Pemberdayaan petani melalui kegiatan diversifikasi peternakan rakyat :: Penelitian di desa Karangduwet Kecamatan paliyan Kabupaten Gunungkidul
WINARNO, Prof.Dr. Mudiyono
2005 | Tesis | S2 SosiologiPertanian di Kabupaten Gunungkidul pada umumnya adalah pertanian lahan kering yang hanya dapat ditanami padi sekali dalam setahun pada waktu musim hujan, dan pada musim kemarau lahan tersebut cocok ditanami polowijo. Pada saat panen tiba hasil dari tanaman padi hanya cukup untuk dikonsumsi petani sekeluarga. Bertolak dari kondisi tersebut maka penelitian ini memfokuskan pada pemberdayaan petani melalui kegiatan diversifikasi peternakan rakyat terutama ternak sapi potong kaitannya dengan ketahanan sosial ekonomi keluarga. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun, mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran terhadap potensi yang dimiliki (Gunanto Suryono dkk, 2002), sedangkan pemberdayaan petani meliputi peningkatan daya tawar melalui pengorganisasian, peningkatan pengetahuan melalui pelatihan dan pengajaran lain, pemberian bantuan sarana produksi, introduksi inovasi teknologi, dan penyediaan sarana dan parasarana pendukung lainnya (Nuhfil Hanani AR. et.al, 2003:240). Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif yaitu peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Dari hasil pendapat para informan bahwa secara substansial peternakan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sektor pertanian, karena usaha peternakan merupakan kegiatan sampingan yang sangat diharapkan sebagai sumber penghasilan alternatif dari keseluruhan kegiatan ekonomi produktif. Sebagian besar petani memposisikan ternak sebagai alternatif pembiayaan terakhir untuk kegiatan ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. Pemberdayaan petani melalui diversifikasi peternakan rakyat diharapkan, akan menciptakan ketahanan sosial ekonomi keluarga petani. Ketahanan sosial ekonomi merupakan akses bagi petani pada setiap saat tehadap kecukupan kebutuhan sosial ekonomi. Indikator ketahanan sosial ekonomi diantaranya adalah Pendidikan, kesehatan, perumahan, kebutuhan pakaian keluarga, kebutuhan pangan, dan kegiatan sosial budaya.
Agriculture in Gunungkidul regency is a dry land which only one times be planted riceplant on wet season, and than dry season for crops planted. If the harvest coming so the riceplant only enough to family consumption. That condition make this research who focused on farmer empowerment with diversification of livestock is specially cow interrelated by social economic resistant. Empowering is a the effort to develope, to push, to motivate and get up awareness with their ability (Gunanto Suryono dkk, 2000), the other side farmer empowering is a bargaining increase through organizing, training, product equipment, technology innovation etc (Nuhfil Hanani AR, et.al, 2003:240). Kind of the research be used discription research which developing concept and collecting a fact but are not experiment hypothesis. From the informans ask that livestock is the unit which not separate by agriculture, because livestock is the second effort be hope can alternatif income. Most of the farmer use ranch of the final alternatif cost for social economic activities. Farmer Empowering through lvestock diversification will create social economic resistant. Social economic resistant is an acess for farmer to fulfill their need. Social economic resistant indicator are education, healthy, housing, clothing, food and social activity.
Kata Kunci : Kesejahteraan Sosial, Diversifikasi Peternakan, Pemberdayaan Petani, Agriculture, livestock, Social Economic Resistant.