Potensi retribusi rumah potong hewan dan pasar hewan di Kabupaten Lombok Tengah

PRIHONO, Drs. Pangestu Subagyo, MBA

2005 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Provinsi Nusa Tenggara Barat dikenal sebagai daerah sumber ternak potong khususnya ternak sapi di Indonesia baik untuk dalam bentuk sapi potong maupun dalam bentuk bibit sapi. Sebagai sumber ternak sapi potong melayani permintaan dari pulau Jawa khususnya Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat di mana ternak sapi potong merupakan komoditas unggulan karena potensi wilayah yang mendukung. Usaha ternak potong mampu memberikan sumbangan kepada penerimaan asli daerah melalui retribusi rumah potong hewan dan retribusi pasar hewan di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi retribusi rumah potong hewan (RPH) dan pasar hewan serta untuk mencari alternatif upaya peningkatannya di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian menggunakan metoda deskriptif dengan analisis data sekunder tahun 1999 sampai 2004 yang diperoleh dari berbagai sumber data. Analisis dan pembahasan dilakukan terhadap realisasi dan potensi retribusi serta upaya-upaya untuk meningkatkan retribusi. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam tahun 2004 potensi retribusi rumah potong hewan sebesar Rp52.697.200,- dengan realisasi Rp29.339.000,- atau 55,67%. Potensi retribusi pasar hewan sebesar Rp73.000.750,- dengan realisasi Rp39.600.000,- atau 54,25%. Rendahnya realisasi retribusi dikarenakan oleh rendahnya pelayanan pada obyek retribusi, rendahnya kemampuan dan kesadaran subyek retribusi untuk membayar retribusi, rendahnya intensitas pemungutan dan terjadinya kebocoran retribusi. Dari hasil analisis potensi retribusi dan analisis faktor-faktor penyebab rendahnya realisasi retribusi dibandingkan dengan potensi retribusi, diketahui bahwa peningkatan penerimaan retribusi RPH dan pasar hewan masih dapat dilakukan dengan upaya intensifikasi retribusi yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan dan aspek ketenagaan.

West Nusa Tenggara Province is well know as source area of beef cattle in Indonesia, especially cow, whether as beef cattle or breed cattle. This province serve demand from Java Island, especially West Java and DKI Jakarta province. Centre Lombok regency is one of regency in West Nusa tenggara where beef cattle is main commodity becouse potency of the region support that. Beef cattle enterprise give contribution to local original income through retribution of animal slaughter house (RPH) and animal market in Centre Lombok regency. This research is purposed to understand potency of animal slaughter house retribution and animal market retribution and to find alternatif effort to increase retribution above in Centre Lombok regency. This research use descriptive methode with secundary data analysis from year 1999–2004 that is collected from variouse data resources. Analysis and discusstion is performed toward realization and potency of retribution and effort to increase retribution. The result in analysis show that in 2004, potency of animal slaughter house retribution amount to Rp52,697,200 with realization amount Rp29,339,000 or 55.67%. Potency of animal market retribution amount to Rp73,000,750 with realization amount Rp39,600,000 or 54.25%. The low of retribution realization is cause by low in service of the retribution object, low of capability and awareness of retribution subject to pay retribution, low of collecting intensity and there is leak in retribution. From result in potency analysis, it is understood that there is opportunity that feasible to perform to increase retribution of animal slaughter house and animal market in Centre Lombok regency. The increase of retribution of animal slaughter house retribution and animal market retribution is performed by intensification retribution through increase of institution aspect, mamagement aspect and personality aspect.

Kata Kunci : Retribusi Daerah,Rumah Potong Hewan,Pasar Hewan