Peran status Albumin Perioperatif sebagai prediktor lama rawat inap pascaoperasi Ortopedi di Rumah Sakit Islam Kustati Surakarta
RUSMANTI, Sri, Prof.dr. H.A. Husain Asdie, Sp.PD
2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang: Belakangan ini dua dari beberapa catatan yang kurang pada pasien rawat inap bedah maupun non bedah adalah perihal pengkajian status nutrisi dan penilaian kadar albumin sebagai faktor resiko pascaoperasi. Protein energi malnutrisi pada orang dewasa diketahui semakin bertambah dan sering dilaporkan di beberapa negara, sedangkan di rumah sakit rata-rata terjadi pada 48% pasien umum serta 50% pasien bedah. Upaya pencegahan terhadap masalah ini perlu dilakukan secara seksama melalui pengkajian terhadap status nutrisi pasien mulai saat masuk rumah sakit, pascaoperasi dan selama perawatan. Tujuan: Untuk mengetahui perubahan albumin perioperasi ortopedi, pengaruhnya terhadap status albumin pascaoperasi dan terhadap lama rawat inap (LOS) pascaoperasi serta untuk mengetahui pengaruh status albumin pascaoperasi terhadap lama rawat inap pascaoperasi Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan kohort prospektif jenis observasional. Untuk mengetahui perubahan kadar albumin perioperasi ortopedi menggunakan satu kelompok (n=98). Untuk mengetahui pengaruh defisit albumin dan status albumin terhadap lama rawat inap pascaoperasi menggunakan dua kelompok, kelompok tidak terpapar (defisit albumin > 0,5 g/dL, n=39) dan kelompok terpapar (defisit albumin >0,5 g/dL, n=59). Sedangkan status albumin juga dibagi dalam dua kelompok yaitu status albumin normal ( 3,5 g/dL, n=42) dan status albumin rendah atau hipoalbuminemia (<3,5 g/dL, n=56). Hasil: Setelah tindakan operasi ortopedi terjadi defisit albumin yang bemakna yaitu dari 4,1±0,4 g/dL menjadi 3,4±0,4 (p<0,001). Subyek dengan defisit albumin >0,5 g/dL memiliki risiko 5,3 kali lipat untuk mengalami status albumin rendah atau hipoalbuminemia (OR=5,3, CI=1,9-14,7;p<0,05) dan memiliki risiko 2 kali lipat untuk mengalami rawat inap panjang (OR adjusted=2,1, CI=0,7-6,2,p>0,05). Adapun subyek dengan status albumin rendah (hipoalbuminemia) memiliki risiko 3,8 kali lipat untuk mengalami lama rawat inap panjang (OR adjusted=3,8, CI=1,3-11; p<0,05). Kesimpulan: Besar defisit albumin pascaoperasi mempunyai pengaruh terhadap status albumin pascaoperasi, sedangkan status albumin pascaoperasi mempunyai pengaruh terhadap lama rawat inap pascaoperasi. Keduanya dapat digunakan sebagai prediktor lama rawat inap pascaoperasi ortopedi.
Background: Two of incomplete notes on both operative and non operative inpatients which have recently arisen are nutrition status study and albumin level evaluation as factor of postoperative risk. Malnutrition of energy protein among adults is increasing and frequently reported in some countries and in hospital and in average this happens to 48% of general patients and 50% of operative patients. Efforts to overcome this problem need to be made by conducting detailed observation on nutrition status of patients from arrival to hospital, postoperation and during treatment. Objectives: To identify albumin deficit of orthopaedic perioperation, its effect to postoperative albumin status and postopertive length of stay and to identify effect of postoperative albumin status to postoperative length of stay. Methods: The study used observational prospective cohort design. A group (n=98) was used to identify change of orthopaedic perioperative albumin level. Two groups; non exposed group (albumin deficit £ 0.5g/dL, n=39) and exposed group (albumin deficit > 0.5g/dL, n=59), were used to identify effect of albumin deficit and status of albumin to postoperative length of stay. Albumin status was also divided into two groups, i.e. normal albumin status (³3.5g/dL, n=42) and low albumin status or hypoalbuminemia (<3.5g/dL, n=56). Results: After treatment of orthopaedic operation, there was significant albumin deficit from 4.1± 0.4g/dL to 3.4 ± 0.4 (p<0.001). Subject with albumin deficit ³ 0.5g/dL had risk 5,3 times for low albumin status or hypoalbuminemia (OR=5.3, Cl=1.9-14.7;p<0.05) and 2 times for longer inpatient stay (OR adjusted=2.1, Cl=0.7-6,2;p>0.05). Whereas subject with low albumin status (hypoalbuminemia) had risk 3.8 times for longer inpatient stay (OR adjusted = 3.8, Cl=1,3-II;p<0.05). Conclusion: Level of perioperative albumin deficit affect postoperative albumin status, where as postoperative albumin status affect postoperative length of stay. Both could be used as predictor of orthopaedic postoperative length of stay.
Kata Kunci : Gizi,Albumin dan Nutrisi, orthopaedic operation, albumin, hypoalbuminemia, postoperative length of stay