Laporkan Masalah

Perkembangan permukiman transmigrasi pola nelayan lokasi Jaboi Kota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

RIYANTO, Widaryono Budi, Prof.Ir. Nindyo Soewarno, M.Phil.,Ph.D

2005 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Sasaran penyelenggaraan program transmigrasi adalah meningkatkan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian, dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Untuk mencapai sasaran tersebut maka transmigran perlu mendapatkan pembinaan. Pembinaan dilakukan dalam tahapan tertentu dengan target yang hendak dicapai. Pada umumnya suatu lokasi transmigrasi dibina oleh instansi terkait dalam waktu 5 tahun. Namun permukiman transmigrasi Jaboi memerlukan pembinaan selama 8 tahun. Pembinaan yang terlalu lama ini menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pencapaian tingkat perkembangan permukiman transmigrasi pola nelayan lokasi Jaboi di Kota Sabang dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tingkat perkembangan tersebut. Tingkat perkembangan permukiman transmigrasi Jaboi diukur berdasarkan Keputusan Menteri nomor 269/men/1984 tentang kriteria tingkat perkembangan/keberhasilan minimal Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Sebagai pembanding, tingkat perkembangan permukiman transmigrasi Jaboi juga diukur berdasarkan kriteria dari Departemen Dalam Negeri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multi temporal, yaitu mengamati tingkat perkembangan permukiman yang terjadi dalam periode waktu-waktu tertentu. Tingkat perkembangan permukiman tersebut telah ditentukan kriterianya. Informasi mengapa fenomena perkembangan tersebut terjadi digali dari data sekunder, data primer hasil wawancara, dan pengamatan lapangan. Permukiman transmigrasi Jaboi di Kota Sabang baru dapat diserahkan kepada pihak Pemerintah Daerah setelah menjalani pembinaan selama 8 (delapan) tahun. Waktu pembinaan ini lebih lama 3 tahun dari target waktu yang ditentukan. Hal ini disebabkan adanya beberapa target bidang pembinaan yang belum tercapai sehingga waktu pembinaan diperpanjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tingkat perkembangan adalah kondisi fisik alam, sumberdaya manusia transmigran, pola pembinaan. Tingkat perkembangan berdasarkan kriteria Departemen Dalam Negeri, permukiman transmigrasi Jaboi baru mencapai tingkat desa swadaya mula. Pembelajaran dari penelitian ini adalah bahwa penyelenggaraan program transmigrasi nelayan harus ada keselarasan antara sumberdaya manusia transmigran, fisik lokasi, dan program pembinaannya..

The goals of transmigration program implementation was to improve the ability and productivity of the transmigrants, to construct self-reliance and to create integration in transmigration settlement (TS), thus the economics and cultures could grow and develop sustainably. In order to reach those goals, the establishment of the transmigrants was needed. The establishment is undertaken on certain phase along with the target that should be reached. Generally, TS is established by related institution for 5 years. The aim of this research was to find out the achievement of the settlement development level of fishery type transmigration, and the factors that affected the achievement level. The development level is measured by using Ministry of Transmigration Decree No.269/men/1984 regarding the criteria of minimum development level of Transmigration Settlement Unit (TSU). As a comparison, development level of Jaboi TS measured by the criteria used in the Ministry of Home Affairs Department as well. The method used in this research was qualitative-descriptive. The analysis was multi-temporally, which observed the existing TS’s development in specific periods. Information of the development phenomenon was obtained from interview as primary data, secondary data, and field observation. The Jaboi TS was handed over to the Local Government after 8 years establishment. It was 3 years longer than scheduled time and spent a lot of times, energy and cost. This condition was caused by some section targets of establishment could not achieved. The factors that affected the development level achievement were physics natural condition, human resources, and establishment model. Based on the second criteria, the Jaboi TS development level was still in early self-reliance village (desa swadaya mula). The lesson from this reaserch was there should be a conformity among human resources, physic natural condition, and establishment program in the implementation of transmigration program.

Kata Kunci : Permukiman Transmigrasi,Transmigran Nelayan,Perkembangan, transmigration settlement, fishery type, establishment


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.