Pemetaan sungai bawah tanah di daerah Semanu, Dusun Gaduhan Gunungkidul Yogyakarta dengan menggunakan metode elektromagnetik Very Low Frequency (VLF) dan magnetik
FOKATEA, Sarman, Dr. Sismanto, M.Si
2005 | Tesis | S2 FisikaAir bawah tanah di daerah karst (batugamping) mempunyai slstem hidrologi yang berbeda dengan daerah non-karstik. Hal ini berhubungan dengan sifat kimia-fisik batugamping yang porus dan mudah larut sehingga dapat langsung meloloskan air hujan yang jatuh di permukaan tanah melalui rekahanrekahan vertikal dan horizontal batuan yang mengakibatkan tidak memungkinkan tertampungnya air dipermukaan secara alamiah. Sedangkan air yang mengalir di bawah permukaan akan terakumulasi dan mengalir dalam suatu pola aliran tertentu sebagaimana layaknya sungai permukaan melalui lorong-lorong gua yang pada akhirnya membentuk sungai bawah tanah. Setiap musim kemarau tiba, timbul masalah kekurangan air di daerah karst karena mengeringnya sungai permukaan di seluruh kawasan tersebut. Salah satu daerah yang memiliki kon disi seperti itu adalah dusun Gaduhan, di kawasan Semanu, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta yang dikenal sebagai kawasan Pegunungan Seribu. Sebenarnya di daerah tersebut banyak terdapat air sungai bawah tanah sekalipun di musim kemarau. Masalahnya keberadaan sungai, yang meliputi posisi dan kedalamannya belum diketahui secara pasti. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode geofisika yaitu metode elektromagnetik very low frequency dan magnetik untuk mengestimasi keberadaan dan kedalaman sungai bawah tanah tersebut. Pengolahan data elektromagnetik VLF digunakan filter rerata bergerak untuk penghalusan dan filter linier Karous Hljet untuk mendeteksi keberadaan sungai, sedangkan kedalamannya diestimasi dengan pemodelan maju VLFMOD. Sedangkan data magnetik diproses dengan menggunakan analisa signal setelah dibawa ke kutub. Secara kualitatif, hasil interpretasinya menunjukan bahwa sungai bawah tanah di dusun Gaduhan cenderung mengalir ke arah barat, dan secara kuantitatif, diduga kedalamannya (175-195) m setelah dikoreksi terhadap ketinggian lubang bor W di Bribin.
Subsurface water in karst area (limestone) has different hydrology system with non-karstic area. It is related to the physic-chemical properties of the limestone, which is porous and dissolves easily, such that the rainwater is able to pass directly through the vertical and horizontal crack, making it naturally impossible to accumulate water in the surface. Moreover, running water in the subsurface will collect and flow in a flowing pattern like that in the Surface-River passing through cave channels that finally forms subsurface river. On dry season, lack of water in the karst area occurs due to waterdryness on the surface river. One of those areas is Gaduhan village, Semanu district, Gunungkidul, Yogyakarta called as Pegunungan Seribu. Actually, in Semanu area, there are a lot of subsurface rivers, even in dry season. The problem is that the position and depth of the subsurface river is not yet known precisely. Therefore, there needs do research by using geophysical method such as electromagnetic very low frequency (VLF) and magnetic to estimate the existence and depth of subsurface river. Processing of VLF data was used moving average filter for smoothing and Karous Hljet linier filter for detecting the subsurface river, whereas to estimate the depth we used VLFMOD forward modeling. The magnetic data was processed by signal analyses method after reduction to pole. The interpretation result qualitatively shows that the subsurface river runs westward and quantitatively the depth of subsurface river is about (175-195) m after correction to the elevation of well W in Bribin.
Kata Kunci : Geofisika, Elektromagnetik VLF, Pemetaan Sungai Bawah Tanah, underground river, VLF, magnetic and karst morphology.