Sikap pemilih pemula ditinjau dari kampanye negatif, profil Calon Presiden, dan jenis kelamin

SUYONO, Hadi, Dr. Thomas Dicky Hastjarjo

2005 | Tesis | S2 Psikologi

Selama ini kampanye negatif sering disalahartikan sebagai black propaganda dalam kancah politik di Indonesia. Black propaganda merupakan penyampaian informasi dengan data-data tidak akurat dan cenderung memfitnah yang diberikan kepada publik dengan tujuan untuk menjatuhkan lawan politik. Penafsiran tersebut merupakan penafsiran yang tidak tepat. Pengertian yang benar dari kampanye negatif adalah memberikan saluran untuk mengemukakan kritik dan menyatakan kelemahan-kelemahan kandidat secara benar, akurat, dan berdasarkan fakta. Kampanye negatif bermanfaat untuk memberikan pertimbangan pada pemilih guna menentukan sikap untuk memilih kandidat secara tepat. Sikap pemilih pemula tersebut juga melibatkan pengaruh profil calon presiden dan jenis kelamin. Sebanyak 480 mahasiswa menjadi subjek penelitian terbagi dalam enam belas kelompok. Subjek adalah mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dengan ciri-ciri berusia 18 sampai 21 tahun. Subjek terdiri dari subjek laki-laki dan wanita diberikan perlakuan isu penyerangan dan profil calon presiden; karakter penyerangan dan profil calon presiden; isu penyerangan, karakter penyerangan, dan profil calon presiden; penyatuan karakter dan isu penyerangan, serta profil calon presiden. Setelah subjek diberikan perlakuan baru mengisi skala sikap. Hasil analisis data menggunakan anava 3 jalur menunjukkan interaksi antar FABC dengan p=0,102 dan p>0,05 maka hipotesis ditolak sehingga tidak ada perbedaan sikap pemilih sebagai akibat dari profil calon presiden, kampanye negatif, dan jenis kelamin; interaksi antar FAC dengan p=0,258 dan p>0,05 maka hipotesis ditolak sehingga tidak ada perbedaan sikap pemilih pemula ditinjau dari kampanye negatif dan jenis kelamin; interaksi antar FBC dengan p=0,314 dan p>0,05 maka hipotesis ditolak sehingga tidak ada perbedaan sikap pemilih pemula ditinjau dari profil calon presiden dan jenis kelamin; interaksi antar FAB dengan p=0,000 dan p<0,01 maka hipotesis diterima sehingga ada perbedaan sikap pemilih pemula yang sangat signifikan sebagai akibat dari kampanye negatif dan profil calon presiden; interaksi antar FA dengan p=0,000 dan p<0,01 maka hipotesis diterima sehingga ada perbedaan sikap pemilih pemula yang sangat signifikan sebagai akibat dari kampanye negatif; interaksi antar FB dengan p=0,000 dan p<0,01 maka hipotesis diterima sehingga ada perbedaan sikap pemilih pemula yang sangat signifikan sebagai akibat dari profil calon presiden, dan interaksi antar FC dengan p=0,202 dan p>0,05 maka hipotesis ditolak sehingga tidak ada perbedaan sikap pemilih pemula sebagai akibat dari jenis kelamin.

During the campaign of the previous presidential election, Indonesian people supposed that negative campaign in the political arena was identical with black propaganda. Black propaganda is the forwarding of information with inaccurate data and tends to libel his/her political rival for the sake of political victory. This is actually an inappropriate interpretation. Negative campaign can truly be understood as the way to express some criticisms and the weaknesses of the candidates accurately, based on the responsible fact. It is useful to give full consideration to the voters in order that they can choose their candidates appropriately. The attitude of the beginner voters involves the influence of the negative campaign, the profile of the candidates of the president, and the sexualities. A treatment was given to 480 beginner voters consisting of students that are divided into 16 groups. The subjects were the students of Ahmad Dahlan University of Yogyakarta with the age of from 18 to 21. The subjects consisting of male and female voters were given a treatment for the issues on the offend and the profile of the candidates of the president; the character of the offend and the profile of the candidates of the president; the offend issues, the character of the offend and the profile of the candidates of the president; the reunification of the character and the offend issues, and the profile of the candidates of the president. The data analysis using three-way ANOVA shows interaction of FABC with p=0,102 and p>0,05, so the hypothesis is rejected and it means that there is no different attitude of the voters resulted from the profile of the candidates of the president, the negative campaign, and the sexualities; interaction of FAB with p=0,00 and p<0,01, so the hypothesis is accepted and it means that there is significant difference of the attitude of the beginner voters as the result of the negative campaign and the profile of the candidates of the president; interaction of FAC with p=0,258 and p<0,05, so the hypothesis is rejected and it means that there is no difference of the attitude of the beginner voters as the result of the negative campaign and the sexualities; interaction of FBC with p=0,314 and p<0,05, so the hypothesis is rejected and it means tha t there is no difference of the attitude of the beginner voters as the result of the profile of the candidates of the president and the sexualities; interaction of FA with p=0,000 and p<0,01, so the hypothesis is accepted and it means that there is significant difference of the attitude of the beginner voters as the result of the negative campaign; interaction of FB with p=0,000 and p<0,01, so the hypothesis is accepted and it means that there is significant difference of the attitude of the beginner voters as the result of the profile of the candidates of the president; and interaction of FC with p=0,202 and p<0,05, so the hypothesis is rejected and it means that there is no difference of the attitude of the beginner voters as the result of the sexualities.

Kata Kunci : Sikap,Pemilih,Kampanye,attitude, negative campaign, profile of the candidates of the president, gender