Penanganan konflik vertikal masalah tanah dan implikasinya terhadap Ketahanan Sosial Budaya :: Studi di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
USMAN, Dr. Purwo Santoso
2005 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya konflik vertikal masalah tanah di Kabupaten Lombok Timur, pola-pola penanganan konflik serta implikasinya terhadap ketahanan sosial budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deckriptif kualitatif uyaitu mendeskripsikan faktor-faktor yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Teknik pengumpulan data dala penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya konflik vertikal masalah tanah di Kabupaten Lombok Timur, selain karena inkonsistensi aturan main yang ada, juga karena ketimpangan struktur yang berwujud pada kuatnya dominasi negara/pemerintah, sebaliknya lemahnya posisi rakyat yang berakibat pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat. Sedangkan pola-pola penanganan konflik yang digunakan adalah pola-pola yang mengedepankan musyawarah mufakat, seperti negosiasi dan mediasi. Kalaupun digunakan pola lain, seperti arbitrase dan litigasi karena pola negosiasi dan mediasi mengalami jalan buntu/tidak membuahkan hasil. Dengan digunakannnya pola-pola penanganan yang melibatkan dan memberdayakan masyarakat seperti musyawarah mufakat yang ada dalam negosiasi dan mediasi, niscaya akan berimplikasi pada terciptanya kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong terwujudnya ketahanan sosial budaya daerah sebagai pilar penyangga terciptanya ketahanan nasional di bidang sosial budaya khususnya dan ketahanan nasional pada umumnya.
This Research was aimed to describe and illustrate the factors that caused incidence of vertical conflicts on land problem at East Lombok regency, the patterns being used in settlement the conflict and its implication toward socio-cultural resilience. The methods that used in this research was descriptive qualitative method. This method was describe factors that related with the thorough problems, further data that achieved was analyzed in a qualitative manner. Technique that used to collect the data were documentation, interview and observation. The result of research indicate that factor that caused incidence of vertical conflicts on land problem at East Lombok regency, in addition cause the existence of rule of play that inconsistent, also cause by unbalanced of structur that shape to the strength domination of the government and on the contrary the weakly of people position that consequence to inadequate basic needs of people. While the settlement patterns being used was the patterns that more placing forward the willingness (negotiation and mediation). If it used other patterns as arbitration and litigation that because negotiation and mediation was dead lock. By used the settlement patterns that involve and empowerment of society as willingness that exist on negotiation and mediation, its will be implicated to happened of socio-cultural condition of society that further will support the existence of socio-cultural resilience of region as a supported-pillar of the existence of national resilience in the sector of social-cultural especially and that of national resilience in generally.
Kata Kunci : Ketahanan Sosial Budaya,Penanganan Konflik,Musyawarah, Settlement of Conflict, Willingness, Socio-Cultural Resilience