Analisa terhadap konflik dan kekerasan antar masyarakat Desa Falahu dan Waibau di Sanana pasca pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara
UMALEKHOA, Imran, Muhadi Sugiono, MA
2005 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional (Magister Perdamaian dan ResPenelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dan kekerasan antar kelompok masyarakat desa Falahu dan desa Waibau di Sanana, dan upaya perdamaian yang dilakukan untuk penyelesaian konflik dan kekerasan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang bersifat kualitatif melalui jenis penelitian deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk melihat, menggambarkan dan menganalisa situasi konflik. Data dan informasi diperoleh dari informen yang mengetahui kondisi dan berada di lapangan pada saat kejadian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa proses penetapan Penjabat Bupati sebagai awal dari pembentukan pemerintahan di Kabupaten Kepulauasn Sula yang baru dimekarkan pada tanggal 25 Januari 2003, sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 ini terjadi pro dan kontra. Pro dan kontra tersebut mengakibatkan konflik terbuka yang melibatkan kelompok masyarakat kedua desa yang berbeda suku. Hal ini, berawal dari kebijakan pemerintah melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.72-270 Tahun 2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kepulauan Sula. Kemudian terjadi pergantian pejabat Bupati melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.72-554 Tahun 2004 tanggal 19 Juli 2004 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Bupati Kepulauan Sula. Selain itu, terjadi pergantian Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Sula melalui Keputusan Bupati Kepulauan Sula Nomor 821.2.23/Kep/01/2004 tanggal 3 September 2004. Dari kebijakan pemerintah tersebut adalah faktor pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Selain itu, adanya akumulasi kepentingan elit, yaitu kepentingan politik, perebutan posisi pejabat Bupati yang melibatkan kelompok masyarakat kedua desa sebagai tempat/desa berasalnya pejabat-pejabat tersebut juga terdapat perbedaan suku, maupun telah ada benih konflik diantara masyarakat kedua desa itu. Hal ini merupakan bangkitnya dendam antar kelompok masyarakat yang sering terlibat dalam perkelahian siswa sekolah antar kedua desa, maupun sering terlibat dalam perkelahian pemuda antar desa. Hal ini menjadi pemicu kekerasan antar masyarakat kedua kelompok tersebut. Faktor-faktor yang menjadi akselerator kekerasan adalah adanya kelompok pendukung, dikembangkan isu etnis/suku, akibat dari kebijakan pemerintah, minuman keras yang merakyat dan adanya aktor-aktor konflik. Kondisi tersebut tidak segera diantisipasi dengan baik oleh pemerintah sehingga pertikaian antar kelompok pendukung segera berlangsung di Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara.
This thesis aims to identify the causing factors of conflicts and violence among Falahu and Waibau villagers in Sanana and peace resolution to solve such conflicts and violence. Method exploited was qualitative through descriptive study. This was aimed to identify, describe, and analyze conflict situations. Data and information were gathered from informants knowledgeable with actual condition in the field during the events. Data were collected through interviews, observations and documentation studies. Results indicated that the appointment process of District Head Official as the beginning of administration establishment in Sula islands district that had recently expanded on 25 January 2003, based on the 2003 Act Number 1 created pros and cons. The pros and cons triggered open conflicts involving people of the two village from different tribes. This was initiated by government policy through the Internal Affairs Minister’s 2003 Decree Number 131.72-270 dated 26 May 2003 on the appointment of District Head Official in Sula islands. The replacement of position District Head Official, then, was performed through the Internal Affairs Minister’s 2004 Decree Number 131.72-554 dated 19 July 2004 on the Resignation and Appointment of the District Head Official in Sula islands. In addition, the replacement of the Local government Secretary in Sula islands district was performed through the Sula islands District Head’s Decree Number 821.2.23/Kep/01/2004 dated 3 September 2004. The triggers factors of such government regulation triggered conflicts. In addition to accumulated elites’ interests, i.e. political interests, the competed position of District Head Official position involving people groups of the two villages as place/village of origins for the officials, there were differences in tribes and conflict seeds living between the two villagers. This generated revenges among people groups seen on fights involving both students and young people of the two villages. This triggered violence of people of the two groups. Factors accelerating violence involved supporting groups, the blow of ethnic/tribal issues, impacts of government regulations, wide-spread alcoholism and conflict actors. Government had not well anticipated such conditions immediately that conflicts between supporting groups were instantly broken in Sanana, Sula Islands district, North Maluku province.
Kata Kunci : Konflik dan Kekerasan,Kebijakan Pemekaran Wilayah, conflict, violence, Falahu villagers, Waibau villagers