Media Televisi dan perilaku memilih masyarakat :: Perolehan suara Partai Amanat Nasional pada Pemilu Legislatif dan Amien Rais pada Pemilu Presiden Putaran Pertama Tahun 2004
DARUSSALAM, Prof.Dr. Tadjuddin Noer Effendi
2005 | Tesis | S2 SosiologiMedia massa adalah salah satu kekuatan demokrasi di dalam masyarakat. Media massa dengan kemampuannya mengartikulasikan pesan untuk kemudian dapat diterima masyarakat mampu menciptakan suatu perubahan secara tidak langsung. Salahsatu perubahan yang dapat terjadi karena efek dari media massa adalah perubahan perilaku memilih masyarakat dalam pemilihan umum. Perilaku memilih masyarakat selain dari efek media massa dalam penyampaian pesannya, juga dipengaruhi faktor lain seperti faktor sosiologis, faktor psikologis dan faktor rasionalitas masyarakat. Karena bauran dari berbagai faktor, maka menarik untuk dikaji, bagaimana masyarakat menentukan pilihannya dalam pemilihan umum legislatif maupun pemilihan umum presiden. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menjelaskan proses pembentukan perilaku memilih dengan meggunakan pendekatan komunikasi massa didalam komunikasi politik antara praktisi politik dengan masyarakat atau konstituennya. Pendekatan komunikasi massa yang dimaksud terutama, pada pengaruh televisi didalam melakukan pencitraan terhadap pesan yang dibawa didalam pemberitaannya, baik terhadap partai politik maupun terhadap pasangan calon presiden. Selain itu pengaruh terhadap masyarakat dengan agenda setting media menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dalam perilaku memilih masyarakat. Pengaruh media massa ini nantinya akan dilihat dari pemaknaan data kuantitatif baik data sekunder maupun data primer. Temuan yang diperoleh dari penelitian terhadap partai politik dalam pemilu tahun 2004 dan pasangan calon presiden pada pemilu presiden putaran pertama, yang difokuskan pada perolehan suara Partai Amanat Nasional dan kandidat calon presiden dari partai yang sama yaitu Amien Rais, menunjukkan bahwa, perolehan suara PAN dan Amien Rais tidak signifikan dipengaruhi oleh media televisi. PAN dan Amien Rais memperoleh pencitraan yang baik di media. Secara kuantitatif pun, keduanya cukup sering menjadi sumber berita. Agenda setting partai maupun kandidat, sudah cukup terwakili, namun hal itu tidak menjadi faktor penentu, karena karakter pemilih partai maupun kandidat presiden, banyak memiliki bias, seperti bias kota dan bias pendidikan tinggi. Karakter semacam ini, secara kuantitatif jumlahnya sedikit. Selain itu kondisi pemilih juga diperebutkan oleh partai dan kandidat lain. Rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil penelitian adalah, komunikasi interpersonal partai menjadi bagian yang harus ditekankan. Partai harus membangun struktur kepengurusan yang tangguh dan menyebar, sehingga dapat menjalin komunikasi yang lebih baik. Kader partai diharapkan dapat bersentuhan dengan masyarakat. Media massa terutama televisi dapat digunakan untuk menyuarakan isu-isu, yang efeknya diharapkan meneguhkan pilihan masyarakat terhadap partai maupun kandidat presiden dari partai itu.
Mass media is one among others pillars in democracy. Mass media can articulate and bring the messages to public and make undirect effects. The effect that can be created is the changing of public voting behaviour in general elections. In voting behaviour studies, sociological, psychological and rational choice perspective compete to explain partisan choice. The purpose of this study is to explain the process of voting behaviour establishment with the mass communication approach, especially the influence of the news from television in legislative and presidential general elections. Besides the agenda setting of mass media in influencing public, this study will take the elucidating quantitative datas-secondary or primary. The facts of this study explain that result of political party of Partai Amanat Nasional/PAN and Amien Rais in general elections are not significantly influenced by mass media. PAN and Rais get good image and agenda setting in media, even both have the big portions in television news. In this case, media covering is not decisive factor because of the voting behaviour made by the mixed factors like, the power of leadership, retrospective evaluation of the incumbent and such widely touted sociological factors as religion, ethnicity and social class. PAN and Rais should widely build the party organizational structure to eliminate the weaknesses because of small quantity of voters, prominently from the urban, higher educated, religion biases. Mass media can help in communicating and confirming public preferencies in their voting behaviour.
Kata Kunci : Sosiologi,Perilaku Masyarakat,Pemilu,Media TV