Eksistensi perempuan dalam Novel Jane Eyre karya Charlotte Bronte :: Tinjauan kritik sastra feminis
RASIAH, Prof.Dr. Siti Chamamah Soeratno
2005 | Tesis | S2 SastraPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan eksistensi perempuan dalam novel Jane Eyre karya Charlotte Bronte, karya sastra Inggris yang muncul pada masa Victoria abad sembilan belas. Konsep eksistensi yang dimaksud adalah eksistensi yang dinamis, yaitu perempuan hanya dapat dikatakan bereksistensi jika ia mampu berbuat, menjadi, dan merencanakan kehidupannya. Jadi, eksistensi adalah kemandirian, terbebas dari penindasan dan dominasi manusia lain. Dalam masyarakat Victoria, perempuan dipandang sebagai objek yang tergantung pada laki- laki, apakah itu suami, kakak, paman, atau ayah. Tuntunan adat dan budaya yang mengharuskan perempuan untuk tunduk dan patuh serta rajin memelihara domestisitas, menjadikan perempuan terbelakang, tertindas, dan tidak mandiri dalam segala hal. Sebaliknya, Laki- laki dipandang sebagai warga kelas satu yang berkuasa. Jane Eyre memuat persoalan perempuan dalam masyarakat Victoria yang ingin menunjukkan eksistensinya sebagai manusia yang sama dengan laki- laki. Persoalan itu diungkapkan melalui tokoh utama Jane Eyre yang berjuang untuk mendapatkan kesetaraan kedudukan dan menghindari penindasan. Dalam hirarki kelas sosial, dia berjuang melawan dominasi patriarkhis. Empat tokoh sentral lakilaki yang mengancam keinginan Jane Eyre mendapatkan kebebasan dan kesetaraan kedudukan adalah John Reed, Mr. Broklehursrt, Mr Rochester, dan Saint John Rivers. Masing-masing tokoh mencoba menempatkan Jane pada posisi yang submisif. Untuk mencapai kebebasan itu, Jane Eyre harus melepaskan diri dari John Reed, menyingkirkan Mr Broklehurst, menolak menikahi Saint John Rivers, dan kembali kepada Rochester dan menikah setelah menyepakati kesamaan kedudukan sebagai manusia. Kritik sastra feminis digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini. Analisis ini digunakan untuk meninjau gambaran serta potensi yang dimiliki perempuan dalam novel Jane Eyre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran serta potensi yang dimiliki perempuan dalam Jane Eyre mengindikasikan perempuan telah bereksistensi dalam arti yang sesungguhnya. Perempuan mampu tampil sebagai subjek sejati yang mandiri, terbebas dari dominasi manusia lain (laki-laki). Pendidikanlah yang mewujudkan perempuan menjadi manusia yang mandiri. Pendidikan menjadi ajang perbaikan kualitas intelektual dan kepribadiannya, sehingga keberadaannya di masyarakat menjadi dipertimbangkan, terutama dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial.
This study is purposed to investigate the existence of women in Charlotte Bronte’s Jane Eyre, an English novel which appeared in Victorian period nineteenth century. The concept of existence is a dinamic existence; that is women can be said exist if she can be able to act, to be, and to plan her life. So, existence is independence, released from oppression and domination from others. In Victorian society women were supposed to be object who dependent to man, whether dependent to husband, brother or uncle. Culture demand of women obligation to be dociled, submissived, and given much attention to domesticity circle made women to be stood in backside, oppressive, and dependent. In contrast, man were supposed to be the first class, who dominating. Jane Eyre exposed about women problem in Victorian society, who wants to exist as a subject as man do. It is embodied through the protagonist female character Jane Eyre. She struggles continually to achieve equality and to overcome oppression. To class hierarchy, she must fight against patriarchal domination. Four central male figures threaten her desire for equality were John Reed, Mr Broklehurst, Mr. Rochester and Saint John Rivers. Each tried to keep Jane in a submissive position. In her quest for independent, she must escape from John Reed, evacuate Mr. Broklehurst, reject Saint John Rivers, and come to Rochester only after ensuring that they are marry as equals. Feminist Literary Criticsm is used to be the means of analysis in this study. It is used to explore about the picture of women and their potention (competence) in novel Jane Eyre. The result showed that the women picture and potention in Jane Eyre indicated women has existed as human being in exact meaning. Women could be able to exist as independent subject, released from domination of others (man). Education has realized women position as independent subject. Education is to be the powerfull medium in increasing self-qualities for women, either for intelectual and personality. Therefore, the existence of women in society to be considered, particularly in her position as human being.
Kata Kunci : Novel Jane Eyre,Kritik Sastra Feminisme, Women, Existence, Feminism.