Laporkan Masalah

Analisis kinerja jaringan jalan Kota Bandung setelah beroperasinya Flyover Pasupati dan Flyover Kiaracondong

LUMBA, Pada, Dr.Ir. Sigit Priyanto, M.Sc

2005 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Untuk mengurangi tingginya tingkat kemacetan di Kota Bandung maka dibangunlah Flyover Pasupati dan Flyover Kiaracondong. Penelitian ini menitikberatkan pada pola pergerakan arus lalulintas setelah beroperasinya Flyover dan memprediksi pola pergerakan arus lalulintas 5 tahun ke depan serta mencari skenario penanganan terbaik untuk mengatasi permasalahan transportasi yang terjadi. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa model tahun dasar yang digunakan adalah model dasar pada kondisi tahun 2005. Sebagai tahap awal pada proses ini adalah dengan membuat jaringan jalan di Program TFTP 97 yang disesuaikan dengan kenyataan sebenarnya, termasuk untuk penentuan titik centroid yang merupakan awal dan akhir suatu perjalanan. Input Land Use pada TFTP 97 yang dimasukkan dalam penelitian ini berupa data Trip Generation (Origin dan Destination) yang menunjukkan besarnya permintaan perjalanan, dan pada tahap selanjutnya dilakukan proses pembebanan terhadap jaringan jalan. Dari hasil pembebanan dengan Program TFTP 97 pada kondisi eksisting, kondisi skenario 1 dan kondisi skenario 2 menunjukkan adanya beberapa ruas jalan yang mempunyai derajat kejenuhan di atas 0,75 dengan trafic density jaringan jalan pada masing-masing skenario sebesar 55 %, 56 % dan 63 %. Untuk meningkatan kinerja jaringan jalan pada skenario 1 dan skenario 2 dilakukan skenario penganganan terbaik yakni skenario 3 berupa penanganan dengan meningkatkan kapasitas ruas jalan pada jaringan jalan tahun dasar yang merupakan penanganan untuk skenario 1 dan skenario 4 berupa pembangunan Flyover baru yang merupakan penanganan untuk skenario 2. Hasil pembebanan pada skenario 3 dan 4 menunjukkan adanya peninkatan kinerja jaringan jalan yang dapat dilihat dari traffic density yang terjadi masing-masing sebesar 52 % dan 60 %. Hasil perhitungan biaya kemacetan menunjukkan bahwa Jalan Cihampelas mempunyai biaya kemacetan yang paling tinggi dibandingkan jalan lainnya terutama ruas jalan di sekitar Flyover.

To overcome congestion in the center of Bandung Pasupati and Kiaracondong Flyover are built. In the relation with that conditions this research has main purpose to investigate the traffic pattern after the Flyovers are operated and the investigation concern with the prediction of traffic pattern for the next 5 years and therefore the best solution can be found out. In this reseach basic model was assumpted of conditions of 2005. Developing the road network is first step in TFTP 97 Program, it should be suitable real field condition, include certain of centroid that are start and end of the journey. Input land use in TFTP 97 Program in this model is used trip generation data showing the number of journey demand, and next step is to run the road network. The results of running TFTP 97 Program for existing condition, scenario 1, scenario 2 show number of road around of Flyover have traffic density above 0.75 and each traffic density of the scenario are 55 %, 56 %, 63 %. To increase performance the road network for scenario 1 and scenario 2 are done by developing the best scenario namely increase capacity of road for basic the road network as scenario 3 for increase performance scenario 1 and scenario 4 are done by constructions new Flyover for increase performance scenario 2. Traffic density for scenario 3 and 4 for each scenario are 52 % and 60 %. Results of congestions cost show that Cihampelas street have highly congestion cost are compared the other road especilally around the Flyover.

Kata Kunci : Transportasi, Kinerja Jaringan Jalan, Flyover.pasupati, kiaracondong.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.