Laporkan Masalah

Pengelolaan tinggalan budaya melalui endekatan Visitor Management :: Studi kasus Candi Borobudur

RATNADEWI, Enny, Dr.Ir. Arya Ronald

2005 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur (Arsitektur dan Perencanaan P

Pengembangan pariwisata berkelanjutan telah menjadi isu sentral dalam pengelolaan destinasi wisata khususnya yang secara tegas menekankan pentingnya keseimbangan antara pengembangan dan pelestarian. Di dalam payung pengembangan pariwisata berkelanjutan tersebut dikenal konsep visitor management sebagai konsep pengelolaan destinasi yang menekankan pada optimalisasi kualitas pengalaman kunjungan wisatawan dan minimalisasi dampak negatif terhadap objek dan lingkungannya. Candi Borobudur sebagai objek peninggalan sejarah yang ditetapkan sebagai salah satu dari 10 keajaiban dunia menuntut pengelolaan yang mendasarkan pada prinsip-prinsip keberlanjutan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris tentang kondisi pengelolaan tinggalan budaya Candi Borobudur sejalan dengan prinsipprinsip visitor management Sementara itu, permasalahan utama penelitian ini adalah sejauh mana sebenarnya pengelolaan objek Candi Borobudur sejalan dengan konsep visitor management. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dimaksudkan sebagai upaya mengukur sekaligus mempertajam analisis kualitatif melalui serangkaian metode uji statistika, sedangkan metode kualitatif dalam hal ini adalah penjelasan dan analisis sesuai dengan konsep dan teori yang ada. Hasil penelitian ini memberikan temuan bahwa kualitas pengalaman kunjungan wisatawan di Candi Borobudur dinilai masih rendah, sebagaimana ditunjukkan dari penilaian yang relatif rendah dari wisatawan dan tour operator terhadap kualitas pengalaman maupun kesesuaian antara image destinasi dengan sediaan atraksi dan fasilitas wisata yang ada. Demikian halnya dengan upaya minimalisasi dampak negatif terhadap kelestarian obyek dan lingkungannya dinilai belum optimal, sebagaimana ditunjukkan dari berbagai catatan responden terhadap zonasi, pola kunjungan serta daya dukung lingkungan. Kedua temuan tersebut memberikan kesimpulan penting bahwa pengelolaan Candi Borobudur masih belum sejalan dengan prinsip-prinsip mendasar dalam manajemen sumber daya budaya berkelanjutan, khususnya dikaitkan dengan konsep visitor management.

Sustainable tourism development has become a central issue in management of tourism destination, especially which is address to the importance on the balance between development and conservation. Under the umbrella of sustainable tourism development, it is known a visitor management concept as a destination management concept which emphasize on optimizing of the quality of visitor experience and minimizing the negative impact toward the resources. Borobudur temple as a heritage - culture tourism attraction has been recognized as one of the ten world archaeological of wonder, which is needed to manage in appropriate and sustainable manner. The objective of this research is to view the extent to which the management and development of Borobudur temple meet with the principles of visitor management. Meanwhile, the main problem of this research is how extent the management and development of Borobudur based on the principles of visitor management. The methods which is used in this research based on quantitative and qualitative approach. A of qualitative approach refer to the method which explain and analyse the data using some theory and concept, while quantitative approach refers to the method which measure and analyse the data using quantitative (statistical) analysis. The findings indicate that the quality of visitor experience was relatively low, as indicated from the relatively low score from visitor and tour operator toward the quality of visitor experience and the matching between destination image and the attraction and facilities available in the park/ Borobudur temple. Moreover, it is also found that the effort on minimizing the negative impact towards the resources was not good enough, as indicated from several remarks suggested by visitor and tour operator related zoning regulation, visitor routes and carrying capacity. It can be concluded from this research that the management and development of Borobudur temple was still not in line with the principle of sustainable culture tourism resource management, particularly related to the concept of visitor management.

Kata Kunci : Pariwisata, Pengembangan, Visitor Management


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.