Laporkan Masalah

Tindak kekerasan dan perlindungan diri anak jalanan perempuan kota Yogyakarta

ANDARI, Soetji, Prof.Dr. Tadjuddin Noer Effendi

2005 | Tesis | S2 Sosiologi

Membuat satu definisi utuh tentang kekerasan bukanlah suatu yang mudah dilakukan karena manusia mempunyai dua cara pandang yang berbeda yaitu secara obyektif dan subyektif. Masing-masing memiliki standar nilai yang berbeda dalam memilah-milah kekerasan berdasarakan tingkatan dan faktor-faktor penyebabnya. Perbedaan dalam menentukan hal apa saja yang dapat dikatagorikan sebagai tindak kekerasan. Kekerasan menurut Johan Galtung menekankan pada aspek perilaku, strukur dan kultur. Sedangkan kekerasan sendiri berasal dari bahasa Latin violentia yang berarti kekerasan, keganasan, kebengisan, kehebatan, kekejaman, kebuasan dan perkosaan. Pada penelitian tentang kekerasan terhadap anak jalanan perempuan Riset menggunakan metoda kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian mencari data mengenai tindak kekerasan yang pernah dialami oleh anak jalanan perempuan melalui wawancara mendalam dengan anak-anak jalanan yang berusia 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka tidak menyadari kalau itu merupakan suatu tindak kekerasan. Mereka pernah melangalami bentakan, pukulan bahkan perkosaan. Akan tetapi dalam persepsi mereka, perlakuan buruk yang mereka dapatkan itu merupakan hal yang wajar dan bukanlah suatu tindakan kekerasan. Persepsi semacam ini tidak lepas dari pemahaman mereka tentang nilai-nilai sosial, norma-norma, kesopanan dan kebiasaan hidup mereka. Kekerasan terhadap anak jalan perempuan ini bermula dari kekerasan yang terjalin dalam keluarga mereka sendiri. Sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah karena masalah tersebut. Tidak adanya perlindungan orang dewasa ataupun perlindungan hukum terhadap anakanak ini menjadikan anak-anak tersebut rentan terhadap kekerasan. Mereka sering mendapat kekerasan dari orang yang lebih dewasa, anak jalanan lain bahkan dari oknum aparat. Upaya perlindungn diri untuk menghindari dari tindakan kekerasan pada anak jalanan perempuan biasanya mereka berusaha untuk membentuk kelompok anak jalanan dengan memiliki ciri khas yang dimiliki oleh anak jalanan tersebut. Untuk memberdayakan anak jalanan kembali ke masyarakat merupakan hal yang sulit, karena mereka sudah terbiasa hidup dengan norma mereka sendiri yang seringkali tidak sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.

Its not easy to make an intact of violence because human have two different kinds of view, objective and subjective view. Each of them has its own standards in classifying violence based on its grades and its factors. They also have different values of what can be classified as violence is. Violence according to Johan Galtung have behavior, culture and structure. Basically, the word violence came from Latin violentia which means crudeness, harshness, fierceness, greatness, viciousness, ferocity, and violation. There was a research about violation upon girl drifters in Yogyakarta using phenomenologist approach of qualitative method. Researcher tried to find information about violence experiences that ever happened to them as much as possible through intense interview with girl drifters who’re aged less than 18 about their past experiences. From the final result, researcher found than many of them had become violence victim but they didn’t realize that those treatments were crime. The were often being snapped, being hit and even being raped but in their perception, those bad treatments they received were just the way itu should be and it’s not a crime. This perception was influenced by their understanding on social values, norms, politeness and way of life. Violence through these girls was born out from violence on their family. many of them left their house because of it. These children became susceptible from any kind of violence since there is no clear regulation that can protect them. They often get violation from elder people, from other community, or even from state apparatus. To defend their selves, they usually formed a group that consist of girl drifters. Bringing them back to society became a difficult thing to do because these girl had been living with their own norm which often unsuitable with society norm.

Kata Kunci : Anak Jalanan Perempuan,Kekerasan,Perlindungan Diri


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.