Analisis Gender terhadap program pemberdayaan keluarga miskin
PURWATININGSIH, Dra. Agnes Sunartiningsih, MS
2005 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)Secara umum penelitian ini ingin mengevaluasi Program Pemberdayaan Keluarga Miskin dengan menggunakan prespektif gender. Tujuan dari penelitian evaluasi ini adlah untuk menjelaskan apakah program tersebut telah menjangkau perempuan miskin serta mendiskripsikan bagaimana program tersebut mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan kaum perempuan miskin.Pada akhirnya penelitian ini ingin merumuskan manfaat yang diperoleh perempuan khususnya dalam memperbaiki kondisi dan kualitas hidupnya dan merubah posisi nya dalam struj\ktur masyarakat yang lebih equal dan yang dapat menjamin keadilan bagi pemenuhgan hak hak kaum perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mengggambarkan secara mendalam pengalaman subyektif perempuan dan laki laki dalam pelaksanaan Program Pemberdayaan Keluarga Miskin .Penelitian ini dilakukuan di Kota Yogyakarta yang meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Kotagede,Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan Pakualaman .Penelitian ini melibatkan 50 orang informan ,yang terdiri dari 25 orang laki laki dan 25 orang perempuan yang menjadi anggota Kerlompok Usaha Bersama (KUBE) .Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Tehnik Observasi dan Wawancara mendalam .Tehnik analisis data menggunakan Analisis Gender Model Longwe dengan 5 butir parameter yaitu kesejahteraan ,Akses, Penyadaran, Partisipasi dan kontrol ( kekuasaan ).Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diringkas dan diinterprestasikan. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa keterlibatan perempuan dalam program Pemberdayaan Keluarga Miskin belum dapat meningkatkan kesejahteraannya .Tingkat pendapatan,kualitas gizi,kesehatan,pendidikan tidak berubah..Demikian pula tidak terjadi peningkatan tabungan keluarga apalagi pengembangan usaha.Akses terhadap sumber daya mengalami peningkatan baik bagi laki laki maupan perempuan ,namun laki laki lebih banyak memanfaatkan akses tersebut sementara perempuan terhambat oleh kerja domestiknya..serta keterbatasan pengalamanya disektor publik.Program Pemberdayaan Keluarga Miskin juga telah menumbuhkan kesadaran akan perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan gender.Partisipasi perempuan dalam program tersebut lebih banyak sebagai penerima dan pelaksana ,belum menyentuh pada proses pengambilan keputusan ,khususnya dalam pengelolaan Kelompok Usaha Produktif, Kekuasaan /kontrol perempuan terhadap perencanaan dan pengelola an juga masih terbatas, anggota KUBE laki laki memegang kekuasaan yang lebih besar. Berdasar temuan penelitian ini, maka direkomendasikan kepada pengambil kebijakan dan perencana di Dinas Sosial Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Departemen Sosial RI untuk melakukan identfikasi masalah dan kebutuhan praktis dan strategis kaum perempuan sebelum mengadakan penyusunan program. Selain itu juga mengadakan pelatihan sensitifitas gender baik bagi perencana, pengelola maupun kelompok sasaran program tersebut
In general, this research wants to evaluate Poor Family Empowerment Program using genre perspective. Purposes of this research are to explain whether Poor Family Empowerment Program has reached any poor women and to descript how the program accommodates the needs and interest of the poor women. Finally this research wants to formulate benefit obtained by women to improve their life quality and condition and to change their position in more equal societal structure and can assure the justness for compliance of woman rights. This research uses qualitative approach so that more appropriate with the purpose which want to deeply describe about subjective experience of woman and man in implementation of Poor Family Empowerment Program. This research was conducted in Yogyakarta including three subdistricts that are Kotagede, Umbulharjo, and Pakualaman involved 50 informants, which about 25 out of them are men and the others are women who are the members of Collective Work Group (KUBE). The data collected using deep interview and observation technique. Data analysis technique uses Genre Analysis of Longwe Model with 5 parameters, those are: welfare, access, awareness, participation, and control (power). Data collected then was summarized and interpreted. From the analysis, it can be concluded that women involvement in Poor Family Empowerment Program cannot improve their welfare yet. Income rate, nutrient quality, healthy, and education are not changed. Similarly, it is no improvement in family savings, even any business development. Access on any resources have increased either for men or women, but the men have more access whereas the women restricted by their domestic job and their limited experience in public sectors. Poor Family Empowerment Program has also developed awareness on struggle for genre equality and justness. Women participation in the program is more as receptors and executors, not on deciding process, especially in Productive Work Group (KUP) management. The power/opportunity of women in planning and management also limited, the men have much power according to this research finding, therefore, it is recommended to policy maker and planner in Yogyakarta Social Welfare and Citizen Empowerment Service, Social Service of Yogyakarta Province, and RI Social Department to identify problems and practical and strategic needs of women before the arrangement of program. Moreover, it is recommended to carry out genre sensitivity training either for the planner, manager, or objective group of the program.
Kata Kunci : Kemiskinan,Pemberdayaan Keluarga,Gender