blood transfusion with 0,2%. There was no case of injection drugs user (IDU) found. Based on the biggest risk factor of HIV/AIDS transmission in Mimika district, group that has biggest risk of infected this disease is PSK (prostitute). In the year of 1999, the KPAD has formed in Mimika district. The main objective of forming the commission is to coordinate the HIV/AIDS disease prevention and control. Objective: This research was aimed to find out the understanding and evaluation of KPAD and PSK toward target, actor and acceptor of promotion, media as well as feedback that is related with HIV/AIDS prevention promotion program in the district of Mimika. Method: This was a qualitative research with case study design. The subject of this research was women prostitute in Timika, district of Mimika and member of KPAD team. Data collection was done with observation, in-depth interview, and FGD with open-ended question, which was closely related to research question and complemented with documentation equipments such as tape recorder, photo camera and field record book. Data analysis used qualitative from data collection until forming an explanation. Data validity used source and method triangulations. Result: In general, PSK stated that everyone including herself knew that they were infected from sexual infected disease and HIV/AIDS. Most of the PSK did not understand the KPAD well because health information to PSK in bar or localization was rarely given. In April 2005, the KPAD of Mimika just started the program of health examination, counseling, information, giving brochure and poster. Most of the PSK stated that they preferred watching film regarding HIV/AIDS because it is easier than reading brochure or poster because most of the PSK could not read. Conclusion: The evaluation and understanding of PSK toward the given program by KPAD was not yet implemented and indicated from the rate of HIV/AIDS that was increased in the district of Mimika. Some PSK understand about the sexual infected disease or HIV/AIDS and they were more interested in electronic media (film) because some of them could not read. The KPAD program that is well implemented nowadays is condom promotion.

Kata Kunci : Program Promosi Pencegahan HIV/AIDS, KPAD, Pekerja Seks Komersial, HIV/AIDS prevention promotion program, KPAD, prostitute