Skrining bakteri asam laktat untuk pengikatan aflatoksin B1
SIMANJUNTAK, Rosnawyta, Dr.Ir. Endang S. Rahayu
2005 | Tesis | S2 Ilmu dan Teknologi PanganPenelitian tentang penggunaan mikrobia untuk pengikatan atau untuk reduksi aflatoksin telah banyak dilaporkan, termasuk penggunaan bakteri asam laktat. Beberapa strain bakteri asam laktat dapat menghilangkan toksin dari media cair dengan pengikatan secara fisik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) untuk memperoleh bakteri asam laktat yang dapat mengikat aflatoksin B1. (2) mempelajari pengaruh pencucian dan sonikasi terhadap stabilitas kompleks bakteri asam laktat/aflatoksin B1. (3) mempelajari pengaruh pH terhadap pengikatan aflatoksin B1. Isolat bakteri asam laktat yang digunakan adalah isolat dari growol, tape singkong, dadih, tempe, isolat yogurt, dan isolat dari material intestin bayi. Untuk analisa aflatoksin digunakan alat HPLC. Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa isolat Lactobacillus acidophilllus SNP-2 (isolat dari material intestin bayi), Streptococcus thermophillus FNCC- 0040 dan Lb. bulgaricus FNCC-0041 (isolat yogurt), Lb. plantarum FNCC-265 (growol), Lb. plantarum pentosus FNCC-249 (tape singkong), Lactobacillus sp Dad-13 (dadih), Lactobacillus sp RS-12 (air rendaman kedelai dalam pembuatan tempe) dapat mengikat aflatoksin B1 sebesar 61,85%; 31.09%; 37,56%; 28,52%; 9,33%; 26,12% dan 7,21% secara berturut-turut. Ikatan yang terjadi antara bakteri asam laktat dengan aflatoksin B1 kurang stabil dengan pencucian. Sonikasi yang dilakukan setelah pencucian lima kali tidak mengakibatkan lepasnya aflatoksin B1. Perlakuan pH (3,0 - 7,3) mempengaruhi pengikatan aflatoksin B1 oleh bakteri asam laktat.
Several microorganisms have been reported to bind or degrade aflatoxins in food and feed include lactic acid bacteria. Spesifik lactic acid bacteria strain remove toxin from liguid media by physical binding. The objectives of this study were (1) to find lactic acid bacteria that can bind aflatoxin B1. (2) to examine effect of washing and sonication on stability of the lactic acid bacteria/AFB1 complexes formed. (3) to study the effect of pH on aflatoxin B1 binding. Lactic acid bacteria isolate are used in the fermented food (growol, tape singkong, dadih, tempe and yoghurt) and lactic acid bacteria as agensia probiotic. The amount of unbound aflatoxin B1 was quantitated by HPLC. In this research Lactobacillus acidopilus SNP-2 (isolate material intestin bayi), Streptococcus thermophillus FNCC-0040 and Lb. bulgaricus FNCC-0041 (isolate yoghurt), Lb. plantarum FNCC-265 (growol), Lb. plantarum pentosus FNCC-249 (tape singkong), Lactobacillus sp Dad-13 (dadih), Lactobacillus sp RS-12 (tempe) bound AFB1 61,85%; 31,09%; 37,56%; 28,52%, 9,33%; 26,12% and 7,21% respectively. When washing lactic acid bacteria/AFB1 complexes, variable amount of AFB1 bound by the bacteria were released back into solution. Sonication did not release any detectable AFB1 from bacterial pellet that had been washed five time with phosphate buffer saline. pH medium (3,0 to 7,3) affect binding of aflatoxin B1.
Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat,Pengikatan,Aflatoksin B1,Binding, lactic acid bacteria