Konflik perambahan kawasan hutan dan implikasinya terhadap ketahanan wilayah :: Studi kasus di Kawasan Hutan Kontu Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara

NDIMURI, Samaul Bait, Noegroho Amien Soetiarto, SH.,M.Si

2005 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Perambahan kawasan hutan Kontu telah memicu terjadinya kerusakan hutan serta telah melahirkan konflik antara masyarakat perambah dengan pemerintah (konflik vertikal). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mendorong masyarakat melakukan perambahan kawasan hutan Kontu, faktor-faktor pemicu lahirnya konflik dan bentuk konflik perambahan kawasan hutan kontu, serta implikasinya terhadap ketahanan wilayah di Kabupaten Muna. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan Kontu Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, menggunakan metode kualitatif. Data terdiri dari data primer dan data sekunder, dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara serta dokumentasi. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan alur kegiatan yakni reduksi, display atau penyajian, mengambil kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mendorong masyarakat melakukan perambahan kawasan hutan Kontu adalah desakan akan pemenuhan kebutuhan hidup, kecemburauan dan rasa tidak puas masyarakat serta klaim historis masyarakat bahwa kawasan hutan Kontu adalah tanah ulayat masyarakat adat Watoputeh. Faktor pemicu lahirnya konflik adalah tidak adanya tindaan preventif dari pemerintah, tindakan koersif pemerintah dalam mengatasi perambahan kawasan hutan serta inkonsistensi pemerintah dalam pelaksanaan undang-undang. Bentuk konflik yang terjadi adalah konflik terbuka (manifest) yang melibatkan masa rakyat dengan pemerintah (vertikal). Konflik yang terjadi akibat perambahan kawasan hutan Kontu ini berimplikasi negatif terhadap ketahanan wilayah di Kabupaten Muna.

Forest shift cultivation of Kontu forest area had emerged forest degradation and a conflict beetween shift cultivator society and the local goverment. This recearch ment to know the factor that caused the lokal society executed the forest shift cultivation in Kontu forest area, the factor that cause conflict and its form, also the implication to territory resilience of Muna Regency. This research conducted in Kontu Forest area at Muna Regncy, Southeast Sulawesi, using Qualitative method. Data consist of primer and secondary data, gained by observation by aktivities series of reduction, display and took conclusion or verification. Result of the research showed that the factor that supporting the society executing shift cultivation of Kontu forest area were the need of life, envious, unsatisfaction of the society, and historical claim of the society that Kontu forest area was the custom territory of Watoputeh society. The caused factors of the conflict were there was no preventive way from the local government, coercive way of local government in solving forets shift cultivation also because the inconsisten of the local government in manifesting the laws. The from of the conflict was manifest conflict that involve the mass of the society and the government. The conflict cause negative implication to the territory recilience of Muna Regency.

Kata Kunci : Konflik, Perambahan Hutan, Ketahanan Wilayah, Conflict, Forest shift cultivation, Territory resilience